12

11.8K 1.2K 14
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


"Lix" ucap Hyunjin.

Felix yang sedang membaca buku menoleh. "Hm?"

"Lo kenal Jeno?" Pertanyaan Hyunjin tiba-tiba membuat Felix menaikan alisnya. Heran dengan pertanyaan sahabatnya itu.

"Kenapa? Tumben lo tanya itu?" tanya balik Felix membuat Hyunjin mendengkus.

"Jawab aja!" Kesalnya.

Felix mendesis. "Gue dengar sih sahabatnya. Kemarin bukanya ada lo saat si Jeno datang?"

"Hmm, ada. Tapi gue nggak perhatiin," jawab Hyunjin datar.

"Terus kenapa tanya lagi?" tanya Felix yang mulai penasaran. Sahabatnya ini tidak pernah yang namanya kepo dengan urusan orang lain.

Hyunjin memutar bola mata malas. "Memangnya nggak boleh?"

"Yaa, boleh. Tapi aneh aja gitu. Seorang Hwang Hyunjin kepo sama urusan orang lain."

Hyunjin memilih keluar ruangan daripada dapat pertanyaan lebih dari Felix. Ia cuma penasaran saja.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Felix. Kamu yakin mau bilang soal ini ke Aeri?" tanya Suzy ragu.

"Felix yakin tante. Kalau nggak di kasih tahu, Aeri akan tetap melakukannya. Tante tau, kan, Aeri sangat menyukai basket," jawabnya tegas.

"Tapi, tante takut Aeri tidak terima," ucap Suzy.

"Memang pertama kali mendengar berita ini pasti Aeri akan tidak terima. Tetapi, karena untuk kesehatan pasti lambat laun Aeri akan mengerti," balas Felix meyakinkan.

Suzy menghela napas. Ada benarnya juga kata Felix. Jika ia dan Minho tidak terus terang, pasti Aeri akan tetap melakukannya dan itu bisa membahayakan kesehatannya.

"Bantu tante untuk bicara ke Aeri, ya. Agar Aeri mengerti," pinta Suzy.

Felix mengangguk. "Tante tenang aja. Felix yang akan bicara pada Aeri," balas Felix.

"Terima kasih, Felix," ucap Suzy.

"Sama-sama tante. Felix sudah anggap Aeri adik sendiri. Jadi Felix akan lakukan apapun untuk Aeri" balasnya.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ



"Gimana Jin?" tanya Felix, setelah selesai melakukan rontgen.

"Mulai membaik," jawab Hyunjin.

"Kak, kalau aku sudah sembuh bisa main basket lagi kan?" tanya Aeri tiba-tiba.

Hyunjin langsung melirik Felix, begitupun dengan Felix. Mereka saling tatap sejenak kemudian, Felix mengangguk pelan, mengisyaratkan Hyunjin untuk bicara dengan jujur.

Memejamkan mata sejenak. "Sebelumnya kamu harus terima soal berita ini," ucap Hyunjin membuat Aeri mengerutkan kening.

"Maksudnya?" tanya Aeri.

"Kamu tidak akan bisa lagi main basket," jawab Hyunjin tidak tega dan ia bisa melihat perubahan pada raut wajah Aeri.

"Ka-kak, kamu bohong, kan?" tanya Aeri tidak percaya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Där berättelser lever. Upptäck nu