Chapter 46 - I Need You

80.7K 4K 6
                                    

Author's POV
Brooklyn bridge tampak indah, berdiri kokoh diantara cahaya langit senja oranye dan gedung-gedung tinggi pencakar langit.

Setelah mengantar Aurora ke asramanya di salah satu universitas di Brooklyn downtown, keduanya singgah ke Brooklyn bridge park.

Tidak seindah New York, tapi suasana akan tetap menyenangkan jika datang kesini bersama dengan seseorang yang spesial.

Tidak bisa berlama-lama di luar, keduanya masuk kedalam mobil karena merasa kedinginan. Walaupun sudah melapisi pakaian mereka dengan jas berbahan tebal, sepertinya tidak akan mempan juga.

Kendra melepaskan syal yang melingkari lehernya dan melingkari syal itu kepada Aaron. Sepertinya Aaron lebih membutuhkan syal itu daripada dirinya. Aaron harus tetap fit karena ia masih akan mengendarai mobil setengah sampai satu jam lagi.

Aaron mendongak, hanya menatapnya heran. Aaron benar-benar tidak cocok mengenakan syal berwarna mencolok itu dengan raut wajahnya yang begitu datar.

Kendra menahan tawanya, masih berusaha memperbaiki letak syal itu agar terlihat bagus ketika dikenakan oleh Aaron.

Aaron meraih kedua tangannya, menghentikan apa yang sedang Kendra lakukan. Menarik syal itu dan memasangkan kembali ke leher putih Kendra yang sangat membuat Aaron ingin mencium wanita di depannya itu habis-habisan.

"Berhenti melakukan sesuatu untukku, Kendra" Ucapnya.

Kendra mendongak, tersenyum kecil sambil merapikan posisi duduknya menatap mata biru keabuan itu. Penasaran apa maksud ucapan Aaron barusan.

"Termasuk tamparan waktu itu," tambah Aaron. Yang kemudian memegang kedua tangan Kendra.

Kendra hanya terdiam.

"Jika sesuatu terjadi padamu, aku tidak akan tinggal diam saja," Lanjut Aaron.

Kendra menatapnya heran, entah kenapa ucapan-ucapan Aaron membuatnya ingin tertawa. Pria dingin sepertinya tidak terlalu cocok dengan ucapan-ucapan manis seperti itu.

Kendra terkekeh, "Memangnya kau mau apa?" Godanya.

"Aku sadar, aku memerlukanmu. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu."

Kendra tertawa singkat, meskipun ucapan Aaron membuat sesuatu dibalik dadanya mulai mengentak-entak.

Ia melepaskan pegangan tangan Aaron dan menatapnya lekat-lekat.

"Dengar, aku tidak pernah memaksamu bahkan memintamu untuk mencintaiku juga, Aar. Aku hanya merasa, aku sudah nyaman bersamamu," Ucap Kendra.

Bahkan Kendra sendiri tidak tahu apa yang ia rasakan adalah perasaan cinta atau hanya kekagumannya akan wajah tampan dan segala kesempurnaan Aaron.

"Aku mendengar semua. Kenapa kau mau berhenti dari pekerjaan yang paling ingin kau lakukan itu?" Tanya Aaron.

Kendra terbelalak, masih terkejut apa benar Aaron mendengar semuanya?

"Bagaimana kau--"

"Kenapa kau melakukannya?"

Kendra menghela napas, "Aku hanya lelah," Jawabnya singkat. Ia menurunkan pandangannya karena ucapan Aaron barusan membuatnya teringat kembali akan pekerjaanya.

"Jangan berbohong, kau juga melakukan itu untukku, bukan?" Aaron menaikkan wajah Kendra yang tadinya tertunduk. Berusaha menahan dirinya yang sangat ingin mencium bibir wanita itu sekarang juga.

"Aku mencintaimu, perasaanku masih sama sejak dulu," lanjut Aaron. Ia merubah posisi duduknya sedikit menghadap kearah Kendra.

Kendra bergeleng, "Aku sudah berubah, bukan seperti Kendra yang dulu," Jawabnya pelan sembari tersenyum hambar, sedikit binggung akan dirinya yang mendadak menjadi begitu pesimis.

"Aku sudah terlanjur mencintai dirimu yang sekarang," Ujar Aaron.

Jantung Kendra berdebar-debar. Semakin lama semakin keras, dan apa yang terjadi padanya?

Demi Tuhan...Benak Kendra.

Aaron tersenyum miring, "Jangan lupa bernapas, Kendra!" ledeknya, Aaron dari tadi seenaknya saja mengubah-ubah suasana. Ia sudah cukup puas melihat ekspresi Kendra dari awal hingga akhir.

Mendengar hal itu, otomatis Kendra langsung menghembuskan napas yang ternyata memang ditahannya sejak tadi.

Untuk pertama kalinya, Aaron lebih suka dengan apa yang dilakukan Kendra yang hari ini.

👑
TBC

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now