Chapter 18 - Canada

88.5K 3.9K 2
                                    

[Extra Part]

Author's POV
3 tahun yang lalu.

5 pm, remember?
see ya! xoxo

"Yang ini saja, tolong dibungkus dengan pita, aku akan memberikannya sebagai hadiah," Ucap Kendra sambil mengetik dilayar ponselnya dan menunjuk salah satu jam tangan berwarna hitam dengan desain yang mewah.

Karena tidak mendapat balasan dari pesan yang ia kirim barusan. Kendra menatap kotak itu dengan saksama dari awal pembungkusan sampai ke sentuhan terakhir, memastikan hadiah itu tetap terlihat sempurna.

"Aku baik-baik saja, kalian boleh pergi. Jika sesuatu terjadi, akan kutelepon. Jangan beritahu madam, okay?" Bisik Kendra kepada dua pria bertubuh besar dengan setelan kemeja hitam dan berkacamata hitam itu mendatanginya.

Belakangan ini, saat peluncuran film baru yang ia perankan sedang booming, Kendra kewalahan meladeni para fans yang ingin berjumpa dengannya, maka dari itu manager dan agensi memberinya perlindungan dan para bodyguards.

Kedua pria itu menatapnya ragu.

Tapi tetap saja, Kendra adalah salah satu jenis orang yang tidak bisa terus diikuti oleh para bodyguards seperti selebriti pada umumnya.

"Tenang saja!" Kendra mengambil kacamata hitam dan hoodie dari tas-nya dan menunjukkannya kepada kedua pria itu.

"Pakai ini, agar kami bisa terus melacak keberadaanmu" Ucap salah satu pria sembari memberikan Kendra jam tangan dengan bentuknya yang unik dan tidak seperti jam tangan pada umumnya beserta dengan kunci mobil.

Kendra menerimanya dan segera melangkah meninggalkan keduanya.

Saatnya bertemu dengan model parfum tampan yang berhasil mencuri hatinya.

👑

Setibanya disuatu restoran, Kendra segera berjalan menuju salah satu meja disamping jendela yang menghadap langsung ke Hudson river.

Setibanya disuatu restoran, Kendra segera berjalan menuju salah satu meja disamping jendela yang menghadap langsung ke Hudson river

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan indah, kota Brooklyn diseberang, air sungai memantulkan warna langit senja yang kebiruan. Iringan lagu bergenre acoustic membuat Kendra tidak sabar menunggu kedatangan seseorang yang sepsial, dirinya masih saja tersenyum walaupun sudah menunggu lebih dari dua jam disana.

Kendra tersentak saat ponselnya bergetar. Ia segera merogoh tas-nya dan menempelkan ponselnya ke telinga. "Ed! Aku sud--" Ucapnya terpotong.

"Maaf Kendra, aku baru saja menerima pesanmu, aku lupa bilang padamu bahwa aku akan segera berangkat ke Canada," Sela Edward merasa bersalah.

"But, why? It's your birthday, Ed! Kau ada dimana sekarang?" Tanya Kendra cepat, saat itu juga, ia bangkit dari kursinya dan segera pergi dari restoran itu.

"JFK" Ucap lawan bicaranya terbata.

Kendra menurunkan ponselnya dan segera masuk kedalam mobilnya. Seolah sudah tidak waras, karena akan menyusul Ed dan memberikan langsung kepadanya hadiah yang sudah ia beli tadi.

👑

"Maaf Kendra, aku baru menerima pesanmu, aku lupa bilang padamu bahwa aku akan segera berangkat ke Canada," Sela Edward merasa bersalah.

"JFK" Ucapnya lagi sembari menggaruk tengkuknya walaupun tidak terasa gatal sedikitpun.

"Kendra? Kendra! Hey--" Suara 'beep' membuatnya terdiam, rasa bersalahnya itu kian membesar, sangat besar, sehingga hampir menutupi niat dan tujuan awalnya.

Edward mengutuk dirinya sendiri karena telat memberitahu hal sepenting ini kepada Kendra.

Nyatanya, ia baru saja memberitahu hal itu kepada Kendra lima belas menit sebelum take-off, melupakan acara makan malam karena terlalu bahagia mendapat kontrak berharga bagaikan emas itu di negara daun maple, Canada.

Edward duduk termenung diantara banyak orang yang juga akan melakukan perjalanan ke berbagai negara yang berbeda-beda. Bertanya-tanya, kenapa dirinya malah sangat ingin melihat wajah gadis itu dan mendengar suaranya sekarang juga.

"Kau tidak boleh, Ed!" Gumamnya pelan.

Kau tidak pantas menyukainya, begitu pikirnya.

Edward berjalan ke toilet, melihat seorang pecundang yang sudah memainkan hati seorang perempuan polos hanya untuk mendapatkan sesuatu dan juga ketenaran darinya. Pecundang itu tepat berada didepannya, bayangan dirinya yang terpantul dari cermin.

Ed mencuci mukanya, kemudian melangkah keluar dari toilet. Sudah waktunya untuk take-off.

Edward yakin dan berjanji dengan dirinya sendiri bahwa setelah ini, ia harus pulang ke New York dengan pesawat jet pribadi, bukan lagi dengan pesawat umum dengan kelas bisnis seperti hari ini. Ed berjanji suatu hari, ia harus bertemu dengan Kendra dan menebus semua kesalahannya.

Kata orang-orang, jika ingin berubah, kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Berjanji pada diri sendiri, bertekad dan berniat kuat pada diri sendiri. Dengan begitu, kau akan berhasil.

Dan sekarang, Edward akan mempercayai hal itu dan berusaha sebaik mungkin. Dirinya harus pulang sebagai bintang, bukan lagi sebagai seorang pecundang.

👑

"Ma'am, kita sudah sampai" Suara berat sopir taxi membuyarkan lamunan Kendra.

Kendra mengerjap sekali, menyadarkan kembali dirinya. "Sorry, sir" Ucapnya sembari menyerahkan selembar uang dollar kepadanya, dan segera melangkah keluar.

Ia sudah lupa bahwa ia bukan lagi pulang ke rumahnya, melainkan rumah Aaron yang letaknya tidak terlalu jauh dari high line.

TBC
👑

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang