Chapter 59 - Regret

71.1K 3.1K 3
                                    

Author's POV
"Kendra?"

Suara serak dan wajah tampan pria itu adalah hal yang paling pertama dilihat dan didengarnya saat Kendra bangun.

Berusaha membuka kelopak mata, sementara sinar yang menyilaukan itu penuh dalam suatu ruangan yang banyak sekali jendela di sekelilingnya.

Lingkaran hitam di sekitar mata Aaron, kemeja putih yang semalam rapi kini kusut tidak beraturan. Rambutnya juga mengalami hal yang sama.

Baru saja ia bangun dan duduk, pria yang tadinya berdiri di depan kasur lalu ikut duduk di depannya dan memeluknya erat, seolah sedang memeluk seseorang yang akan pergi meninggalkannya.

"Ada apa, Aaron?" Tanya Kendra dengan suara yang serak, membuat Aaron melepas pelukan eratnya dan memegang kedua bahu Kendra.

"Maafkan aku, Kendra!" Jawabnya.

"Kita dimana?" Kendra melihat sekitarnya, mendapati mereka berada di ruangan yang asing.

Ruangan berdominasi warna putih dan coklat, hanya terdapat satu kasur besar, TV, dan sofa, sehingga tempat yang terlintas dipikirannya hanyalah sebuah kamar hotel.

"Itu tidak penting sekarang." Aaron menyahut kemudian.

Kendra terbelalak setelah melihat dirinya memakai jubah tidur lalu memandang Aaron lurus-lurus, "Aaron! kau yang mengganti bajuku semalam?!"

"Tidak!" Aaron mengelaknya dengan cepat. Segera bangkit dan meninggalkan kasur tempat Kendra duduk, tidak ingin nantinya wanita itu menangkap basah telinganya yang mulai memerah jika sedang malu.

"Lalu?"

"Layanan spa, aku meminta mereka menggantikan bajumu," Jawab Aaron ragu, ia meraih brosur layanan spa dan memperlihatkannya kepada Kendra.

"Layanan spa? Berapa orang?"

"Dua, wanita pastinya, satunya masih muda, dan satunya sekitar empat puluhan," Jelas Aaron.

"Kenapa tidak kau saja?" Goda Kendra sambil terkekeh melihat pria itu salah tingkah dan gugup sedari tadi.

"Kenapa memangnya aku?" Tanya Aaron, berpura-pura tidak tahu. Langsung melangkah pergi untuk menghindari tatapan aneh dari sepasang mata coklat milik Kendra.

"Biarku tebak, pasti wanita dari layanan spa itu menertawakanmu habis-habisan," Ledek Kendra yang lalu memeluk Aaron dari belakang.

Aaron berbalik, baru saja akan membuka mulut menanggapi ledekan Kendra, ponselnya bergetar.

Kendra memanyunkan bibirnya, panggilan-panggilan seperti ini yang paling sering menggangu waktu mereka berdua.

"Baiklah, aku akan segera kesana," Ucap Aaron setelah semenit mendengarkan suara dari ponsel itu. Entah apa saja yang dibicarakan, tapi sebenarnya panggilan itu cukup mendadak.

"Kau mau kuantar ke agensi? Aku harus segera ke airport, ada hal yang mendesak," Tanya Aaron buru-buru.

Melihat bibir Kendra yang cemberut, Aaron lalu mencubit pipinya dengan pelan, "Aku akan pulang awal nanti!" Ucapnya.

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang