81

8.6K 815 29
                                    

Aeri terbangun dari tidurnya setelah merasakan kedua pipinya di mainkan oleh seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aeri terbangun dari tidurnya setelah merasakan kedua pipinya di mainkan oleh seseorang.

Aeri membuka matanya perlahan dan mendapati kekasihnya, Hwang Hyujin sedang berada di dekatnya, sangat dekat bahkan hembusan napas hangatnya bisa Aeri rasakan.

"Siang, baby," sapa Hyunjin dengan senyum tipisnya.

"Aku ketiduran. Kenapa nggak bangunin," kesal Aeri, niat dia ke kamar Hyunjin untuk membangunkannya malah dia yang tertidur.

"Aku nggak tega bangunin kamu, habisnya pulas banget," balas Hyunjin sambil memainkan anak rambut Aeri.

"Sekarang makan, ya, habis itu minum obat dan mandi pakai air hangat," ucap Aeri lembut.

Hyunjin mengangguk, perutnya juga sudah lapar.

"Aku bawa—"

"Nggak usah, aku udah telpon bibi buat bawa makanan ke kamar," potong Hyunjin sambil mengeratkan pelukannya ke Aeri, padahal lumayan lama mereka berpelukan tetapi, tidak cukup untuk Hyunjin.

"Kak, udah lama loh kita pelukan, sesak nih aku," rengek Aeri berusaha melepaskan tangan Hyunjin dari pinggangnya.

Hyunjin cemberut, padahal ia masih ingin memeluk kekasihnya ini. "Sebentar lagi," pinta Hyunjin dengan tatapan memelas.

Aeri menghela napas pelan. "Ya udah, tunggu bibi ke sini. Kalau bibi udah dateng, janji lepasin aku," ucap Aeri.

"Siap princess," balas Hyunjin semangat.

"Wangi," gumam Hyunjin random.

"Emang, aku nggak suka bau," balas Aeri yang kali ini memainkan jari tangan Hyunjin, sesekali menggambarkan pola di telapak tangan pria itu.

"Setiap hari aku peluk kamu, bisa kecanduan nanti," ucap Hyunjin, membuat Aeri tertawa.

"Kecanduan? Kaya apa aja. Padahal wangi parfume biasa."

"Beneran deh. Senyuman, tawa, wangi dan...," Hyunjin menyentuh bibir ranum Aeri, membuat Aeri gugup setengah mati. "Bibir kamu, jadi candu buat aku," lanjut Hyunjin menatap bibir Aeri dengan lekat.

Mata Aeri menatap ke segala arah, entah ucapan Hyunjin barusan membuatnya terbang tinggi.

"Boleh di ci—"

"Aku sakit perut, mau ke toilet kak!" potong Aeri, ia harus lari dari Hyunjin sekarang sebelum terlambat.

Hyunjin mendengkus. "Kamu mau kabur, hm?" tanyanya dengan serius.

"Ng-nggak kok! Aku beneran mau ke toilet. Serius deh," jawab Aeri sedikit memelas. Padahal nyatanya ia berbohong.

Hyunjin menilisik manik mata Aeri beberapa detik, namun setelahnya tersenyum miring. "I know you're lying. Baby," ucapnya dengan suara beratnya.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now