Chapter 11 - Waiting for you

99K 5.2K 10
                                    

[As Aaron in media]

Author's POV
"Permisi captain senior Aaron Torres." Aaron mengerjap dan menoleh menatap wanita yang tiba-tiba saja masuk kedalam ruangan yang sama dengannya.

"Sedang apa?" Tanyanya lagi sembari ikut duduk di samping Aaron.

Aaron melemparkan senyuman kecil sembari mengangkat dan menggerak-gerakkan gelas kertas yang ia pegang sedari tadi untuk menjawab pertanyaan wanita itu.

Wanita itu tidak menyerah, meskipun ia tahu pria di sampingnya itu tidak terlalu menanggapinya, "Kau belum makan bukan? Bagaimana jika kita makan siang bersama?"

"Aku sedikit sibuk, Tasya. Kau tahu kan aku sedang ada pelatihan?" Tanyanya, ia berbalik hendak meninggalkan ruangan dan memutar bola matanya.

Belakangan ini semakin banyak saja perempuan yang mendekatinya setelah mengetahui ia sedang mengikuti pelatihan khusus sebelum menjadi seorang CEO.

"Apa kau juga akan bergabung dalam acara ulang tahun captain senior Luke, akhir pekan nanti?" Tanya wanita itu lagi sebelum Aaron meninggalkan ruangan.

Aaron mengangguk kemudian melambaikan tangannya tanpa berbalik dan menoleh ke arahnya. Menurutnya pertanyaan itu sebenarnya tidak penting lagi untuk ditanyakan, sementara semua orang sudah tahu bahwa dia dan Luke adalah sahabat baik.

Meskipun begitu, Entah apa yang membuat Tasya tersenyum tersipu memandangi punggung pria itu sampai menghilang dari pandangannya.

"... Lalu aku singgah ke ruangan staff. Mereka mengeluh soal kinerja Aaron. Dia bukan orang yang cocok, apalagi untuk menjadi seorang CEO nanti, dad. Aku tahu kau jarang terjun ke lapangan, kau boleh percaya atau tidak..."

Mendengar hal itu, Aaron berbalik, mencari asal suara yang berkata buruk tentang dirinya.

Pria itu tampak sedikit kecewa ketika mendengarkan suara yang tidak asing dan ia mendapati Kendra sedang berdiri tidak jauh dari sana.

"Sepertinya kau lebih mengenal kerjaan di lapangan, dibandingkan aku"

"Aa-aron?! Hai..." Sapa Kendra terbata.

Dengan wajahnya yang gugup dan matanya yang melebar sempurna, wanita itu cepat-cepat menurunkan ponselnya dari telinga. Tidak menyangka akan bertemu dengan mahkluk yang barusan ia bicarakan ini disini, di tempat ini, detik ini juga.

"Sudah kehilangan akal? Memangnya kau tahu apa soal aku?" Sindir Aaron datar.

Koridor itu tampak sepi, tidak ada siapapun disana selain kedua orang yang kini sedang saling menatap, tapi sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Dengar, ayo buat kesepakatan--" Kendra menghentikan ucapannya saat Aaron mulai memintanya berhenti dengan mengangkat salah satu tangannya.

"Isi otak kosongmu itu dengan hal yang berguna, jangan hanya pandai bersolek!"

Kendra tersentak, bertanya-tanya kenapa kalimat singkat yang terdengar remeh itu bisa terdengar begitu tajam ketika dikatakan oleh orang yang akan menjadi pasangan hidupnya kelak.

Meskipun kali ini kali terbanyak pria yang irit bicara itu mengeluarkan kata-kata, Kendra tidak menduga ia akan mendengar hal-hal se-sensitive ini dari mulutnya.

✅ A Missing PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang