Chapter 36 - Tasya

85.4K 3.9K 18
                                    

[As Aaron in media]

Author's POV
Anehnya, mobil mereka berhenti di depan bangunan Luxury Nightclub. Yang jelas hanya buka saat malam hari.

"Kau akan tahu setelah ini." Tasya tersenyum melihat raut wajah heran Aaron. Saking irit-nya dengan kata-kata, Aaron bahkan terlihat seolah bertanya melalui ekspresi wajahnya itu.

Memang terlihat aneh, Tasya membuka pintu kaca itu, membuka lampu sehingga menerangi seluruh ruangan itu. Ruangan yang biasanya dipenuhi oleh orang-orang dan dentuman musik, kini sepi dan sangat tenang.

"Aku jelas tahu ini kesempatan terakhirku, tapi tidak salah, kan? Makan siang di club milik ayahku sendiri?" Ucap Tasya sembari menepuk kursi tinggi di sampingnya.

Aaron ikut duduk di sampingnya dan masih memilih untuk tidak berkomentar. Kali ini, Tasya terpaksa harus berusaha lebih membuat pria itu mengeluarkan suara dan setidaknya mengobrol bersama di kesempatan terakhir ini.

Tasya berjalan, memutari meja bar panjang itu dan masuk ke bagian dalam bar. Ia mengambil gelas kaca dan memulai bakat mixologist-nya lagi, setelah tidak mencoba beberapa tahun terakhir sejak ia mulai terjun di dunia penerbangan.

Tasya menghidangkan tequila yang selalu dikatakan unik di Club ini. Tanpa dijelaskan, Aaron langsung tahu bahwa Tasya-lah penemu resep campuran minuman menakjubkan itu.

"Kenapa kau tidak melanjutkan bisnis ayahmu saja?" Tanya Aaron sambil menerima gelas kaca itu.

Akhirnya, akhirnya pria itu berbicara juga. Benak Tasya tak berhenti memekik kegirangan.

"Karena sesuatu, penasaran?" Goda Tasya.

Meskipun Aaron tidak menjawab, Tasya langsung memulai ceritanya.

👑

Flashback on
"Jangan bermain di luar, tata! Ayah harus keluar sebentar untuk bertemu dengan paman pengantar minuman!" Pria paruh baya dengan tubuh yang sedikit gemuk mengacungkan salah satu telunjuknya untuk memperingati anak gadisnya yang dikaruniai wajah sangat cantik dan manis itu.

"Okay, papa." gadis kecil berusia 8 tahun itu menjawab dengan suara khasnya yang lemah lembut.

Ia mengintip dari balik tirai jendela kecil, setelah melihat ayahnya pergi menjauh, ia dengan pelan membuka pintu dan keluar dari ruangan kedap suara yang sangat terpencil dari keramaian club itu.

Ia selalu saja kecewa, bertanya-tanya kenapa ayahnya dan ibunya selalu melarangnya ikut dan menikmati dentuman musik yang menurutnya terdengar sangat asyik itu.

Tapi, setelah tidak lama ia berkeliaran di sekitar. Ia tahu alasan larangan itu. Lebih tepatnya, saat seseorang yang bertingkah aneh dan berjalan sempoyongan seperti zombie menarik-narik tangan kecilnya itu.

Kekuatan anak delapan tahun jelas kalah dengan kekuatan pria aneh bertubuh besar itu. Ia terus meronta-ronta dan berteriak saat tangan pria itu mulai melingkari pinggangnya.

Tasya pernah melihat adegan seperti ini di film-film ataupun kartun dengan gambar animasi. Ia jelas tahu, saat ini ia pasti sedang menjadi korban penculikan atau mungkin hal lain.

✅ A Missing PartDär berättelser lever. Upptäck nu