Chapter 65 - Get lost

121K 3.6K 5
                                    

Author's POV
Tepat dua minggu setelah malam Gold Award. Undangan pernikahan yang mengejutkan tiba-tiba saja dikirimkan oleh dua sejoli yang belakangan ini tak tampak karena pastinya disibukkan oleh persiapan pernikahan mereka.

Aaron dan Kendra saling menatap, tidak mengira perkataan mereka hari itu benar-benar terjadi. Apalagi setelah berbagai perselisihan diantara mereka.

Meskipun tanggalnya membentrok waktu perjalanan 'bulan madu' mereka, bagaimanapun juga keduanya tetap harus menyempatkan diri menghadiri acara pernikahan kedua sahabat mereka.

Seperti perkataan Poppy, acara pernikahan dimusim semi benar-benar baik. Upacara pernikahan dilakukan disalah satu gereja yang sedikit terbuka. Membuat suasana terasa begitu hangat dan indah.

Aaron terlihat begitu menawan berbicara di depan sebagai saksi pernikahan dari pihak pengantin pria yang biasanya disebut 'best man'.

Setelah acara selesai, mereka memberi selamat dan juga hadiah kepada Poppy dan Luke sebagai ucapan selamat menempuh kehidupan bersama. Tidak berlama-lama disana, keduanya lalu pamit.

Aaron mengganti kostum jas tuxedo-nya menjadi kemeja yang terlihat lebih casual sebelum mereka berangkat ke bandara diantar oleh Abercio dan Olive.

👑

Kendra's POV
"Bye, sudah hampir waktunya take off, kami harus segera pergi," Ucapku kepada kedua orangtuaku.

Airport tampak ramai, hari ini ada sedikit yang berbeda, aku memakai jumpsuit berwarna cerah dan kacamata hitam bergaya, bukan lagi hoodie dan penutup wajah seperti biasanya.

Banyak pengunjung airport akhirnya membuka ponsel mereka dan mengambil foto. Meskipun hal itu terasa sedikit mengganggu, aku harus berusaha untuk terlihat tidak peduli, mengingat perkataan Brenda, Brenda benar, bahwa aku juga punya kehidupan sendiri.

​"Ingat janji-mu Aaron!" Teriak dad sebelum aku dan Aaron pergi menghilang dari gerbang penerbangan terdepan.

​Kemarin, dad menawarkan kepada kami agar memakai jet pribadi-nya. Tapi entah kenapa Aaron malah bilang ia mau melakukan perjalanan ini seperti orang-orang lain pada umumnya.

Jadi pada akhirnya, kami akan duduk dibangku kelas bisnis pesawat, mengikuti jadwal penerbangan, bahkan menerima risiko delay.

​Beberapa hari sebelum malam Gold Award, aku sebenarnya sudah membuat suatu keputusan yang besar.

Kalian ingat? Aku ingin seperti Brenda, dan sepertinya kami akan bersama-sama membangun sesuatu, lalu menghilang dari dunia kami yang dulu.

​Kami ingin sekali memfokuskan diri kepada orang-orang terdekat, terutama kepada Aaron.

Aku sungguh ingin menjadi seseorang yang terus ada untuk dirinya, juga seseorang yang terus ada untuk kedua orangtuaku.

Katanya, di kehidupan kita ini ada orang yang selalu ada untuk kita dalam suka maupun duka, dalam susah maupun senang.

Tapi ada juga orang yang datang dan pergi seenaknya, datang di saat ia hanya memerlukan kita atau hanya karena menginginkan sesuatu.

Ia yang selalu ada, tetapi menghilang entah kemana di saat kita terjatuh. Begitu banyak macam-macam orang di sekitar kita.

Sehingga lebih baik jangan pernah melupakan orang-orang yang selalu ada untuk kita di saat kita sedang terpuruk sekalipun.

Brenda mendapat banyak macam bukti bahwa Edward-lah dalang di balik semua skandal buruk waktu itu.

Blog pribadinya juga telah dihapus secara hukum. Sejak hari itu ia menghilang begitu saja, entah karena ia malu ataukah mungkin karena alasan yang lain.

Tapi jika memang suatu hari ia kembali, aku sudah memaafkannya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Aku tidak sempurna, begitu juga dengan Ed.

Bersimpati atau membantu orang lain yang kesusahan, semua tergantung pilihan kita. Karena kita selalu membutuhkan orang lain, alangkah baiknya jika kita membuat pilihan yang tepat.

Hal itu memang tidak diharuskan, tapi ada kalanya kebaikan yang selalu kita berikan mendapat balasan.

​"Kendra! Kau dengar aku?" Ucapan Aaron lalu membuyarkan lamunanku. Ia melambai- lambaikan tangannya di depan wajahku lalu menunjuk brosur tempat wisata.

​"Apa?" Balasku spontan.

​"Kubilang kita harus ke air mancur Trevi. Ada tradisi melempar koin dengan tangan kanan sambil membalikkan badan. Konon, katanya akan membawa kita kembali ke kota itu," Jelas Aaron semangat.

​"Aaron?! Kita bahkan belum sampai!" Aku terkekeh.

TBC

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now