Chapter 16 - Gin and Tonic

91.2K 4.4K 12
                                    

[As Kendra in media]

Author's POV
Taksi yang mereka tumpangi sedang melaju di Central Avenue. Kendra mendadak teringat sesuatu setelah melihat Beer shop yang memajang botol-botol beer yang menarik perhatiannya.

Ia menggigit jari, berpikir sejenak lalu menghadap ke arah Ed yang duduk di sampingnya, "Ed, apa kau keberatan jika kita mampir ke suatu tempat?" Tanya Kendra.

"Tidak, memangnya kau mau kemana?" Pria yang sibuk dengan ponselnya itu kemudian menoleh.

Kendra tidak menjawab, ia hanya mencondongkan tubuhnya kedepan, meminta sopir taxi menghentikan perjalanan mereka sejenak.

"Aku akan kembali" kata Kendra setelah mobil itu berhenti. Tanpa menunggu jawaban Ed, ia segera membuka pintu dan melangkah keluar.

Memang banyak deretan wine beer shop di sepanjang jalan Central Avenue, tapi Kendra lebih tertarik dengan satu yang terlihat lebih klasik.

"Caorunn Gin, sir" Ucap Kendra sopan.

"Here, Apa aku boleh mengambil foto denganmu?" Tanya pria paruh baya itu dengan sangat berhati-hati.

"Tentu saja, sir" Jawab Kendra tersenyum.

Setelah mengambil beberapa foto, pria itu berterima kasih sembari membungkuskan botol kaca itu dengan teliti, "Apa kau juga suka dengan minuman ini?" Tanyanya.

"Aku ingin memberikannya kepada seseorang" Jawab Kendra asal, sembari tersenyum tersipu.

"Ia pasti akan suka dengan hadiahmu. Gin ini yang terbaik! Kau jadi mengingatkanku kepada putraku." Jelas pria itu.

"Benarkah? Aku jadi penasaran ingin mencobanya sendiri" Ucap Kendra.

"Ini minuman alkohol pertama yang ia minum bersamaku" Jawab pria itu. Dari ekspresinya, sepertinya Kendra mengerti apa yang terjadi pada putranya, apapun itu, putranya pasti tidak ada lagi disini bersamanya.

Kendra menerima pesanannya, "Thank you, sir. Senang bertemu denganmu, kuharap kita punya waktu lain untuk mengobrol bersama" Ucapnya sembari melangkah keluar dari toko itu.

"Sama-sama, kembali berbelanja di Marco's beer!"

👑

Rasa lelahnya itu suka hilang mendadak setiap kali mendapati ia akan pulang dan bertemu dengan pria itu lagi.

Belakangan ini rumah sudah menjadi tempat yang paling menarik selain nightclub untuk dikunjunginya.

Kendra menatap kotak Gin Caorunn, Gin and tonic yang mengingatkannya pada kejadian pertama kali ia bertemu dengan Aaron.

Entah apa yang merasukinya, sampai-sampai ia membeli minuman yang baru pertama kali ia rasakan saat berciuman dengan pria itu.

Tapi Kendra tahu, ia tidak boleh berharap lebih pada Aaron, Cukup mengaguminya saja ia sudah merasa sangat senang.

Anggap saja hadiah karena pria itu membiarkannya tinggal di rumahnya.

"Ma'am, kita sudah sampai." Suara sopir taxi itu kemudian membuyarkan lamunannya.

"Oh! Thankyou, sir!" Ucapnya sembari menyerahkan beberapa lembar dollar dan melangkah keluar dari mobil sedan kuning itu.

Kendra berniat memberi Aaron kejutan, maka dari itu ia berjalan perlahan berusaha tidak mengeluarkan suara sembari menggendong kantong besar berisi hadiahnya itu.

Ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara isakan. Ia mengintip dan melihat Aaron duduk sendiri membelakangi dengan bir kaleng dan memegang foto dirinya bersama seorang wanita.

Belum sempat mengenali wajah wanita di foto itu, Aaron sudah merenyukkan foto itu dan mengepalnya dengan erat.

Ia tidak tahu harus berbuat apa, tapi yang jelas menghibur dan bertanya apa yang terjadi, siapa wanita di dalam foto itu, menurutnya sudah sangat melewati batas perjanjian yang sudah mereka buat bersama.

Kendra tahu betul bahwa Aaron pasti tidak akan suka jika ia sampai mencampuri urusan pribadi, karena pria dingin itu juga pasti menyimpan sesuatu dan ada mungkin yang tidak boleh diketahui olehnya.

Kendra menghentakkan kaki dan membuat suara, seolah-olah ia baru saja datang dan tidak melihat apapun.

Kendra sedikit kecewa, ketika ia keluar dari tempat persembunyiannya, pria itu langsung terburu-buru menghapus air matanya dan bertindak seolah biasa-biasa saja.

Kejutan yang ingin ia berikan sepertinya tidak cocok untuk Aaron dengan suasana hatinya saat ini.

Maka, ia memutuskan untuk memberikannya lain kali.

Seperti biasanya, Malam ini mereka hanya saling melewati tanpa menyapa sekalipun dan sibuk dalam kegiatan masing-masing.

Jika mansion orangtuanya terasa sepi bagi Kendra, kemungkinan rumah yang hanya berisi dua orang ini akan jauh lebih sepi lagi dari yang ia kira.

TBC
👑

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now