01

20.3K 1.7K 96
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Aeri," panggil seseorang dari ambang pintu kelas.

Pemilik nama menoleh. "Hm?" balasnya tanpa ingin menatap orang yang memanggilnya karena gadis itu sedang sibuk dengan buku pelajarannya.

"Aeri lihat aku kenapa?!" Kesal Hana karena Aeri tidaak kunjung menatapnya.

Aeri menghela napas pelan dengan menutup bukunya dan menatap sahabatnya dengan malas. "Apa?" tanyanya datar.

"Ada Jeno!" seru Hana dengan menunjukkan keberadaan cowok itu.

"Suruh masuk aja. Aku malas keluar kelas," jawab Aeri kembali membuka bukunya.

Hana mendengkus kesal. Kalau bukan sahabatnya, Hana tidak ingin menuruti gadis itu. "Jeno, kamu masuk aja! Aeri malas keluar kelas katanya," ucapnya malas.

Jeno tersenyum tipis saat melihat keberadaan Aeri. Gadis itu sangatlah serius kalau sudah menyangkut pelajaran. "Ohh, ya, sudah. Gue masuk ya," balasnya yang akhirnya masuk kelas dan duduk di sebelah Aeri.

"Lagi apa sih? Sampai nggak mau keluar kelas?" tanya Jeno lembut dengan menopang dagu.

Aeri melirik sebentar Jeno. "Baca buku, nanti mau ada ulangan harian," jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya.

Jeno mengangguk mengerti. "Ri, nanti kamu ada latihan basket nggak?" tanyanya tiba-tiba.

Aeri yang merasa penasaran, menghentikan baca dan menatap Jeno. "Nggak ada, kenapa?" tanyanya.

"Kamu mau nggak temani aku ke mal. Ada yang mau aku beli."

Aeri berfikir sejenak. "Ohh, bisa kok," jawabnya melanjutkan membacanya lagi. Terlihat cuek namun, jangan salah. Aeri sangatlah senang saat cowok itu mengajaknya untuk jalan.

"Benar nih?" tanya Jeno memastikan.

Aeri menganggukkan kepala. "Okee! Nanti pulang sekolah aku ke kelas kamu, ya. Jangan ke mana-mana," pesan Jeno dengan mengusak surai hitam Aeri pelan.

"Iyaa," singkat Aeri dengan senyuman tipis.

"Ya, sudah, aku balik ke kelas," pamit Jeno.

"Hhmm."

Tak lama bel masuk berbunyi, belajar telah di mulai.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Di lain tempat.

"Jin, gimana pasien lo?" tanya Seungmin yang sekarang sedang berada di kantin rumah sakit.

"Retaknya lumayan parah. Jadi harus beberapa kali operasi," jawab Hyunjin datar.

"Ohh. Lo gimana yang pasien lo, I.N?" tanya Felix dengan mengunyah makanannya. Cowok itu juga ikut makan siang.

"Ya nggak gimana-gimana, " jawab I.N santai.

Felix menghela napas, sedangkan Hyunjin dan Seungmin tertawa kecil mendengar jawaban dokter termuda dari mereka berempat.

Di sisi lain. Mereka tidak sadar saja kalau pasien maupun pegawai rumah sakit sedang menatap mereka, bahkan tidak jarang mereka mengambil foto secara diam-diam. Terutama untuk seorang Hwang Hyunjin. Cowok itu banyak sekali yang menyukainya entah itu pasien, kolega ayahnya atau pegawai rumah sakit.

Seungmin yang sadar akan suasana kantin yang aneh langsung mendekatkan tubuhnya pada teman-temannya.

"Kayanya kita jadi pusat perhatian mereka," gumamnya pelan sambil menatap sekitarnya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now