Chapter 6 - Bad Habit

126K 6K 24
                                    

[As Aaron in media]

Kendra's POV
"Momm!! Aku lapar." Keluhku, beginilah kebiasaan pagiku, Aku keluar dari kamar dengan selimut tebal yang masih menyelimutiku. Berjalan mencari makanan dengan selimut tebal terseret, menyapu debu-debu yang menempel di lantai kayu itu.

Aku belum pernah berhenti melakukan kebiasaan ini sejak aku SMP. Mom selalu marah karena kebiasaan yang kusebut unik ini. Karena jika tidak begitu, aku takkan rela beranjak dari kasur yang empuk dan nyaman itu.

Tetapi kali ini, hari ini juga, aku sadar dan untuk pertama kalinya dari seumur hidupku, aku telah menyebutnya sebagai, 'A Bad Habit' sebuah kebiasaan buruk, and people gotta try to kick that habit, right?

Kenapa? Aku ragu mengatakannya, it's pretty damn embarrassing. Aku berjalan ke dapur dan memeluk seseorang dari belakang yang kukira adalah 'mom', ibuku tercinta, tapi nyatanya bukan.

Actually, pelukan itu terasa nyaman, lebih nyaman daripada memeluk tubuh kecil mom. Aku baru sadar setelah beberapa menit ketika meraba-raba perut six-pack-nya.

Aku terlalu malu, jadi aku berlari masuk ke kamar tanpa mengatakan apapun dan mengunci diri. Jika ada kata yang bermakna lebih dari 'memalukan' aku akan pakai itu.

Aku benar-benar ingin memperbaiki image-ku yang sudah buruk kemarin. Tapi kenapa pagi ini aku sudah buat kesalahan yang fatal lagi?

Aku bisa gila!

Ada baiknya dari sikap dingin pria yang dipanggil Aaron ini. Ketika tadi aku memeluknya dengan erat, ia masih saja sibuk berkutat dengan peralatan masaknya, tidak bereaksi apapun saat aku memeluknya.

Sepertinya ia tidak menganggap aku ada di dunia ini.

Satu jam, dua jam. Aku mengunci diriku dua jam. Dan perutku benar-benar perlu diisi, aku kelaparan. Dimana orangtuaku? Kenapa mereka tidak juga mencariku?

Lalu aku memutuskan untuk memikirkan bagaimana aku akan memulai percakapan dengan mahkluk sombong itu.

"Aku siap!" Desisku sambil menatap tangan kananku yang sebentar lagi akan mendarat di gagang pintu itu.

Dia disana! Saat aku membuka sedikit pintu kamar dan mengintip, aku melihat kepala pria yang disebut Aaron itu. Ia sedang makan sambil menonton berita di televisi.

Aku dengan pelan berjalan ke arahnya, dengan percaya diri aku menyerahkan sapu tangan hitam yang pernah kuambil dari rumahnya tepat didepan matanya, sehingga menghalang pandangan Aaron yang tadinya tertuju pada layar televisi dan menambahkan dehaman kecil untuk menutupi kecanggungan.

Apa yang terjadi kemarin?

👑

Flashback on
"Aku akan langsung saja. Kendra, kenalkan dia Aaron Torres, tunanganmu," Ucap dad.

Aku tersentak, sekarang aku benar-benar kehilangan kata-kataku. Setelah warisan, ia bahkan menjodohkanku?

Karena aku tidak memberi respon apapun, jadi dad terus melanjutkan, "Kalian akan segera menikah," lanjutnya.

Aku memejamkan mataku sejenak, mengeratkan rahangku sendiri. Perlu waktu untuk benar-benar mencerna hal ini,

"Yang benar saja, kenapa aku harus menikah dengan orang yang tidak kukenal?" Tanyaku ketus.

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now