Chapter 9 - Double Date?

99.8K 5.3K 9
                                    

Author's POV
Aaron Torres? Kendra bertanya-tanya, dia manusia yang bisa tersenyum juga? Dia seorang pilot? Di Damar Airlines?

"Poppy, sebaiknya aku pergi saja," bisik Kendra, ia berusaha menutup wajahnya dengan salah satu tangannya yang tidak sedang memegang gelato.

Poppy malah meraih lengan Kendra yang baru saja akan bangkit dari tempat duduk itu dan menahannya, "Bagaimana jika kita makan siang bersama? Kendra yang traktir!" Tukas Poppy.

Kendra tersentak, bukan karena ia harus membayar makan siang. Tapi karena rencana melarikan dirinya gagal total.

👑

Kendra's POV
Aku terdiam mematung, tidak berani bergerak. Jarak kami duduk sangatlah dekat. Kemana hilangnya senyuman tadi? Kurasa Aaron sudah benar-benar benci denganku.

Sebenarnya ini kencanku atau kencan Poppy? Kenapa mereka dari tadi malah menyatukan dan menggoda kami seperti ini?

Please! Aku ingin pergi dari sini secepatnya. Tapi aku tidak mugkin meninggalkan Poppy sendirian dengan dua pria asing ini.

"Kita seperti pasangan double date" Luke terkekeh, pria itu dan Poppy benar-benar licik. Dan kelihatannya mereka akan menjadi pasangan yang serasi nanti.

Terima kasih Luke dan Poppy yang baik. Kalian sedang membuatnya semakin benci denganku saja.

Suasana yang tenang dan sepi, hanya iringan lagu pop dan suara perbincangan ringan memenuhi atmosfir restoran prancis, tempat makan siang atas pilihan Poppy.

Enyahlah paparazzi sialan, kalian hanya akan membuat Damar Airlines menjadi semakin terkenal dan kehabisan tiket nanti, setelah memotret pria dalam setelan seragam pilot Damar yang tampan, bersama dengan dua artis terkenal.

Akhirnya makan siang ini berakhir juga, aku sudah tidak tahan lagi ingin pergi dari suasana canggung ini secepatnya.

Poppy berhasil, berhasil membuatku menyesali perbuatanku sendiri. Seharusnya aku tidak memaksa ikut dengannya tadi.

Kami berempat berdiri didepan restoran, menunggu jasa valet mobil Luke datang mengantarkan mobil. Semua mata tertuju pada Aaron, di manapun itu, entah karena ketampanannya atau karena alasan lain.

"Oopsy, Mobil Luke itu BMW coupe, dan hanya punya dua pintu. Bagaimana ini?" Sindir Poppy.

Berhentilah Poppy, aktingnya biasanya selalu bagus tapi tidak untuk kali ini.

"Kurasa Benz milik Aaron masih kosong."

Aku hanya memberikan senyuman canggung. Luke baik sekali, aku sudah tahu hal ini akan terjadi. Semuanya terlihat mencurigakan ketika Poppy mengajakku datang kesini menggunakan taxi, bukan mobil Luke.

"Bye Kendra" Poppy melambaikan tangannya tanpa rasa bersalah dan dia akan meninggalkanku disini? Bersamanya? Berdua saja?

Aku menoleh ke arah Aaron yang tidak berkomentar sedari tadi, sebelum ia menolakku, sebaiknya aku yang lebih dulu menolaknya, bukan?

"Kau duluan saja, jika tidak ada taxi, mungkin manager-ku akan--" Belum sempat menyelesaikan ucapanku, dia bahkan sudah pergi begitu saja.

Hell, dia bahkan tak sekalipun menoleh ke belakang. Aku menatapnya sampai bayangan pria itu hilang dari pandanganku.

Dia benar-benar dingin, tapi kenapa bisa ia sangat tampan?

Aku masih berdiri disana menunggu taxi kosong lewat. Kendra yang malang, manager-mu bahkan tidak akan pernah datang untuk menjemputmu.

Aku mengerjap, suara klakson membuyarkanku dari lamunan tentang betapa malangnya diriku.

Lalu aku menatap heran mobil Mercedes benz SLS berwarna hitam mengkilat yang berhenti di depanku.

Bukankah tadi Luke mengatakan soal Benz? Apa ini mobil Aaron? Ia mau mengantarku?

Tidak lama kemudian, Aaron menurunkan kaca mobilnya dan menatapku heran.

"Tuan putri, apa perlu kubukakan pintu untukmu?" Sindirnya.

Aku tersindir, entah karena rasa kenyang atau apapun itu aku benar-benar malas harus berkata-kata lagi, karena selalu saja aku yang salah dan harus mengalah jika berbicara dengannya.

Well, tawaran yang bagus, bukan? Diantar pria tampan dengan mobil yang bagus pula.

Now or never, padahal aku ingin sedikit jual mahal tadi. Sialnya, pria itu jauh berkali lipat lebih mahal.

Setelah aku memasang sabuk pengaman dengan baik, Aaron lalu melajukan mobilnya.

Aku tidak mengerti maksud pria satu ini, dingin, tapi juga kadang bersikap baik padaku. Ia juga tidak mengatakan apapun daritadi sampai kami tiba di depan rumahku yang sepi.

Aku mengucapkan terima kasih karena sudah memberikanku tumpangan dan kemudian dia juga pergi begitu saja.

Selama ini, belum ada pria yang mengabaikanku seperti ini. Apa aku harus marah? bersedih? Tapi kenapa?

Memangnya apa yang kuharapkan darinya?

👑

Author's POV
Disisi lain,
Luke terkekeh "Kau lihat itu? Sudah kubilang Aaron akan mengantarnya!" Serunya.

Mereka memarkirkan mobil mereka di sekitar sana atas permintaan Poppy, Luke bahkan kagum dengan kepedulian Poppy kepada sahabatnya satu itu.

"Benar, kenapa kau begitu yakin?" Tanya Poppy heran, ia lega Kendra tidak harus berdiri di tepi jalanan yang ramai dan memberhentikan mobil sedan kuning itu seperti orang bodoh.

"Lalu kenapa malam itu kau bilang Aaron itu orang yang salah, Luke?" Tanya Poppy lagi, penasaran.

Luke tertawa terbahak-bahak, "Aaron sangat populer! Banyak rekan kami, pramugari senior maupun junior yang suka dengannya. Tapi ia selalu saja bersikap dingin pada wanita-wanita itu. Aku juga sedikit terkejut ia mencium Kendra malam itu," Jelasnya.

Poppy mengangguk, seolah tak terkejut.

Tidak diragukan lagi, Pria tampan itu pasti sangat populer. "Kenapa ia harus bersikap dingin begitu? Kendra-ku yang malang," Keluh Poppy.

"Kudengar sih karena mantan pacarnya, dulu sekali," Kata Luke.

Poppy membulatkan bibirnya, menandakan ia mengerti, "Hey, ternyata kalian para lelaki juga pandai ber-gosip!" ledek Poppy.

Luke terkekeh sembari mengacak-acak rambut ikal yang telah menjadi favoritnya sejak pertama kali ia bertemu dengan wanita itu.

TBC
👑

01-09-17

✅ A Missing PartWhere stories live. Discover now