Bab 58 - Trouble in Paradise

14.4K 883 10
                                    

Bella memanjakan indera penglihatannya dengan menatap birunya langit pagi ini. Tidak pernah Bella melihat langit biru sebersih ini. Biru cerah. Gumpalan awan putih berarak pelan mengikuti tiupan angin.

Masya Allah.

Ciptaan-Mu yaa Rabb. Maha Indah.

"Morning, Liebe." Lengan kokoh melingkar di perutnya. Bella menoleh sekilas ke belakangnya. Andy sudah bangun rupanya.

"Morning," jawab Bella dan mengembalikan pandangannya ke hamparan laut biru. Laut biru miliknya, yang terbentang persis di belakang cottage mereka.

Mereka bahkan punya kolam kecil untuk berendam. Selain itu ada tangga ke bawah yang langsung menuju pantai. Mereka bisa berenang sepuasnya, pagi, siang, malam, hanya berdua.

Andy meletakkan dagu di bahu istrinya, mengetatkan rangkulannya. "Beautiful."

"Yeah, soo beautiful," ucap Bella pada keindahan alam yang terpampang di depan matanya. Sepoi-sepoi angin laut menerpa wajahnya.

"I mean you," bisik Andy di telinga istrinya.

Ish. Bella menyikut pelan perut suaminya.

Andy tertawa pelan dan mencium sisi kepala istrinya. "Jadi apa rencana kita hari ini?" tanya Andy.

"Aku ikut kamu aja," jawab Bella, dia tidak punya rencana apapun.

"Good." Andy tiba-tiba mengangkat tubuh Bella dalam gendonganya, bridal style.

"Hey," protes Bella, "Mau ngapain?" Dia mengira Andy akan membawanya ke laut.

"Mau menjalankan rencanaku hari ini," jawab Andy kemudian masuk ke kamar dan menutup pintunya.

"Oya? Apa?" Bella menatap wajah suaminya penasaran. Apa yang akan mereka lakukan di kamar?

"You. Me. Bed." Andy menjatuhkan tubuh istrinya di atas tempat tidur.

Bella tersenyum lebar. Dia tidak mungkin menolak suaminya kan?

***

Liburan selama satu minggu membawa perubahan besar pada Bella. Dia semakin mencintai suaminya dan berjanji tidak akan pernah membaginya dengan perempuan lain. Tidak akan.

Bella tidak mau memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Sekarang dia fokus memikirkan saat ini.

Sepulang dari liburan, Bella berkunjung ke Rumah Qur'an untuk menemui Mai. Dia berhutang permintaan maaf pada sahabatnya itu.

"Ummi...!" seru Aisyah saat melihat Bella di teras rumah, datang untuk menjemputnya. Aisyah memang belajar Al-Qur'an di tempat Mai.

"Assalamu'alaikum, Sayang." Bella membungkuk sedikit untuk memeluk anaknya.

"Wa'alaikumussalam."

Aisyah melepaskan pelukan dan mengajak umminya masuk ke rumah. Bella agak canggung saat melihat Mai berdiri menyambutnya di ruang tamu.

"Belle." Mai mendekat dan memeluk sahabatnya itu. Bella balas memeluk, hatinya sedih karena merasa jauh dari Mai. "Kamu kelihatan sehat, sepertinya liburan kali ini berhasil."

Bella tertawa pelan. Iya, dia memang merasa lebih baik setelah liburan ke Maldives. "Alhamdulillah."

"Kami memasak sesuatu tadi." Mai menggandeng Bella, mengajaknya ke ruang makan.

"Hai, Fatih," sapa Bella pada keponakannya yang sedang duduk menyantap makanannya.

"Hai, Ummi. Aku dan Aisyah membantu Bunda memasak soto. Enak sekali." Sejak kecil gaya bicara Fatih sudah seperti orang dewasa, entah mengikuti siapa. Apa Sandri? Rasanya tidak mungkin.

Meine BelleWhere stories live. Discover now