21

11.5K 1.1K 45
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri berjalan keluar kafetaria, walaupun tidak tahu ingin menuju kemana. Karena tujuan Aeri hanya untuk keluar dari kafetaria saja.

"Hai kak!" sapa seorang anak kecil saat Aeri berjalan di koridor rumah sakit.

Aeri menoleh dan tersenyum kecil. "Hai," balasnya. "Siapa nama kamu?" lanjut tanyanya.

"Namaku, Cory!" jawab anak kecil itu semangat.

"Kalau nama kakak, Aeri," balasnya.

Anak kecil itu menatap Aeri dengan berbinar. "Kak, main lari-larian yuk sama aku!" ucapnya semangat dengan menggerakkan kedua tangan Aeri.

Aeri tersenyum. "Maaf, ya. Kakak belum bisa lari," tolaknya langsung namun, anak kecil itu tetap keras kepala.

"Ayukk kak!" rengek Cory dengan menarik-narik tangan Aeri agar mengikutinya.

Aeri yang di tarik-tarik tangannya, mulai kesusahan untuk menyeimbangkan tubuh, terlebih tenaga anak itu yang ternyata lebih kuat.

"Cory!" Aeri panik saat anak kecil itu menarik tangannya semakin kencang agar bisa ikut berlari.

"Ehh-ehh..." Panik Aeri lago saat ingin jatuh namun, seseorang dari belakang menahan pinggangnya. Aeri terselamatkan.

"Dek, jangan di tarik tangan kakaknya, nanti kalau jatuh gimana?" ucap seorang Hyunjin dengan senyuman pada anak kecil itu, membuat Aeri menoleh dan terkejut bukan main.

Setelah Hyunjin bicara pada anak kecil, tatapan Hyunjin berpindah pada Aeri dan menampilkan senyum tipis.

Aeri mengerjap dan segera mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Maaf dokter. Aku mau main sama kakak ini," ucap Cory sendu.

Hyunjin membantu Aeri berdiri tegak, setelahnya melepaskan tangannya dari pinggang Aeri.

Tidak ingin membuat anak kecil itu menangis, Hyunjin mencubit kedua pipi anak itu. "Tapi kakak ini lagi sakit. lihat kakinya aja sedang di perban," balasnya lembut dengan menunjukan keadaan kaki Aeri.

Anak kecil itu langsung menatap Aeri."Oiyaa~" ucap Cory dengan cengir kuda. "Maaf kakak cantik. Cory lupa," lanjutnya polos.

Aeri tersenyum dan tatapannya tertuju pada Hyunjin. Ternyata pria itu tidak terlalu cuek dan bisa ramah juga saat bersama anak kecil.

"Cory," ucap seorang wanita dari kejauhan.

"Iya, ma!" balas Cory semangat dan meninggalkan Aeri bersama Hyunjin.

Setelah anak kecil itu pergi, Hyunjin langsung menatap Aeri. "Makanya jangan keras kepala jalan sendiri. Untung ada saya. Kalau tidak bisa jatuh kamu," serunya tegas.

Aeri mendengkus. "Ikut, saya," lanjut Hyunjin.

"Kemana?" tanya Aeri lucu.

"Ikut aja, jangan cerewet!" seru Hyunjin.

Menghela napas, Aeri memilih mengalah dan mengikuti pria itu.

"Kak tunggu, ih!" Kesal Aeri saat langkah pria itu yang begitu cepat. "Kaki aku masih sakit, ngerti dong!" lanjutnya marah.

Hyunjin tersenyum jahil saat melihat Aeri kesusahan berjalan, ia malah tetap berjalan dan tidak menghiraukan gadis itu yang terus memanggilnya.

"Kak Hyunjin!" ucap Aeri lagi, kali ini dengan suara yang sedikit keras namun, namanya Hyunjin tetap berjalan.

"Aduhhh!" jerit Aeri, membuat Hyunjin seketika menoleh dan mendekati gadis itu. Dari wajahnya terlihat panik.

"Kenapa? Apa yang sakit?" tanya Hyunjin heboh.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now