Chapter 3 - Must be Crazy

150K 6.2K 13
                                    

[As Kendra in media]

Kendra's POV
Aku belum berhasil menemukan hal apa yang membuat mereka harus merasa malu ketika mengunjungi nightclub ini.

Tapi karena yang terjadi malam ini, kupikir aku sudah mengerti kenapa.

Aku berjalan sendirian, tujuanku adalah ruangan tempat kami bertemu biasanya.

Kurasa bodysuit dan celana ripped jeans panjang yang kukenakan saat ini sedikit memalukan dikenakan untuk clubbing. Apalagi dengan topeng kucing hitam mengkilat yang kini membuat orang di sekitarku memberikan tatapan yang aneh.

"Hey, Kenken! Topengmu bagus juga hari ini, kau terlihat sangat seksi dengan yang satu itu," Seru Poppy, ia berjalan mendekatiku dan memberikanku tatapan menggoda.

Ku pandang wanita bertopeng merak itu yang membiarkan rambutnya tergerai sangat bebas sehingga memberi kesan messy yang sangat menarik perhatian siapapun.

"Ayo!" Ajakku. Sementara dentuman musik yang keras itu sedikit mengganggu percakapan kami.

"Kenapa kau masih disini?" Tanyaku di dekat telinga Poppy.

"Menunggumu, sweety. Jika kau sendiri, mungkin kau sudah diterkam pria berhidung belang sebelum kau sampai diatas. Ayo! pak CEO membelikan kita banyak minuman!"

Poppy menarik tanganku dan kami melangkah bersama menuju tangga yang mengarahkan kami ke salah satu ruangan dengan sofa di sekelilingnya, sudah ada banyak staff dan rekan artis lainnya sedang duduk berkumpul disana.

"Kendra! Bintang kita!" Sambut pak CEO dengan semangat.

Semuanya terkekeh melihat tingkah pria berumur empat puluhan yang sudah setengah sadar akibat minuman beralkohol, "Dia sudah terlalu banyak minum, Ken," Ucap seorang manager yang kukenal.

Poppy benar, segala macam minuman ada disana, pak CEO kami yang pelit bahkan membelikan banyak minuman yang sangat mahal.

Kapan lagi minum gratis?

Kami sangat menikmati malam itu, aku, Poppy, dan yang lainnya bahkan bermain suatu permainan yang taruhannya adalah menghabiskan minuman beralkohol yang dituangkan ke dalam satu gelas dengan ukuran yang sangat besar.

"Sudah! berhenti! Ayo Ken, kita menari saja di bawah!" Seru Poppy sambil menarik-narik pergelangan tanganku.

"Kita baru bermain tiga kali, Poppy!"

Aku tahu Poppy khawatir aku minum terlalu banyak. Tapi aku tidak akan puas jika dari ketiga ronde permainan itu hanya aku yang selalu kalah.

"Ayo kita cari pria tampan saja!" Ucap Poppy lagi, dan kini ia hendak meraih badanku.

Oh, Astaga, kata 'pria tampan' selalu membuatku bersemangat. Mungkin karena sudah lama aku tidak berkencan, sungguh menyedihkan.

Aku belum bertemu dengan pria yang cocok dan normal, semuanya hanya ingin tidur denganku saja.

By the way, hari ini adalah hari terpanjang dalam sejarah hidupku.

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now