28

11.3K 1.1K 84
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Pagi ka—eh bunda!" ucap Aeri heboh saat melihat orangtua nya Felix sedang duduk di kursi makan.

Felixia tersenyum. "Kapan bunda sampai rumah?" tanya Aeri yang langsung duduk di sebelah Felixia sedangkan Felix, tersenyum melihat interaksi mereka.

"Semalam. Kata Felix, kamu lagi pergi sama Hyunjin. Makanya bunda langsung istirahat di kamar," jawab wanita paruh baya itu.

Aeri mengangguk. "Iya, aku pergi sama kak Hyunjin ke toko buku," balasnya semangat.

"Sekarang kamu sarapan dulu. Nanti sekolah di antar Felix," ucap Felixia.

"Siap bun!" balas Aeri yang langsung makan sarapannya.

Aeri tiba di sekolah setelah diantar oleh Felix.

"Nanti yang jemput kamu, kakak atau Hyunjin?" tanya Felix tiba-tiba sebelum Aeri keluar. Wajahnya terlihat jahil.

Aeri mendelik. "Apasih," balasnya.

Felix tertawa kecil. "Hyunjin aja, ya. Gimana? Kakak hari ini ada pasien banyak," ucapnya.

Aeri terdiam sejenak. "Kalau gitu aku sendiri aja. Nggak mau merepotkan orang lain," balasnya.

Felix menghela napas. "Pokoknya harus pulang sama Hyunjin. Nggak ada penolakan," tegasnya.

Aeri mendesis. "Terserah, aku mau masuk, bye!" balasnya dan mencium punggung tangan Felix.

Felix menggeleng kepala dengan tingkah adiknya. Membuka jendela kaca mobil. "Bareng Hyunjin loh! Awas kalau pulang duluan, kakak bakal marah sama kamu," serunya agak kencang agar Aeri bisa mendengarnya.

"Iya, bawel!" balas Aeri dan melangkah memasuki sekolah melewati koridor. Di perjalanan menuju kelas, tiba-tiba seseorang menggenggam tangan Aeri dan menahannya. Aeri menoleh, setelahnya menghela napas.

"Ikut aku!" ucap Jeno tegas dengan menarik tangan Aeri agak kencang agar mengikutinya. Membuat Aeri meringis kesakitan.

"Sakit Jeno!" seru Aeri namun, Jeno tetap menarik lengan Aeri sampai tibanya mereka di taman belakang.

Saat tiba di taman belakang. Aeri menghempaskan tangan Jeno kencang agar terlepas.

"Kamu kenapa sih," kesal Aeri dengan mengelus lengannya yang memerah.

Jeno yang melihatnya merasa bersalah. "Ma-maaf, Ri. Aku nggak ada maksud buat tangan kamu sakit," ucapnya yang ngin mengusap lengan Aeri namun, gadis itu menjauhkannya.

"Mau kamu apa? Langsung to the point!" ucap Aeri ketus.

Jeno menghela napas. "Duduk dulu, ya," ucapnya lembut.

Aeri kembali menghela napas kasar dan akhirnya menuruti kemauan cowok itu.

"Maaf. Maaf soal semalam waktu aku bentak kamu. Aku nggak ada maksud buat bentak kamu," ucap Jeno dengan menunduk. Dari suaranya, cowok itu terlihat merasa bersalah. "Aku spontan saat kamu dorong Sihyeon," lanjutnya.

Aeri tersenyum miris. "Udah? Ada lagi yang mau kamu bicarakan?" tanyanya dengan raut wajah datar.

Jeno terdiam sesaat. "Apa kamu tahu maksud ucapan Hyunjin yang jangan buat kamu sakit?" tanyanya tiba-tiba.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now