Bab 50 - This Is How

17K 999 11
                                    

Maafkan typo yang bertebaran, belum di edit

Nikmati dulu

Enjoy

-viveramia-

***

Bella turut berbahagia dengan kehamilan Sandri, benar-benar tulus. Sandri adalah iparnya, juga sahabatnya. Bella senang akan mendapat keponakan. Kalaupun Allah belum memberinya amanah seorang anak, setidaknya dia punya keponakan yang bisa dia manjakan nantinya.

Kesibukan Bella bertambah dengan launching buku perdananya. Tidak disangka, antusias penggemarnya sangat tinggi. Cetakan pertama sudah hampir habis terjual.

Bella melakukan promosi buku di blog dan akun sosialnya. Selain itu, juga di radio dan televisi lokal maupun nasional. Setiap hari ada jadwal promo, tapi masih di Jakarta dan sekitarnya.

Andy tidak pernah protes dengan aktivitas Bella, karena setiap tawaran yang datang selalu mereka bahas bersama. Tidak ada yang Andy tidak tahu tentang kegiatan istrinya.

Banyaknya kegiatan membuat pikiran Bella teralihkan. Dia merasa bisa menjadi manfaat bagi orang lain, lewat tulisannya. Banyak surel dan komen yang masuk sekedar untuk curhat atau konsultasi. Bella semakin aktif menulis di blog-nya untuk menjawab pertanyaan dari pembacanya.

"Surabaya itu jauh, Liebe," tolak Andy halus, saat Bella mengajukan penawaran untuk promo buku ke luar kota.

"Aku naik pesawat terbang, Sayang, nggak jauh kok," Bella masih berusaha membujuk suaminya. Bella memberanikan diri meminta izin ke Andy, mumpung hari libur, dan mereka sedang santai di rumah.

Sebenarnya Andy tidak mau melepas Bella pergi sendirian, kalau saja dia tidak harus ke Singapur pada hari yang sama, tentu Andy akan pergi menemani istrinya. Dia tidak suka membiarkan Bella pergi jauh tanpanya.

"Diundur bagaimana?" tawar Andy.

"Bukan aku yang bikin jadwal, Sayang, sudah dari penerbitnya." Bella meminum jus buahnya. Mereka sedang menikmati matahari pagi di pinggir kolam renang belakang rumah. Andy baru saja selesai berenang, masih memakai bathrobe-nya.

"Bukannya kita sepakat hanya Jakarta dan sekitranya?" Andy mengingatkan kembali komitmen mereka bersama.

Bella terlihat lesu, tentu saja suaminya akan membawa perjanjian itu pada perbincangan mereka kali ini.

Hanya Jakarta dan sekitarnya. Itu kesepakatan mereka berdua. Kalau ada acara keluar kota, Andy harus ikut.

"Just this once...," ucap Bella lirih dengan wajah memelas.

Andy berdecak tidak suka. Bagaimana dia bisa menolak permintaan Bella, saat istrinya memasang wajah seperti itu?

Andy menguatkan hatinya. "Sorry, Liebe."

Wajah Bella terlihat seperti ingin menangis, dia sudah berjanji dengan pihak manajemen. Bagaimana ini? Sebenarnya Bella ingin sekali pergi. Bukan karena ingin jalan-jalan, dia hanya membantu manajemen untuk mempromosikan bukunya. Penggemarnya di Surabaya sangat banyak.

"Oh..., okay."

"Jadwal kamu minggu ini juga padat kan, kalau ditambah weekend dan harus keluar kota, aku khawatir kamu lelah."

Bella mencoba tersenyum untuk suaminya. "Iya."

Andy tahu Bella kecewa dengan keputusannya, tapi ini yang terbaik. "Kamu tidak boleh kecapekan, kan kita lagi program hamil." Andy mengambil tangan Bella dan menciumnya singkat.

Iya, mereka sedang program hamil. Setelah memeriksa ke dokter, alhamdulillah, hasilnya bagus, tidak ada masalah. Keduanya sama-sama sehat. Sekarang mereka memperkuat doa dan ikhtiar.

Meine BelleWhere stories live. Discover now