Bab 9 - Pertengkaran

20.5K 1.3K 10
                                    

"Kamu kenapa sih?" Tanya Sandy tidak suka.

"Nggak kenapa-kenapa." Jawab Bella datar.

"Kalau nggak kenapa-kenapa, ngapain kamu kayak tadi?"

"Kayak tadi gimana?"

"Kamu nggak suka sama Mai?" Selidik Sandy.

"Nggak suka gimana?" Bella pura-pura tidak mengerti.

"Kamu ketus sama dia?"

"Masa? Perasaan kamu aja kali, kayaknya biasa aja deh." Memang Bella akui, dia sedikit kekanakan.

Sikapnya terhadap Mai tidak ramah dan cenderung ketus.

Bella tidak suka dengan Mai. Bukan karena Mai jahat, justru karena dia baik, Bella tidak suka.

Bella khawatir Andy akan kembali dengan Mai.

Sandy menghela napas kasar.

Hari ini ulang tahun Sandri. Dia sengaja terbang ke Jakarta untuk hadir dan berharap bertemu dengan Mai. Setidaknya bicara dengannya. Tentang semua.

Harapannya terkabul.

Tadi pagi sebelum Bella datang, Sandy sudah bicara serius dengan Mai. Mereka terbuka satu sama lain dan menyelesaikan ganjalan yang masih tersisa.

Sandy tahu dia belum meminta maaf secara benar ke Mai, tentang apa yang dilakukannya dulu. Sekaranglah saatnya memperbaiki semua.

Sandy tahu tidak akan semudah itu membuat Mai kembali percaya padanya. Hal yang bisa dia minta dari Mai saat ini adalah pertemanan.

Hanya teman.

Walau Sandy tidak menyukainya, tapi dia tahu, ke depan Mai akan kembali percaya padanya.

Semua baik-baik saja antara dirinya dan Mai, sampai kemudian Bella datang dan mengacaukan semuanya.

Sandy sengaja menyingkir dari acara untuk mengajak Bella bicara berdua saja.

Sandy tidak tahu kenapa hari ini Bella bersikap aneh. Pertama dia tidak ramah terhadap Mai, seolah Mai adalah musuhnya. Kedua Bella memonopoli dirinya, sedari tadi dia tidak membiarkan Sandy sendirian.

"Aku harap kamu bersikap sedikit ramah." Pinta Sandy.

"Kenapa? Kamu takut Mai marah?" Ucap Bella tidak suka. Bahkan saat seperti ini, yang Sandy pedulikan hanya Mai.

"Mai tidak akan marah, dia tidak seperti kamu."

"Maksudnya? Aku pemarah?" Bella tidak suka dibanding-bandingkan.

"Bukan, bukan begitu, maksudku..." Sandy segera menyadari kesalahannya. Tidak seharusnya dia berkata seperti itu kepada Bella. Dia hanya meminta Bella bersikap ramah terhadap Mai.

"Aku kesini karena Sandri dan kamu, bukan karena Mai. Aku nggak ada urusan sama dia." Ucap Bella kesal.

"Tapi Mai sudah kami anggap sebagai bagian dari keluarga. Jadi kalau kamu menghormati tuan rumah, seharusnya kamu juga menghormati Mai."

Bella terdiam mendengar ucapan Andy, ternyata benar, Andy masih belum bisa melupakan Mai.

Dia bahkan lebih membela Mai dibandingkan dirinya.

Ditahannya air mata yang hendak jatuh. Ditinggalkannya Andy, Bella berjalan ke arah luar.

"Bella.." Panggil Sandy.

Bella terus berjalan sampai ke depan rumah, dia menyesal meminta Sandri menjemputnya tadi pagi. Sekarang dia tidak punya kendaraan.

Dikeluarkannya ponsel untuk memesan taksi online.

Meine BelleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora