Bab 5 - Sebuah Rencana

23.5K 1.4K 24
                                    

"Jadi Andy di Bali sekarang? Berapa lama?" Tanya Bella penasaran.

Mereka tengah duduk di kafe Andalusia, Dilla pamit terlebih dahulu karena ada urusan lain.

"Iya, belum lama sih, 2 apa 3 bulan gitu deh." Jawab Sandri sambil meminum ice cappucino-nya.

"Kapan balik ke Jakarta?" Bella masih saja mengaduk-aduk ice coffe-nya sedari tadi, tanpa meminumnya.

"Nggak pasti sih, setahun atau dua tahun lagi. Tergantung proyeknya."

Bella mengangguk-angguk.

"Lo masih naksir sama abang gue Belle?" Tuduh Sandri memajukan badannya ke arah Bella.

Otomatis Bella mundur, punggungnya menyentuh sandaran sofa.

"Apaan sih?" Elaknya.

"Ya siapa tahu.." Ucap Sandri acuh.

"Abang lo udah merit?"

Sandri yang sedang minum, mengernyitkan dahinya. "Kenapa emangnya?"

"Nanya aja Ndi." Bella berusaha menutupi rasa gugup dengan meminum ice coffe di hadapannya.

Sandri menatapnya penuh selidik, "belum sih."

Bella langsung menghela napas lega. Andy belum menikah..

"Pacar?" Tanyanya lagi.

"Single abang gue." Jawab Sandri sambil tersenyum simpul, "lo serius masih ngarepin abang gue Belle?"

Mata Bella melebar mendengar ucapan Sandri. Apa sejelas itu Sandri membacanya?

Sandri tertawa pelan melihat reaksi Bella. Tapi apa benar Bella masih menyimpan rasa untuk abangnya? Itukan sudah lama sekali berlalu, sejak masa mereka kuliah dulu.

***

Sandri masuk ke dalam rumah dan langsung menuju meja makan. Dia sudah terlambat untuk makan malam.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Kok telat Ndi?" Tanya Martha pada anaknya.

"Iya Mam, ketemu temen lama, jadi ngobrol panjang." Sandri mencuci tangannya di wastafel kemudian duduk di samping papanya.

"Ndi tadi ketemu Bella di kantor Pap."

Reza menaikkan alisnya, "Bella yang artis itu?"

"Iya Pap, dia cerita kalau mau jadi BA untuk resort di Bali."

"Iya, dia salah satu kandidatnya." Jawab Reza sambil melanjutkan makannya, "dia temen kamu pas kuliah di Inggris?"

"Iya." Sandri mengambil tempe mendoan dan meletakkan di piringnya.

"Kenal sama Andy juga?" Tanya Reza lagi.

Sandri tertawa pelan, "bukan kenal lagi Pap, pernah naksir abang dia. Cuma ya, dulu kan abang sudah sama.."

Sandri urung melanjutkan kalimatnya.

"Ehem.., tadi pas kita ngobrol, dia tanya-tanya tentang abang." Ucap Sandri memecah keheningan.

"Oya?" Ucap Martha penasaran.

"Iya, dia tanya apa abang udah punya pacar. Ndi curiga deh, Bella masih ada hati sama abang, cuma dia nggak mau ngaku aja."

Reza mendengarkan informasi yang diberikan anaknya dengan seksama. Sebuah rencana melintas di kepalanya.

"Kamu yakin Bella suka sama Andy? Dia kan artis terkenal, banyak penggemarnya. Pasti laki-laki mengantri untuk mendapatkannya." Ucap Reza.

Meine BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang