Bab 12 - Mau Dibawa Kemana?

17.9K 1.2K 16
                                    

"Kamu mau sarapan di kamar?" Tanya Sandy di telepon.

"Di bawah aja." Jawab Bella, dia sudah lebih baik setelah istirahat semalam.

"Mau bareng? Aku ke sana ya?" Tawar Sandy.

"Boleh." Jawab Bella senang. Mumpung Andy lagi baik.

"Oke." Sandy menutup pembicaraan.

Tidak lama Sandy sudah berada di depan pintu kamar Bella.

Tok tok..

Ceklek.

Sandy kaget, baru saja diketuk, pintu kamar sudah langsung terbuka.

"Hai. Mau masuk dulu?" Tawar Bella.

"Langsung aja."

"Oke." Bella menutup pintu dan berdiri di samping Andy, "yuk."

Mereka berjalan bersisian ke VIP Lounge.

"Cepet banget buka pintunya, kamu stand by di depan pintu?" Canda Sandy.

"Kalau kelamaan, nanti kamu main masuk aja kayak kemaren." Jawab Bella menggoda Andy.

"Kalau aku nggak masuk ke kamar kamu kemaren, kamu pasti masih kesakitan sampe sekarang."

Bella memukul lengan Sandy pelan. Dasar!

Mereka masuk ke lounge dan langsung mengambil makanan.

Bella langsung ke bagian buah dan salad. Sandy mengambil kopi dan pastry.

Mereka mencari tempat duduk dengan view pantai.

"Kamu kenapa semalam?" Tanya Sandy sambil meminum kopinya.

"Biasa, sakit bulanan." Jawab Bella acuh sambil memakan buahnya.

"Sakit bulanan?" Sandy menaikkan alisnya tanda belum paham.

"Iya, tamu bulananku, haid, menstruasi."

"Ooo.." Tanggap Sandy, "selalu seperti itu? Perasaan Sandri biasa aja. Paling PMS."

Bella tertawa pelan, "tiap orang kan lain-lain Ndy."

"Tiap bulan?" Tanya Sandy lagi, sepertinya dia tidak pernah melihat Bella sakit selama ini.

Bella menghela napas pelan, "biasanya nggak seperti kemarin. Aku selalu sedia obat pereda nyeri yang biasa aku minum saat haid. Tapi kemarin aku lupa."

"Mungkin karena aku terlalu excited untuk ketemu sama kamu lagi." Bella tersenyum manis ke Sandy.

Sandy tersenyum simpul, Bella sepertinya tidak meyerah.

"Ingatkan aku untuk tidak mengundangmu saat jadwal bulanan. Merepotkan saja." Ucap Sandy pura-pura kesal.

Bella tertawa pelan, "sekarang kamu sudah tahu jadwal bulananku, dicatat."

Sandy hanya mendengus dan memakan pastry-nya.

***

Sandy tidak tahu kenapa dia menyetujuinya. Mungkin karena dia merasa berhutang budi pada Bella yang telah bekerja dengan baik padanya. Atau karena dia sedang tidak ada kegiatan. Atau karena hal lain.

Tapi disinilah dia, di bawah sorotan kamera dan lampu blitz yang menyilaukan mata.

Bella memeluk lengannya saat melangkah di karpet merah, menebar senyum kepada para pencari berita.

"Bella! Lihat sini!"

"Pose Bella!"

"Hadap sini Bella."

Meine BelleWhere stories live. Discover now