Bab 65

20K 990 3
                                    

Abaikan typo yah

Belum sempat edit

Maaf baru bisa apdet sekarang :D

Insya Allah 2 part lagi habis ya

Yaayyy!


Enjoy

-viveramia-

****

"Jadi gimana Mai?" tanya Andy pada Mai.

"Gimana apa?" jawab Mai kikuk.

"Itu, boleh nggak Al aku kenalin sama temennya Bella."

Mai menatap Bella yang duduk didekatnya, meminta bantuan. Tapi Bella pura-pura tidak tahu, sejujurnya dia juga penasaran akan jawaban Mai.

Sebenarnya Bella kasihan juga dengan Mai yang sedari tadi dikerjai habis-habisan oleh Sidiq dan Andy. Tapi Bella berharap Mai dan Al bisa bersatu kembali.

Banyak hal yang terjadi selama beberapa bulan ini.

Setelah pulang dari umroh, Mai cerita kalau di sana dia bertemu dengan Al, iya Al, Salahudin. Teman kuliahnya semasa di Padang dulu. Menurut Bella itu semua sudah Allah atur. Tidak ada yang kebetulan.

Al melamar Mai saat di Makkah. Iya, MELAMAR. Dan Mai dengan tidak sopan menolaknya. Bagaimana mungkin? Bella dan Sandri tidak habis pikir saat Mai menceritakan penolakannya.

Tapi sepertinya jodoh tidak berhenti mengejar Mai. Tiga bulan kemudian Al kembali ke Indonesia. Dia langsung bertemu Mai di Rumah Qur'an dan bekerja di sana.

Sepertinya bunga-bunga cinta kembali bersemi, Bella bisa melihat itu di antara mereka berdua. Siapapun bisa melihatnnya. Mata Al saat menatap Mai, penuh cinta.

Mai juga seperti itu, dia perhatian sekali kepada Al. Hanya saja Mai belum mau mengakui kata hatinya, atau mungkin sudah, tapi tidak tahu bagaimana menyampaikannya ke Al?

Ah, Bella bingung bagaimana harus membuat mereka saling mengakui perasaannya masing-masing.

"Ya terserah Al, kan ini hidupnya." Jawab Mai datar.

"Nahh, denger tuh Al, udah dapet restu." Sidiq menimpali. "Temen Sandri juga banyak nih."

"Ih udah deh ah, bahas yang lain aja, nggak usah repot ngurusin orang lain." seru Bella menengahi.

Tujuan Bella mengundang sahabatnya hari ini ke rumahnya bukan untuk membuat Mai terpojok, tapi untuk berkumpul sebelum dia melahirkan. Usia kandungan Bella sudah masuk bulan kesembilan, tinggal menunggu hari.

Bella khawatir mereka tidak akan bisa kumpul seperti ini lagi kalau dia sudah melahirkan, karena sibuk mengurus bayinya.

Ruang keluarga terasa penuh dengan mereka berenam. Bella, Mai, dan Sandri duduk di satu sofa panjang. Para lelaki duduk di single sofa lainnya. Anak-anak sedang bermain di belakang.

"Gimana persiapan pesantren Mai?" tanya Bella mengalihkan perhatian menatap Mai.

Bella melihat Mai sudah merajuk, dia tidak mau menjawab.

"Sudah 50% Belle." Al menjawab.

"Alhamdulillah. Kalau perlu bantuan apa-apa kasih tahu aja Al. Aku bisa bantu kok, kalau mau galang dana. Papa Reza juga pasti mau." ucap Bella sambil melirik ke arah Andy. Andy membalas dengan anggukan.

"Insya Allah, thanks Belle." Al tersenyum ke arah Bella dan Andy bergantian.

Bella balas tersenyum, dia berharap Al bersabar dengan Mai, mereka pasangan yang cocok.

Meine BelleWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu