Bab 57 - Rekonsoliasi

13.9K 920 23
                                    

Andy duduk termenung di ruang kerjanya. Tumpukan file di atas meja tidak dipedulikan. Dia masih memikirkan kejadian kemarin, saat dia datang ke Rumah Qur'an untuk bertemu dengan Mai.

Andy ingin mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan yang berkecamuk di kepalanya saat itu.

Ternyata istrinya tidak jujur. Mai tidak ingin menikah dengannya.

Entahlah, ada rasa kecewa, dan lega.

Kecewa karena setelah Angga tidak adapun, Mai tetap tidak memilihnya. Apa Mai masih menyimpan dendam?

Tidak, tidak mungkin seperti itu.

Pasti karena Mai masih belum bisa melupakan Angga. Perempuan biasanya seperti itu, sulit melupakan laki-laki yang dicintainya.

Andy lega karena dia seperti terbebas dari beban berat.

Bella tidak lagi bisa memaksanya menikahi Mai.

Andy masih belum yakin apa yang menyebabkan Bella begitu ingin membuatnya menikahi Mai.

Apa benar kata Mai, istrinya khawatir penyakit kankernya akan kembali lagi?

Atau karena akhir-akhir ini dia kurang perhatian kepada istrinya?

Andy memang sibuk, tapi sepertinya Bella tidak pernah mengeluh atau protes. Lagipula dia kan bekerja, bukan main-main tidak jelas.

Andy mengembuskan napas panjang.

Sepertinya dia harus meluangkan lebih banyak waktu untuk Bella. Saran Mai untuk bulan madu kedua adalah ide bagus.

Andy akan memesan tiket sekarang, ini akan menjadi kejutan buat Bella.

Dia mengangkat telepon di meja dan menekan angka satu.

"Rahma, bisa ke ruangan saya sebentar."

"Baik, Pak."

Andy meletakkan teleponnya.

Tok tok tok. Suara ketukan di pintu.

"Masuk."

Rahma membuka pintu dan menutupnya perlahan. Dia berjalan seanggun mungkin untuk menarik perhatian bosnya.

"Rahma!" seru Andy saat sekretarisnya masuk.

"Iya, Pak." Dengan gerakan bak seorang putri, Rahma duduk di hadapan Andy.

Rahma berharap bosnya terpana dengan usahanya barusan, tapi dia terpaksa menelan pil pahit.

Wajah bosnya datar seperti biasa.

"Saya mau kamu booked tiket ke Maldives," ucap Andy.

Maldives?! teriak Rahma dalam hati. Dia dan Pak Andy akan ke Maldives?!

Wajah Rahma tampak semringah. This is the best day ever.

"Untuk saya dan Bella," lanjut Andy.

Rahma langsung lemas mendengarnya. Bukan dia. Tapi Bu Bella.

"Ehem, baik, Pak." Rahma berusaha menampakkan wajah biasa saja. "Untuk kapan?"

"Secepatnya, weekend ini kalau perlu. Sekalian pesankan resort terbaik. Saya tidak peduli berapapun harganya."

"Tapi weekend ini--"

"Batalkan!"

Rahma berdehem singkat. "Baik, Pak."

"Oke itu saja, terima kasih."

Rahma keluar dengan langkah gontai. Pak Andy dan Bu Bella akan ke Maldives. This is the worst day ever.

***

Meine BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang