24

10.9K 1.1K 74
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Aeri telah di bawa Felix menuju mobil, sedangkan  Hyunjin masuk ke taman rahasia. Saat masuk, Hyunjin sudah melihat Jeno bersama dengan Sihyeon sedang tertawa bersama.

Mengepalkan kedua tangan, Hyunjin berdehem. "Ekhmm...." Atensi Jeno dan Sihyeon langsung teralih.

"Lo, Jeno?" tanya Hyunjin tanpa basa-basi. Kalimatnya juga berubah menggunakan gue-lo.

Jeno mengangguk. "Iya. Kenapa dan lo siapa?" tanyanya dan bangun dari duduknya.

Hyunjin diam sejenak dengan melirik Sihyeon. "Jauhkan Aeri," ucap Hyunjin tiba-tiba.

Jeno menaikan alisnya. "Apa urusan lo suruh gue menjauhkan Aeri?!" balasnya tidak suka.

"Gue...." jeda Hyunjin kembali menatap Sihyeon sejenak. "Temannya," lanjutnya dingin.

Jeno tertawa kecil. "Baru teman aja sudah berani menyuruh orang untuk menjauhkan Aeri," seru Jeno dengan nada mengejek. "Gue nggak akan jauhkan Aeri!" lanjutnya dengan penekanan.

Hyunjin mengepalkan tangan. "Lo sudah buat Aeri sakit," serunya tegas, membuat Jeno menaikan alisnya untuk kedua kalinya. Cowok itu merasa bingung dengan ucapan Hyunjin. "Gue harap lo mengerti dan nggak akan buat Aeri lebih sakit lagi," lanjut Hyunjin, setelah itu meninggalkan Jeno yang masih bingung.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Aeri, kamu kenapa?" tanya Felix khawatir dengan menghapus air mata sang adik.

Aeri tidak merespon. Ia masih menangis. "Cerita masalah kamu, kakak akan dengarkan," lanjut Felix lembut.

Menghapus air matanya, Aeri memberanikan diri untuk menatap Felix. "Kakak akan dengarkan," ucap Felix lagi dengan mengelus surai hitam sang adik.

"Je-Jeno, kak. Dia...mau tunangan," lirih Aeri menunduk.

Felix menghela napas dan menyentuh dagu Aeri, mengangkatnya agar Aeri mau menatapnya "Kamu suka sama Jeno?" tanya Felix lembut, walaupun rasa amarah mulai memuncak.

Aeri mengangguk pelan, membuat Felix mengeraskan rahangnya. "Sudah jangan menangis. Kakak nggak suka. Apa lagi kamu menangis hanya karena seorang cowok. Masih banyak cowok yang lebih baik dari cowok itu," ucap Felix lembut dengan menatap manik mata Aeri lekat.

"Tapi kak—"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tapi kak—"

"Sstt! Sudah tidak usah di pikirkan. Sekarang kamu lupakan dia dan istirahat aja. Wajah kamu kelihatan lelah. Mau tidur di kursi belakang?" tanya Felix mengalihkan topik agar Aeri bisa melupakan rasa sakit hatinya.

Aeri mengangguk pasrah dan pindah duduk di belakang, setelahnya langsung memejamkan mata agar suasana hatinya membaik.

Pintu mobil terbuka. Hyunjin masuk dan langsung menoleh ke kursi belakang tempat Aeri duduk.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now