Bab 11 - Pengakuan

19.7K 1.3K 17
                                    

Bella melipat mukena dan meletakkannya di atas rak. Sekarang dia sedang mencoba untuk memperbaiki diri, dimulai dari salatnya.

Kalau biasanya dia suka menunda-nunda, sekarang, saat terdengar azan, diusahakannya untuk langsung mengerjakan.

Mai memberinya sebuah buku, Wanita Shalihah, berupa panduan menjadi muslimah berakhlak mulia.

Bukunya sangat bagus, sekaligus sulit untuk dilakukan. Tapi Bella berusaha memperbaiki kembali niatnya. Insya Allah pelan-pelan.

Kata Mai, niatkan berubah hanya karena Allah, bukan karena manusia, apalagi untuk Andy. Karena berharap pada manusia, hanya akan membawa kecewa.

Berharap hanya pada Allah, niscaya Dia akan memberikan yang terbaik untuk makhluknya.

Sulit juga, karena niatnya berubah masih untuk Andy.

Kontrak Bella dengan Andalusia hampir berakhir. Hari ini Andy meminta untuk bertemu dengannya di kantor pusat. Kemungkinan Andy akan memintanya untuk memperpanjang kontrak.

Tentu saja Bella akan menerima dengan senang hati. Bukan soal bayaran, tapi dia bisa selalu berdekatan dengan Andy.

Tok tok..

"Masuk!"

"Assalamu'alaikum." Salam Bella ketika masuk.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Andy, "duduk dulu Belle."

Bella duduk di sofa tamu. Tidak lama Andy menghampirinya.

"Sendirian aja?" Tanya Sandy, "Dilla nggak ikut?"

"Nggak."

Sandy hanya mengangguk.

"Premiere kamu minggu depan jadi?"

"Insya Allah jadi, dateng ya, jangan sampe nggak loh."

"Insya Allah."

"Ada apa sih Ndy, kayaknya serius banget."

"Nggak serius banget Belle." Andy membuka pembicaraan, "sebentar lagi kan kontrak kamu dengan Andalusia akan berakhir, jadi kami bermaksud memperpanjang. Kami harap kamu bersedia."

Bella tertawa pelan, "ya ampun Ndy, kirain kenapa. Nggak usah khawatir, insya Allah aku akan tetap di sini. Udah betah, soalnya bosnya ganteng dan baik."

Andy menanggapi dengan senyum, "untuk nilai kontraknya.."

"Udahlah, nggak usah bahas kontrak sekarang, masih ada beberapa bulan lagi juga. Yang penting kan aku sudah mau. Janji deh, nggak akan pindah ke yang lain." Ucap Bella serius.

Andy mengangguk, "secepatnya akan aku siapkan kontrak."

"Iya, iya.., nggak sabaran banget sih. Ada lagi?"

"Sebenarnya itu saja, aku tidak mau terlambat, nanti kamu keburu diambil orang lain"

Bella tersenyum sedih, kalau saja Andy tidak membahas tentang pekerjaan, tapi tentang perasaannya.

"Aku nggak kemana-mana kok Ndy."

"Mau maksi bareng?" Tanya Sandy sambil melihat ke jam tangannya, "sebentar lagi istirahat."

"Boleh." Jawab Bella.

"Oke, sebentar aku siap-siap dulu."

"Ndy.."

Sandy urung beranjak dari duduknya, "iya."

"Ada yang ingin aku bicarakan."

"Kenapa?" Tanya Sandy khawatir, "apa ada masalah dengan pekerjaan?"

Meine BelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang