76

8.9K 940 25
                                    

Seminggu telah berlalu, Aeri sedang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian sekolah kelulusannya

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Seminggu telah berlalu, Aeri sedang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian sekolah kelulusannya.

"Aduhh, capek," gumam Aeri dengan menyenderkan punggungnya pada sofa dan memejamkan matanya sejenak.

Hyunjin yang memang sedang menemani Aeri belajar, mengusap kening gadis itu lembut. "Pusing, hm?" tanyanya dengan memijit kening Aeri pelan.

"Sedikit," balas Aeri masih dengan memejamkan matanya.

Hyunjin mengangguk dan masih memijit kening Aeri. "Mau aku buatkan teh hangat nggak?" tanyanya lagi.

Aeri membuka matanya dan menatap Hyunjin. "Eum, nggak usah deh kak. Aku nggak mau merepotkan," jawabnya.

Hyunjin tersenyum tipis. "Nggak ngerepotin kok," balasnya.

"Nggak deh. Kakak temani aku belajar aja sudah senang," balas Aeri dengan senyuman.

Hyunjin semakin gemas dengan gadis kecilnya. "Ya sudah. Air putih hangat aja, mau?" tanyanya lagi. "Untuk meredakan pusing di kepala kamu."

"Boleh deh," jawab Aeri terima.

Hyunjin mengangguk dan bangun dari sofa menuju tempat air minum dekat sofa. "Di minum pelan-pelan," ucapnya dengan memberikan segelas air hangat pada Aeri.

"Terima kasih, kak."

"Sama-sama."

Aeri minum air hangat yang diberikan Hyunjin kemudian, menatap pria itu yang masih setia memijit keningnya. "Kamu nggak ada praktek?"

"Ada. Tapi, nanti siang jam satu," jawab Hyunjin.

Aeri terdiam sejenak kemudian, mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Hyunjin. "Pasiennya cowok atau cewek?" tanyanya membuat Hyunjin tersenyum tipis mendengarnya.

"Kalau cewek kenapa?  Kalau cowok kenapa?" tanya balik Hyunjin dengan senyum jahil.

Aeri mendengus, Hyunjin malah bertanya balik.

"Ya, nggak apa-apa sih. Aku cuma tanya aja kok," balas Aeri mengubah posisinya menjadi seperti semula dan kembali fokus ke buku pelajarannya.

Hyunjin mengerang dalam hati. Dirinya sungguh gemas dengan gadisnya. "Cewek, pasien aku," balas Hyunjin bersandar di sofa dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Aeri yang sebentar lagi pasti akan menoleh pada dirinya.

"Cewek?!" seru Aeri dengan menoleh ke Hyunjin tiba-tiba.

Tebakannya benar bukan?

"Iya, cewek. Kenapa? Kamu cemburu, hm?" tanya Hyunjin dengan menaikan alisnya.

Aeri mengerjapkan mata dan kembali fokus ke buku. "Ng-nggak! Nga-pain aku cemburu!" bantahnya.

Hyunjin kembali tersenyum. Ia menegakan tubuh dan menopang dagunya dengan tatapannya yang begitu lekat pada Aeri. "Cantik loh, pasien aku." Hyunjin semakin jahil.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora