Chapter 45 - New Jersey (2)

72.7K 3.7K 3
                                    

Matanya membulat sempurna, tangan besar itu sudah hampir mengenai dirinya. Kendra tidak menghiraukan hal itu, hanya saja ia terlalu terkejut.

Tidak ada yang boleh melukai Aaron, tidak ada yang boleh menyentuh wajah tampan Aaron, selain dirinya.

Aaron tersentak, ia yang daritadi hanya menerima perlakuan kasar dari kakak sepupunya itupun akhirnya emosi dan membalas mendorong tubuh besar lelaki itu.

Jika tamparan itu sampai mengenai Kendra, ia tidak akan tinggal diam dan hanya membalasnya dengan dorongan pelan itu.

"Berhenti, berhenti, kenapa kalian malah berkelahi?" Teriak salah satu wanita yang tak lain adalah ibu dari pria berambut pirang itu, adik Marco.

"Pergilah, Aaron! Lihatlah betapa beraninya kau datang kesini?" Lirih wanita yang sedang menahan pria berambut pirang itu.

Kendra menarik lengannya, mengajaknya pergi dari hadapan orang-orang tak berperasaan itu.

Aaron masih menatap kosong, berusaha melihat wajah ayahnya sebelum pemakaman besok, seraya melangkah mundur menjauhi ruangan itu.

Orang-orang di ruangan itu tidak tahu apapun tentang dirinya. Tentang dia dan adiknya, Aurora.

Kendra masih menatapnya prihatin. Meskipun bukan ia yang diperlakukan buruk, kenapa hatinya yang merasa seburuk itu melihat kondisi Aaron?

Pria itu masih mematung, linglung. Kendra memeluk Aaron. Berusaha mencapai pundak dan tengkuknya dengan sedikit jijitan.

"Menangislah, jika memang ingin menangis," Ucap Kendra sambil menepuk punggungnya.

"Berhenti terlihat kuat, Aaron. Kau tidak sekuat itu untuk melihat apa yang terjadi hari ini," tambah Kendra.

Saat ia ingin menangis, ucapan ibunya selalu terputar di benaknya, "Kau harus jadi anak yang kuat, jangan menangis." tapi ucapan Kendra barusan telah menggoyah apa yang menjadi salah satu prinsip hidupnya selama ini.

Aaron menangis terisak-isak, memeluk tubuh kecil wanita itu dengan erat.

Kendra hanya terus menepuk-nepuk punggungnya, sementara merasakan tubuh pria itu bergetar hebat.

Meskipun Kendra penasaran, apa yang terjadi dengan keluarga Aaron itu terlihat sangat jelas, terlalu buruk sampai membuatnya tidak ingin bertanya lagi.

Saat Aaron masih memeluknya dengan erat, Kendra melepas pelukan itu setelah menangkap sosok yang ia kenal berdiri di samping rumah didekat semak-semak.

Ia berjalan mendekatinya, dan meninggalkan Aaron yang masih sibuk menghapus air mata dan menyudahi tangisan hebatnya itu.

"Aurora?" Tanya Kendra ragu.

Mata biru keabuan yang sudah membengkak itu menatapnya sekilas.

Kendra mendesah, setelah Aaron, mereka juga memperlakukan gadis satu ini dengan buruk?

Lihatlah betapa teganya mereka semua.

Kendra menariknya, mempertemukan kedua kakak beradik itu.

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now