Bab 19 - Friends?

19.1K 1.2K 34
                                    

"Mirna, jangan biarkan Bella sendirian ya." Pesan Sandy pada Mirna.

Bella hanya mendengus pelan, dia tidak selemah itu. Kenapa juga harus meminta Mirna tidur di kamarnya?

"Iya Pak." Mirna mengangguk. Heran juga dia, pak Sandy perhatian sekali ke Bella. Apa gosip tentang mereka benar ya? Terus Rian?

"Besok pagi aku ke sini." Beritahu Sandy.

Bella mengangguk, dia tidak sabar untuk segera masuk dan tidur.

"Obatnya diminum." Lanjut Sandy.

"Iya iya, udah ah, ngantuk nih." Protes Bella. Andy terlalu banyak petuah.

Sandy tersenyum simpul. "Oke, aku pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah masuk Bella langsung merebahkan diri di kasur.

"Pak Sandy perhatian ya." Ucap Mirna pada Bella.

"Dia perhatian kalau ada maunya." Rungut Bella, "aku tidur dulu ya."

Tidak lama Bella sudah masuk ke alam mimpi.

***

"Kenapa cuma buah dan sayur? Aku ambilin roti sama omelette ya." Ucap Sandy hendak beranjak dari kursinya

"Nggak usah." Cegah Bella dengan tangannya.

Sandy menaikkan alisnya tidak suka.

"Pagi itu pencernaan kita fokus ke pembuangan. Jadi nggak boleh makan berat. Ini juga udah cukup kok." Kilah Bella.

"Tapi kamu kan lagi sakit."

"Aku baik-baik aja, sok tahu deh."

Sandy mengalah. Mereka makan dalam diam.

"Obatnya dibawa?" Tanya Sandy saat mereka selesai sarapan.

Bella mengeluarkan plastik obat dari tas. Dibuka plastik dan diminumnya obat dari dokter.

"Puas?!" Sindir Bella.

"Puas." Sandy mengangguk.

Bella mendengus pelan.

"Nanti flight sore ya." Info Sandy.

"Sore? Flight-ku siang."

"Sudah aku pindah waktunya."

"Pindah? Kenapa pindah? Kok aku nggak dapet notif dari airline-nya?"

"Aku yang reskedul."

"Kamu?!" Seru Bella tidak percaya, "kenapa?"

"Kelas bisnisnya penuh."

Bella menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi, dengan tangan di depan dada, wajahnya kesal.

"Aku nggak butuh kelas bisnis." Protesnya.

Sandy menerima protes dengan wajah datar. "It's done."

"Ngeselin tahu nggak!"

"Kamu kenapa nggak bilang kalau lagi sakit?"

Bella hanya diam saja. Dia tidak harus menjelaskan semua hal pada Sandy.

"Belle..?"

"Jam berapa flight-nya?" Tanya Bella mengacuhkan pertanyaan Sandy.

"Jam 2 aku jemput kamu ke kamar." Ucap Sandy.

"Oke." Bella beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" Sandy mengikuti gerakan Bella.

"Kamar." Bella sudah melangkah keluar restoran.

Meine BelleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora