Chapter 29 - Because of you

83.9K 4.1K 4
                                    

[As Aaron In Media]

Author's POV
"Kenapa menatapku seperti itu?" Kendra mencibir. Mengembalikan tatapan tajam yang diberikan pria di depannya.

Sepertinya ia masih saja terlalu banyak berharap, karena sekarang kata 'Urusan pribadi' itu tidak bisa ia andalkan lagi.

"Kubilang jangan bekerja hari ini!" tegas Aaron lagi sembari menatapnya sinis.

"Aku baik-baik saja, kau tidak perlu cemas." Kendra melontarkan tatapan tajam kepada pria yang sedari tadi menahan clutch-nya itu.

"Aku tidak cemas!" Jawabnya singkat, ia dari tadi membuntuti wanita itu dan terus menarik tasnya.

Kendra berusaha melepaskan tangan pria itu dari tasnya, "Lalu kenapa?" Pekiknya.

"Dad akan marah padaku nanti." Aaron menarik clutch bag-nya dan pergi meninggalkan Kendra.

Bukan hanya perintah Abercio, siapapun yang melihat wajah pucat Kendra itu tidak akan ada yang membiarkannya pergi apalagi untuk bekerja.

"Aaron, aku hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaanku," Keluh Kendra, dengan langkah berat membuntuti Aaron yang akhirnya berhasil menyita clutch-bag miliknya.

"Kita diam-diam saja, dad tidak akan tahu, kan?" bujuk Kendra lagi.

Aaron menggeleng, menolaknya mentah-mentah.

"Sebagai gantinya, kabulkan satu permintaanku! Aku tidak akan pergi bekerja!" Kendra melipat kedua tangannya di dada, berbicara seolah sedang merajuk.

Aaron memutar kursinya dan menatapnya dengan tatapan menganggap remeh, "Apa itu?" Tanyanya.

"Jadilah pangeran baik hati seperti Di-film disney itu. Mereka tidak sombong dan arrogant sepertimu!" Ucapan Kendra hanya dianggap gurauan oleh Aaron, ia terkekeh seraya menggeleng.

Sesuai dugaannya, ucapan wanita satu ini selalu saja mengawur. Baginya Kendra tidak pernah bersikap lebih dewasa.

"Aku tidak bercanda!" lanjut Kendra.

Aaron berdecak prihatin, "Freaky Childish!" Ucapnya.

Rencananya mengalihkan perhatian Aaron berhasil, berbagai niat mulai muncul dibenaknya.

Kendra kemudian menyambar tasnya dan segera berlari menjauhi pria itu sembari meledek Aaron dengan menjulurkan lidahnya.

"Bye Aaron, sayang" Ledeknya, ia segera berlari keluar sebelum Aaron marah dan menangkapnya.

Aaron menariknya saat Kendra baru saja membuka pintu dan hendak melangkah keluar.

Kenapa juga bisa pintu itu susah sekali dibuka?

"Tolong!!!" Kendra meronta-ronta ingin keluar dari pintu yang sudah berhasil ia buka sedikit saat Aaron tiba-tiba saja menahannya dan memeluknya dari belakang.

"Dad sudah memperingatiku, Kendra." Bisiknya di dekat telinga Kendra.

Kendra menutup telinganya karena geli dan keduanyapun tertawa.

Suara dehaman dari luar menghentikan keduanya. Aaron langsung melepaskan pelukannya dari tubuh kecil Kendra dan membuka pintu itu dengan lebar.

"Ms.Volk" Seru Kendra sembari merapikan rambutnya yang berantahkan karena ulah Aaron.

Aaron berdeham, ia menarik lengan Kendra dan hendak menutup pintu itu.

"Masuklah, Ms.Volk" Kendra menahannya dan segera melemparkan senyuman lebar untuk wanita itu. Berpikir mungkin hanya ini caranya membantu Brenda atas permintaannya tempo hari.

"Ken--" Ucapan Aaron terpotong karena Kendra berdecak dan menatapnya tajam.

"Panggil saja Brenda." Brenda tersenyum lebar.

"Sepertinya hubungan kalian sangat baik, tapi kenapa katamu tidak sebaik yang kukira?" Lanjut Brenda sedikit tercengang melihat Aaron yang keras kepala begitu tunduk kepada Kendra.

Aaron menatap Kendra, Kendra hanya tersenyum canggung dan segera mengalihkan pembicaraan, "Kalian harus lebih sering bertemu seperti ini, pasti banyak hal yang harus kalian bicarakan," Ucap Kendra.

"Tidak ada hal yang perlu dibicarakan," Sahut Aaron.

Brenda tampak kecewa, putranya itu bahkan tidak menatapnya sama sekali, "Kendra, terima kasih, berkatmu aku bisa melihatnya lagi. Tapi kurasa ia benar, berani-beraninya aku terus menemuinya." Brenda lalu bangkit dari kursi itu dan hendak melangkah keluar.

"Temuilah dia untukku, aku tidak akan pergi bekerja." Bisik Kendra di dekat telinga Aaron.

Melihat Aaron tidak merespon, "Aku akan memberimu satu permintaan!" Bujuknya lagi.

Entah kenapa, tapi Kendra malah telihat panik saat Brenda meninggalkan rumah begitu saja. Antara kasihan atau kecewa, perasaannya bercampur aduk.

Aaron mendesah, lalu pergi dengan langkah beratnya. Kendra sedikit tercengang pria itu mau menurutinya.

"Tunggu!" Teriaknya.

Brenda berbalik mencari asal suara, kemudian meminta sopir taxi itu untuk menunggunya sebentar.

"Aaron!" Serunya kemudian mendekati Aaron yang berdiri mematung disana.

"Kau tahu? Aku sangat merindukanmu!"

Aaron berdeham, "Aku menemuimu atas permintaan Kendra," Ucapnya santai.

Brenda mengangguk-angguk.

Wajahnya menyiratkan keharuan dan rasa rindunya, "Aku tidak berhak meminta permintaan maaf darimu. Aku benar-benar ibu yang jahat," Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Aaron menatapnya datar, "Aurora, kau tidak ingat kau juga punya seorang putri?" Sindirnya.

"Aku sudah menemuinya," Jawab Brenda.

Aaron menatapnya dalam-dalam, mencari maksud dari semua tindakannya itu.

Aktor terkenal sepertinya tidak akan sulit jika memang harus mengeluarkan sedikit air mata palsu.

Hanya satu yang terlintas dipikirannya, bahwa kedatangan ibunya itu pasti punya maksud-maksud tertentu.

"Bye, son" Ucap Brenda sebelum memasuki mobil taxi.

👑

"Apa yang kau inginkan untuk permintaanmu?" Tanya Kendra penasaran.

TBC
9/10/17
👑

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now