35

10.8K 1K 72
                                    



ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ



Aeri melangkah menuju lapangan dengan malas. Siang ini terasa sangat panas apa lagi kalau dirinya berdiri di bawah sinar matahari. Ia terpaksa melakukan hukuman yang guru berikan padanya.

Aeri sudah berdiri di lapangan dengan hormat pada bendera. Terasa terik membuat Aeri yang baru sebentar berdiri sudah keringatan.

"Jeno. Aeri di hukum tuh," ucap Jaemin teman sekelas cowok itu, saat mereka sedang berada di balkon depan kelas. Mereka sedang tidak ada guru.

Seketika Jeno mengalihkan tatapannya ke arah Aeri yang sedang berdiri di lapangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seketika Jeno mengalihkan tatapannya ke arah Aeri yang sedang berdiri di lapangan.

"Mau kemana lo?!" ucap Jaemin saat tiba-tiba Jeno berlari ke lantai bawah.

"Aeri!" teriak Jeno.

Jaemin hanya bisa menggelengkan kepala. "Kasian gue sama lo, Jen," gumamnya iba.

Jeno sudah tiba di lantai bawah dan melangkah mendekati Aeri. Cowok itu berdiri di hadapan Aeri agar bisa menutupi gadis itu dari sinar matahari.

"Kenapa bisa hukum?" tanya Jeno lembut.

Aeri sedikit terkejut namun, setelahnya menghela napas pelan. Berusaha untuk biasa saja.

"Nggak apa-apa," jawab Aeri datar tanpa mau menatap Jeno.

Jeno menatap Aeri lekat. Terlihat jelas Aeri sudah berkeringat dan sedikit pucat.

"Panas ,ya?" tanya Jeno lembut.

"Nggak, biasa aja," balas Aeri berbohong. Tentu saja panas. Terik matahari pagi sangat menyengat hari ini.

Jeno menghela napas pelan. "Gue temani," ucapnya.

Aeri mendesis. "Pergi aja. Kamu nggak ada guru?"

Jeno menggeleng. "Guru di kelas aku ada rapat. Jadi hanya di kasih tugas," jawabnya.

"Ya sudah kerjakan. Kenapa di sini?" ketus Aeri yang mulai kelas.

Jeno tersenyum tipis. Ia tahu, Aeri mulai merasa kesal padanya. "Aku minta maaf."

Aeri menatap Jeno dengan kening mengkerut. "Soal kemarin di mal. Aku sudah kasar sama kamu," ucapnya berubah sendu.

Aeri menghela napas. "Aku udah maafkan. Mending kamu pergi dari sini. Nanti malah di hukum juga," usirnya langsung.

Setengah jam berlalu, Aeri sudah berdiri di depan bendera cukup lama. Keringatnya sudah mengucur di pelipisnya sangat banyak. Tapi, jam pelajaran bu Kirana belum selesai juga.

Jeno yang sadar Aeri mulai lelah, pergi ke suatu tempat dan kembali dengan sebotol minuman dingin.

Aeri terkejut, saat keningnya terasa dingin. "Je-Jeno, kamu ngapain?" tanyanya agak gugup.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now