Chapter 32 - Junior?

94.2K 3.9K 14
                                    

[As Edward in media]

Author's POV
"Here"

Kendra mendongak, menatap siapa pria yang memberikannya segelas minuman hangat kesukaannya dengan gelas kertas spesial yang harus mengantre panjang untuk mendapatkannya, apalagi pada cuaca sedingin ini.

"Thankyou, Ed!" Kendra tidak mengira pria yang selama ini membuatnya berlari-lari, mengantre panjang untuk memberikannya minuman hangat, kembali membalas memberikan segelas untuk dirinya.

"Kendra, ada yang ingin kukatakan," ucapnya sembari duduk di samping Kendra.

Baru saja Kendra hendak membuka mulut dan menatap Edward. "Ayo berkumpul, scene kedua sebelum hari menjadi gelap!" teriak Mr.Frank dari jauh sana dengan pengeras suara.

Ed membatalkan niatnya sambil terkekeh, "Ayo" ajaknya sembari bangkit dari kursi itu dan mereka berjalan bersama kembali ke lokasi shooting.

👑

"Diam Luke! Aku tidak pernah sekalipun iri dengan kalian!" Kendra mencibir, sejujurnya ia betul-betul iri dengan hubungan mereka yang sangat-sangat manis, mengingatkannya pada gelato rasa coklat-nya waktu itu.

"Persis Aaron, selalu saja menyuruhku diam!" Omel Luke sembari menerima segelas tequila dari bartender, salah satu minuman yang terkenal unik di luxury nightclub ini.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya di jembatan dan beberapa pekerjaan di agensi, Kendra langsung bergegas pergi ke club ini untuk bertemu dengan kedua orang itu.

"Dimana Aaron? Kau tidak mengajaknya?" Tanya Poppy tiba-tiba.

Kendra mengangkat kedua bahunya, "Sepertinya ia sibuk," Jawab Kendra sembari menyesap minuman berwarna bening keemasan itu.

Setelah lama berbincang, Luke tiba-tiba memutuskan pembicaraan.

"Man! Itu Aaron!" Teriak Luke setelah melihat sosok yang ia kenal berjalan cukup terburu-buru.

Raut wajah terkejutnya sangat konyol ditambah separuh topeng iron-man yang dikenakannya. Luke sudah cukup terkenal dengan sebutan 'Iron Man' di Luxury nightclub ini.

"Hmm sepertinya itu memang Aaron. Terlihat jelas meskipun ia hanya memakai masker, bukan topeng," Ucap Poppy sembari menunjuk ke arah pintu masuk yang berjarak cukup jauh.

Luke memandang Kendra, ia sedikit binggung mendapati Kendra menatapnya menyelidik dibalik topeng kucing hitam dengan sedikit glitter ditepinya. Mengira dirinyalah yang mengundang Aaron datang.

"Aku tidak mengajaknya." Luke terbata.

"Dia tidak memanggilnya. Memangnya ada apa, Ken? Toh dia suamimu!" Tegas Poppy.

Bahkan disaat-saat seperti ini, kedua orang ini masih saja tetap terlihat manis karena saling membela, Kendra benar-benar ingin hubungan yang seperti itu.

"Huh? Sepertinya itu Tasya!" Ucap Luke lagi, tiba-tiba.

"Tasya?" Keduanya serentak, mereka terus memperhatikan Aaron yang mendekati wanita cantik berambut merah dengan potongan dress yang pendek, wanita itu terlihat mencolok karena ia mengenakan topeng yang unik.

"Junior kami, Aaron cukup dekat dengannya," Sahut Luke asal.

Melihat ekspresi Kendra yang sedikit kesal, ia menjelaskannya lagi, "Jangan khawatir, Aaron diminta menjadi tutor para junior sebelum ia menjadi CEO. Aku salut dengan kerja kerasnya!"

"Hmm? Kemana mereka pergi?" Poppy dan Kendra sibuk menatap pergerakan Aaron, sehingga tidak lagi memperdulikan ucapan Luke.

"Kendra, jangan dipedulikan. Mungkin saja Aaron sedang berkumpul dan minum-minum dengan para junior," Jelas Poppy, meskipun ia tahu Kendra tidak akan mendengarnya, ia tetap saja harus menghibur sahabatnya itu.

"Aku tidak peduli. Tapi sebaiknya aku pulang saja," Ucap Kendra. Tanpa menunggu jawaban keduanya, ia sudah berlari meninggalkan club.

Luke dan Poppy hanya saling menatap, tidak ada yang bisa menghentikan niat seorang Kendra, "Ia pasti akan menangkap Aaron," tebak Luke.

Poppy menggeleng pelan, "Mungkin Kendra akan membuntuti mereka diam-diam," koreksi Poppy.

Jadi, mana yang akan dilakukan Kendra?

👑

"Motel?" Kendra memejamkan matanya, ternyata ia salah lagi untuk kesekian kalinya menebak. Taxi-nya tetap lurus melewati motel itu.

"Hotel?" Ia terbelalak, lalu memejamkan matanya, berharap bahwa sopir taxi yang ia minta untuk terus membuntuti mobil Land Rover hitam itu tidak berhenti disini.

Ia menghela napas panjang, merasa lega dan mengelus-elus dadanya, "Kemana lagi jika bukan--" Gumamnya.

"Ada apa, ma'am?" Tanya sopir taxi yang terus mendengar bisik-bisikan tidak jelas itu sedari tadi.

"Tidak" Kendra menggeleng dan memberikan senyuman canggung.

"Nah! Berhenti di seberang saja, sir" pinta Kendra yang mendapati lampu sein mobil Aaron yang menandakan mobil itu akan berbelok ke salah satu bangunan Apartment yang tinggi.

"Apa yang kau lakukan, Kendra?" Rutuknya sendiri. Tapi hatinya tetap saja cemburu melihat Aaron mengantar seorang wanita sampai ke tempat tinggalnya dan yang jelas perlakuan khusus itu bukan dilakukan oleh seorang senior kepada junior-nya.

Kendra menatap kedua orang itu dari jendela mobil taxi yang terparkir lumayan jauh di seberang jalan.

Aaron bahkan turun mengantarnya sampai ke pintu masuk.

Dan....menciumnya?

"Sir, jalan saja" 

TBC
👑

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang