Chapter 20 - Trauma

92.1K 4.4K 1
                                    

[As Kendra and Ms.Boone in media]

Kendra's POV
Kenapa aku berpikir ingin berhenti karenanya?
Apa yang membuatnya benci dengan selebriti?
Kenapa ia bilang selebriti hanya tergila-gila akan uang dan popularitas?
Apa aku harus berhenti?

Hell! Apa yang kupikirkan? Kenapa juga aku harus berhenti? Toh dia juga tidak memintaku untuk berhenti.

Kenapa kepalaku banyak sekali pertanyaan di dalamnya? Ucapan Aaron berhasil mengganggu pikiranku beberapa hari ini.

"Kendra, seseorang ingin bertemu denganmu!" Ucap manager-ku yang baru saja muncul dan sekarang ia sedang berdiri diambang pintu, menatapku tanpa ekspresi.

"Tapi, Ms.Boone, aku sedang..." Ucapku sembari menunjuk diriku sendiri yang sedang dimake-up oleh seorang wanita berkulit hitam, penata riasku.

"Segera!" Serunya, lalu pergi meninggalkan ruangan.

Setelah penata riasku menyelesaikan dandanannya di satu bagian, "Nanti saja ya sisanya!" Kataku kepada penata riasku dan segera menemui Ms.Boone sesuai perintahnya.

Aku segera menuju kantin agensi di lantai dasar dan mencari-cari sosok Ms.Boone. Ia sedang duduk dengan seorang wanita dan aku segera datang menghampiri mereka.

"Hi, Kendra!"

Wanita itu lagi, Brenda Volk.

Apa yang ia inginkan? Apa hubungannya dengan Aaron?

Ms.Boone memberikan tempat duduknya kepadaku dan ia segera pergi meninggalkan kami berdua.

Aku duduk dan memasang senyuman canggung. Kami belum pernah bertemu bertatap muka sebelum hari itu, di rumah Aaron.

"Ada apa, Ms.Volk?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Begini, aku tahu kita tidak sedekat itu. Tapi, bolehkah aku meminta bantuan darimu?" Tanyanya dengan nada yang pelan dan rendah.

"Jika aku bisa membantu" Ucapku ragu.

"Kau dan Aaron punya hubungan khusus?" Tanyanya santai.

Aku terdiam sejenak, ia tahu Aaron? Untuk menghindari pertanyaan itu aku segera bertanya lagi,

"Apa yang bisa kubantu?" Tanyaku.

Kenapa ia harus mendapati aku berada di rumah Aaron? Aku benar-benar belum siap dicap sebagai selebriti yang sudah menikah nantinya.

"Dia putraku, Aaron" Ucapnya.

Aku terbelalak, Apa?
Brenda Volk adalah ibunya Aaron? Tapi ia tidak tahu apapun tentang kami?

"Pertemukan kami sekali saja, kumohon. Aku hanya sangat merindukannya." Brenda memegang tanganku dan memohon padaku.

Ini bukan Brenda yang kukenal, Kemana karisma sang bintang legendaris itu? Kenapa ia malah memohon kepada selebriti junior sepertiku?

Aku menautkan kedua alisku, tanpa membalasnya dengan sepatah katapun.

Bagaimana ini? Kenapa ia tampak sangat menyedihkan?

"Maafkan--" Ucapanku terpotong.

"Tolong, sekali ini saja, Ken." Bujuk Brenda.

"Hubungan kami tidak sebaik yang kau kira, Ms.Volk dan aku juga tidak akan bisa. Sebagai ibunya, kau pasti sangat mengenal sikap keras kepalanya." Jelasku dengan pelan, berharap ia mengerti penolakanku.

"Aku tidak mengenalnya, Ken. Aku ibu yang jahat. Aku meninggalkannya sendiri, aku telah membuangnya!" Jelasnya, matanya berkaca-kaca tampak sedang menahan tangisan.

Aku tidak berkomentar, kabar mengejutkan apa lagi ini? Semuanya jadi tampak jelas, apa ini alasannya Aaron menjadi benci dengan selebriti?

Sepertiku?

👑

Luke terkekeh pelan mengamati teman satunya itu sedang menggigit jarinya dan terlihat binggung.

"Ada apa, bro?" Tanyanya sembari merangkul, kemudian mengguncang tubuh Aaron.

Aaron segera menepis tangan besar yang merangkul tubuhnya itu, "Pergi saja kau!" Sentaknya kemudian menyesap beer-nya.

"Kau tampak sedih, mau pindah? Aku tahu bar ini tidak ada wanita cantik" Ledek Luke, meskipun ia tahu Aaron tidak akan pernah melirik wanita secantik apapun selagi mereka di tempat semacamnya.

"Ayo cerita saja padaku, sobat!" Luke tekekeh, ia sepertinya sudah bisa menebak siapa yang mengganggu pikiran teman satunya ini.

"Aku bilang padanya, kalau aku membencinya," Ucap Aaron sembari meneguk beer-nya dengan cepat seolah kesal dengan dirinya sendiri.

Luke tersenyum licik, Aaron memang gampang sekali dibujuk, "Jika bukan begitu...Berarti, kau mencintainya, bukan?" Goda Luke dengan senyuman menggoda.

Aaron hampir tersedak, ia kemudian melontarkan tatapan tajam kepada Luke dan meletakkan gelas kacanya.

"Sudahlah, Luke. Kau Diam saja! Aku sudah tahu kau akan begini," Omelnya.

"Tidak, tidak, aku tidak akan menggodamu lagi. Ayo lanjutkan, sobat!" Bujuk Luke.

"Kami sudah tidak berbicara beberapa hari ini, dia bahkan sudah tidak menatapku lagi seperti biasanya," Jelasnya.

Melihat raut wajah Luke yang berubah, Aaron cepat-cepat berkata, "Tapi bukan berarti aku sudah menyukainya!"

"Tidak semua Selebriti begitu, Aar!" Jawab Luke.

Aaron tertegun, ia jarang melihat Luke seserius ini menanggapinya.

"Caramu menilai sesuatu itu sangat salah, bro!" Sahut Luke.

"Para wanita punya hati dan perasaan yang lembut. Kau perlu menjaganya, sobat." Ucap Luke lagi.

"Memangnya apa lagi yang bisa kulakukan?" Aaron berdecak.

"Meminta maaf."

"Satu lagi, Aar. Poppy-ku juga selebriti, tapi ia wanita baik-baik," Ledek Luke dengan senyuman tersipu malu yang selalu membuat Aaron geli setiap melihatnya.

Luke benar-benar tidak cocok dengan senyuman girly itu.

"Jadi, Aar—"

"Baiklah, aku mengerti!" Jawab Aaron, ia mengangguk-angguk dengan cepat agar pria itu tidak berisik lagi.

TBC
👑

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now