19

11.4K 1.1K 12
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Bel pulang sekolah berbunyi. Segera Aeri membereskan barang-barangnya. Ia ingin segera keluar dari sekolah, takut dirinya bertemu dengan Jeno.

"Aeri, ada Jeno," ucap Hana pelan saat ia melihat kehadiran cowok itu yang sedang bersandar di depan pintu kelas dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Aeri menghela napas pelan. Baru saja di bilang. Pasti Jeno ingin membicarakan soal yang tadi pagi.

"Hmm," balas Aeri dan setelah selesai, Aeri melangkah keluar kelas di ikuti dengan Hana di belakang.

"Mau aku temenin?" tanya Hana pelan.

"Nggak usah. Kamu pulang duluan aja," jawab Aeri dengan senyuman tipis.

Hana mengangguk mengerti. Pasti ada yang ingin mereka bicarakan. "Ya sudah, aku pulang ya. Hati-hati kamu," pamitnya dan pergi meninggalkan Aeri bersama dengan Jeno.

"Kenapa? Kamu nggak pulang sama Sihyeon?" tanya Aeri basa-basi.

Jeno tidak merespon, ia hanya menatap Aeri dalam diam. "Kalau nggak ada yang mau di bicarakan, aku pulang. Kak Felix udah jemput aku," lanjut Aeri tidak ingin berada di situasi seperti ini.

Jeno menghela napas pelan. "Aku antar sampai depan," ucapnya dan mengambil alih tas Aeri dari pundak gadis itu.

Aeri mengangguk saja dan mulai berjalan menuju lobi. Felix sudah menunggunya di sana.

"Kamu belum selesai cerita semuanya ke aku," ucap Jeno kembali mengungkit soal tadi pagi.

Aeri mendesis. "Aku udah cerita semuanya, Jeno" balasnya jengah.

Jeno menahan tangan Aeri. "Kamu nggak pernah sekalipun menghindar dari aku. Tapi, beberapa hari ini aku merasa kamu menghindar dan nggak pernah mau makan bareng satu meja sama aku dan Sihyeon di kantin. Pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan, Aeri," ucapnya panjang.

Aeri diam, ia bingung ingin menjawab apa. Kenyataannya yang cowok itu ucapkan memang benar. Aeri berusaha menghindari Jeno.

"Aeri!" panggil seseorang dari kejauhan.

Aeri menoleh dan seketika langsung tersenyum. Lagi-lagi ia terbebas dari Jeno.

"Udah ada kak Felix. Aku pulang dulu yaa. Terima kasih sudah di anterin sampai sini," pamit Aeri mengambil tas miliknya yang sempat di bawa oleh Jeno dan melangkah pelan menuju Felix.

"Kakak lama nggak tunggu, Aeri?" tanyanya lucu.

Felix menggeleng dengan mengusak surai hitam Aeri. "Nggak, baru aja tiba," balasnya dan melirik Jeno yang mendekati mereka.

"Gue lupa nama lo?" ucap Felix serius.

"Lee Jeno," balasnya.

Felix mengangguk dan kini tatapan teralih pada seorang cewek yang baru saja datang. Cewek itu langsung menggandeng lengan Jeno tanpa melihat situasi.

"Jeno, maaf ya. Aku tadi ke club cheers dulu. Ada yang mau di bicarakan," ucap Sihyeon.

Jeno tersenyum tipis dan mengangguk. "Nggak apa-apa," balasnya.

Sihyeon menyadari ada orang lain diantara mereka. "Ehh, Aeri. Sorry, aku nggak sadar ada kamu. Eum, masalah kalian sudah selesai?" tanyanya tiba-tiba membuat Felix menaikan alisnya.

Aeri melirik Jeno dan mereka saling tatap namun, secepat kilat Aeri mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Sudah," ucap Aeri singkat namun, berbeda jawaban dengan Lee Jeno.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now