Bab 32 - Menikah?

18.2K 1.2K 60
                                    

Mudah-mudahan dapet feel-ya :D

Enjoy

-viveramia-

***

"Belle..?" Panggil Sofyan pada anaknya.

Allah..

Bella tidak sanggup.

Tidak sanggup.

***

Bella di sini? tanya Andy dalam hati. Tapi di mana?

Matanya kemudian tertumbuk pada runag periksa di balik tirai.

Apa Bella berada di sana? Berarti dia sudah mendengarkan semua pembicaraan ini dari awal?

"Bella?" panggil Sofyan sekali lagi.

Masih tidak ada suara.

"Biar saya saja Pak." ucap Andy pada Sofyan sambil beranjak dari duduknya. Langkahnya pasti menuju tirai pembatas. Bellanya ada di sana.

Semua mata menuju ke Andy. Menanti dengan was-was akan apa yang terjadi. Sedangkan Bella di dalam merasa takut. Seperti demam panggung, saat akan tampil di depan banyak orang untuk pertama kalinya. Perutnya seperti melilit.

Srett!

Perlahan Andy membuka tirai, sebuah senyuman tercetak di wajah tampannya.

Bella tidak berani menatap wajah Andy yang sudah berdiri di sampingnya. Dia masih teduduk di atas tempat tidur dengan memeluk bantal, menyembunyikan wajahnya yang penuh bekas air mata.

"Hai Belle." ucap Andy lembut. Seperti biasa, Bella terlihat cantik di matanya. Tidak peduli Bella hanya memakai baju rumah sakit dengan kerudung langsung yang terlihat biasa saja.

Ternyata benar, bahwa cinta itu buta.

Bella masih bergeming. Betapa dirinya ingin menatap ke arah Andy, tapi dia takut. Takut kalau dirinya tidak cukup kuat, dan lari ke dalam pelukan Andy saat itu juga.

Andy bergerak mendekat, dengan santai dia duduk di pinggir tempat tidur.

"Jadi kapan operasinya?" tanya Andy berusaha menarik perhatian Bella.

Suasana hening, Bella masih tidak mau menatap Andy, sedangkan yang lain seperti sedang menonton sebuah adegan dalam sinetron. Mereka deg-deg-an menunggu reaksi Bella.

Oke, sepertinya Bella tidak akan menjawabnya, Andy merasa harus melakukan sesuatu.

Diulurkan tangannya, mencoba meraih tangan Bella yang masih menggenggam bantal dengan erat.

Degg.

Tangan Bella rekfleks menepis tangan Andy yang menyentuhnya. Ditatapnya Andy dengan wajah protes. Apa maksudnya main pegang?

"Apaan sih!" seru Bella.

Andy tersenyum menang karena berhasil mendapatkan perhatian Bella. Biar saja Bella merasa kesal atau marah, yang penting mereka tidak berdiam-diaman seperti ini.

"Kirain kamu pingsan, habis nggak ada suaranya." Andy mencoba bercanda.

Andy mendengar tawa pelan Marsha, diikuti suara 'sttt..' dari Lastri dan Sofyan.

"Pingsan kok duduk."

"Yakali.."

Kembali hening.

"Jadi kapan operasinya?" Andy kembali bertanya, dia melihat mata Bella yang sembab, seperti habis menangis.

"Besok." jawab Bella asal, masih memeluk bantal dan menolak menatap Andy. Padahal Bella sendiri belum tahu kapan operasinya karena masih harus menunggu hasil tes barusan.

Meine BelleWhere stories live. Discover now