Bab 31 - Melamar

18.7K 1.2K 60
                                    

Alhamdulillah, sudah setengah juz.

Bella menutup mushaf dan meletakkannya di atas meja kecil di sampingnya. Dia kemudian mengambil ponsel dan membuka aplikasi Whatsapp. Dibukanya grup ODALF (one day half juz) dan mengetikkan laporan di sana.

Bella : Bella ODALF juz 12a kholas

Sebuah senyuman terpatri di bibirnya. Dia belum mampu membaca 1 juz dalam 1 hari, insya Allah ini permulaan yang baik.

Sebenarnya tidak lama untuk membaca setengah juz Al-Qur'an.

Kalau lancar bisa 30 menit. Bisa di baca langsung atau dibagi 2, masing-masing 15 menit.

Nah..

Tidak lama kan.

Kalau kuat baca novel berjam-jam, masa kan ya tidak kuat tilawah Al-Qur'an 30 menit.

Itu yang menjadi pemicu semangat Bella untuk istiqomah tilawah setiap harinya. Hatinya juga lebih tenang, lisannya juga terjaga.

Bella teringat tausiyah gurunya. Perempuan itu memang biasanya mengeluarkan sekitar 20 ribu kata perhari, kalau tidak, ada yang kurang dan mengganjal.

Ha ha, Bella tertawa dalam hati, ada-ada saja.

Nah..

Salah satu cara menyalurkan 20 ribu kata itu, adalah dengan tilawah Al-Qur'an.

Hmm..

Kalau dipikir-pikir, masuk akal juga ya.

Bella mengalihkan pandangan pada hamparan taman bunga di depannya. Cantik sekali.

Rumah ini memiliki halaman belakang yang luas. Alih-alih kolam renang, si empunya rumah nenyulapnya menjadi lautan bunga.

Masya Allah..

Bahagianya menikmati sarapan pagi sambil memandang indahnya ciptaan Allah.

Bella menginginkan taman seperti ini di rumahnya nanti, saat dia menikah.

Degg.

Menikah..

Tiba-tiba Bella teringat Andy. Bagaimana kabarnya sekarang?

"Kak." Marsha menghempaskan dirinya di samping Bella.

Bella terkejut dengan kehadiran adiknya yang tiba-tiba. "Ih, ngagetin deh."

Marsha hanya memberikan cengiran pada wajahnya.

"Ngelamun sih." Tuduhnya.

Bella mendengus pelan dan mengembalikan pandangan pada taman bunga di hadapannya.

"Dicari Mama sama tante Sofi tuh." Ucap Marsha sambil memberi gestur dengan dagunya.

Tante Sofi..

Tante Sofi teman papa, well, sebenarnya bukan tante Sofi, tapi suaminya, oom Ilham yang teman papa. Mereka satu almamater saat kuliah dulu.

Sudah lama oom Ilham pindah ke Jerman dan bekerja di negara ini. Istrinya, tante Sofi, seorang dokter. Tante Sofi yang banyak membantu mereka dalam mengurus pelaksanaan operasi ini. Walau beliau tidak turun langsung, karena bukan bidangnya.

Bella bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik seperti tante Sofi dan oom Ilham, yang mau membantu tanpa pamrih. Bahkan mengijinkan Bella dan keluarganya untuk tinggal di sana.

Papa awalnya menolak karena merasa tidak enak harus merepotkan, tapi oom Ilham bersikukuh. Akhirnya papa mengalah untuk tinggal sementara di rumah oom Ilham, sambil mencari rumah atau apartemen yang bisa di sewa di dekat rumah sakit.

Meine BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang