72

9.2K 976 114
                                    

Yiriaz tersenyum mendengar ucapan sang kakek, berbeda dengan Aeri yang masih menunduk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yiriaz tersenyum mendengar ucapan sang kakek, berbeda dengan Aeri yang masih menunduk. Sedangkan Hyunjin, menatap Aeri sendu. Ia tidak bisa melihat gadis itu menangis.


















"...Lee Aeri, " ucap Lee menoleh pada Aeri dengan senyuman.

Aeri langsung mendongakkan kepala dengan mata membulat dan bibir sedikit terbuka. Berbeda dengan Felix dan Hyunjin yang terdiam karena terkejut bukan main.

Carel yang mendengarnya hanya bisa menghela napas lega. Setidaknya, Aeri masih bisa menjadi kekasih sang adik.

"Tu-tunggu! Jadi Hyunjin di jodohkan sama Aeri?" tanyanya menatap Riana dan Minhyun serius.

Riana tersenyum. "Iya, Hyunjin, makanya bunda paksa kamu untuk tidak menolak. Karena bunda mau menjodohkan kamu dengan Aeri. Senang tidak kamu? " tanyanya dengan bahagia.

Hyunjin mengerjapkan matanya. Entah apa yang dirasakannya. Dirinya merasa sangat senang saat mendengar Aeri yang akan di jodohkan olehnya, tapi di sisi lain ia kecewa dengan orang tuanya. Kenapa dirinya tidak di kasih tau dari awal kalau orangnya adalah Aeri, kekasihnya sendiri. Ia tidak perlu menyakiti hati Aeri kalau bundanya memberitahu semua rencananya dari awal.

"Hyunjin?" tanya Riana.

"I-iya, bun," balas Hyunjin yang sekarang tatapannya beralih pada Aeri.

"Sayang, kakek dengar kamu ada hubungan dengan Hyunjin?" Kini Lee yang bertanya pada cucu cantiknya.

Aeri mengerjap dan tersadar dari terkejutnya. Ia, melirik Hyunjin sekilas yang sedang menatapnya. Kemudian, menunduk. "Tapi, a-aku...."

"Hyunjin terima kek!" spontan Hyunjin, entah kenapa dirinya tidak mau mendengar Aeri menolak perjodohan itu.

Aeri menatap Hyunjin terkejut. Sedangkan Lee dan seisi ruangan tertawa bahagia.

"Gerak cepat banget lo," bisik Carel, membuat Hyunjin mendengus.

"Aeri gimana?" kali ini Minhyun yang bertanya. "Kamu pasti menerima perjodohannya, kan?" lanjutnya penuh harapan.

Aeri mengigit bibirnya dengan kedua tangan yang berada di atas paha saling mengepal. "Aeri —"

Srek!

Hyunjin bangun dari duduknya dan menarik lembut tangan Aeri agar ikut berdiri.

Semua mata langsung menatap Hyunjin terkejut, karena tiba-tiba menarik lengan Aeri.

"Ikut aku," seru Hyunjin.

Aeri menggeleng. "Ng —" ucapan Aeri terpotong karena Hyunjin sudah menariknya lebih dulu untuk keluar ruangan.

"Hyunjin, lo mau bawa kemana Aeri?!" tanya Felix tegas namun, Hyunjin tak menghiraukannya. Cowok itu malah semakin membawa Aeri agar ikut dengannya untuk keluar ruangan.

Minhyun merasa tidak enak dengan Lee. "Maafkan Hyunjin," ucapnya.

"Tidak apa-apa. Mungkin karena mereka terkejut dengan rencana yang kita buat," ucap Lee mengerti.

"Jadi, kakek yang merencanakan ini semua?" tanya Felix yang sekarang menatap Lee serius.

"Iya, kakek dengar mereka juga ada hubungan kekasih dan itu lebih mempermudah kakek untuk menyatukan mereka," jawab Lee tenang.

"Kenapa kakek tidak cerita sama Felix?" tanyanya kesal.

Lee mendengus dan menyentil kening Felix pelan. "Mulut kamu itu nggak bisa di jaga. Yang ada kamu membocorkan rencana kakek," jawabnya kesal.

Felix mendesis. "Terus yang tau rencana kakek siapa?" tanyanya.

"Gue!" sambung Yiriaz dengan senyuman.

Felix menatap Yiriaz terkejut. "Lo tau?"

"Hmm...gue, kan, tinggal di Sydney. Kakek minta saran gue dan cari tau tentang Hyunjin. Jadi gue ikut dalam rencana perjodohan," jawab Yiriaz. "Dan kebetulan gue ada kerjaan di sini. Sekalian cari tau tentang Hyunjin," lanjutnya santai.

Felix menghela napas kasar. "Kakek! Rencana kakek gagal!" kesalnya membuat semua seisi ruangan mengerutkan kening bingung.

"Gagal? Maksud kamu?" tanya Lee bingung.

Felix kembali menghela napas. "Mereka putus!"

Mereka semua terkejut. "Kok bisa?!" tanya Riana dan Suzy bersama

"Hyunjin yang putusin Aeri," balas Felix berubah dingin. Ia kembali kesal pada sahabatnya itu, karena telah menyakiti adiknya.

"Ha-hah?! Hubungan mereka putus?!" terkejut Riana.

"Iya tante, Hyunjin terpaksa karena dia tau mau di jodohkan dan yang Felix dengar dari sahabat Felix. Hyunjin tidak mau menyakiti hati Aeri setelah tau hubungan mereka tidak akan bisa bersama," jawabnya menjelaskan.

Semua menghela napas panjang. "Kenapa jadi rumit begini?" ucap Lee lelah.

"Kayanya Hyunjin mau perbaiki semuanya deh. Makanya dia bawa Aeri pergi," ucap Yiriaz menenangkan suasana.

"Semoga aja mereka baikan dan kembali menjadi pasangan kekasih," ucap Suzy, di anggukkan semua orang.

"Semoga saja. Saya sangat berharap merek bersatu dan menerima perjodohan," sambung Lee.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

"Lepas!" seru Aeri berontak namun, Hyunjin pura-pura tidak mendengarnya sampai dimana langkah mereka terhenti di ke roof top cafe.

"Kak sakit!" ucap Aeri lagi.

Hyunjin melepaskan genggaman tangannya dan menatap lengan Aeri yang sedikit merah karenanya. "Maaf," ucap Hyunjin merasa bersalah dengan mengusap lengan Aeri yang terlihat merah.

Aeri menepis tangan Hyunjin pelan. "Maafkan aku, Aeri," ucap Hyunjin lagi, dan kali ini dengan tatapan sendu dan menggenggam kedua tangan Aeri.

Aeri tak merespon dan memilih mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Aeri, aku terpaksa putusin kamu. Karena..." Hyunjin menyentuh dagu Aeri agar gadis itu mau menatapnya. "Karena aku mau di jodohkan. Tapi, sekarang aku senang. Orang yang akan di jodohkan sama aku adalah kamu, Aeri," lanjut Hyunjin walaupun Aeri masih tidak ingin menatapnya.

Aeri menarik napasnya dan menghembuskan perlahan. Ia mulai menatap Hyunjin namun, dengan tatapan dingin. "Tapi hati aku sakit kak. Kenapa kamu nggak bisa jujur dari awal. Kalau kamu jujur dari awal mungkin aku bisa merelakan. Tapi..." Aeri tersenyum miring, membuat Hyunjin mengerjapkan mata. "Alasan kakak yang buat aku —"

Srek!

Hyunjin menarik Aeri agar semakin dekatnya dengannya, membuat Aeri bisa merasakan deru napas hangat dari Hyunjin.

Chup!

Aeri mematung saat bibir pria itu menyentuh keningnya. "Aku minta maaf. Tolong, jangan pergi dari aku. Aku tidak bisa tanpamu, Aeri," gumamnya kemudian, ciuman itu turun ke bibir ranum Aeri.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote, share and comments
Thanks

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now