06

12.7K 1.3K 27
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Segera Aeri membereskan barang-barangnya karena sudah ada janji dengan Jeno. Ia tidak ingin melewatkan janjinya dengan cowok itu.

"Aeri," panggilan seseorang membuat pemilik nama menoleh dan seketika tersenyum saat melihat kehadiran Jeno yang sudah berdiri di depan pintu kelas. Kedua tangan cowok itu terlipat di depan dada dan dengan bersandar di dekat pintu.

"Sebentar," balas Aeri karena ia masih sibuk membereskan barangnya.

Jeno mengangguk dan memperhatikan setiap gerak-gerak Aeri. Lima menit berlalu, Aeri telah selesai dan mendekati keberadaan Jeno.

"Kita ke kafe biasa, ya," ucap Jeno dengan merangkul bahu Aeri.

"Ya sudah, terserah kamu," balas Aeri.

Sepuluh menit perjalanan menggunakan motor. Jeno dan Aeri tiba di kafe favorite mereka.

Kafe cat&dog. Kafe ini menjadi kafe langganan Jeno dan Aeri karena keduanya sangat menyukai binatang terutama Aeri. Gadis itu sangat menyukai kucing.

Memasuki kafe, Aeri langsung mencari tempat duduk favoritnya, sedangkan Jeno berniat untuk pesan makanan.

"Masih sama bukan kesukaan kamu?" tanya Jeno sambil melirik sekitar kafe.

Aeri mengangguk kecil. "Masih kok."

"Ya sudah. Aku pesan dulu. Kamu tunggu sini," seru Jeno dan meninggalkan Aeri untuk pesan makanan di counter. Lima menit berlalu, Jeno telah kembali dan duduk di kursi depan Aeri.

Aeri tersenyum kecil dengan menatap sekitar. "Sudah lama kita nggak kesini," ucapnya memulai percakapan.

Jeno mengangguk dengan memperhatikan wajah Aeri. "Nggak ada yang berubah juga," balasnya dan tidak lama, pesanan Aeri dan Jeno datang.

Mata Aeri berbinar. Gadis itu langsung minum, minuman kesukaannya. "Kamu mau ngomong apa ajak aku ke sini?" tanyanya langsung dengan menyedot bubble tea di minumannya.

Jeno terdiam sejenak dengan menatap Aeri lekat. "Aku sudah resmi pacaran dengan Sihyeon."

Deg!

Aeri langsung tersedak saat tidak sengaja menyedot terlalu kuat karena terkejut mendengar ucapan Jeno.

"Aduh! Kamu pelan-pelan dong Aeri," panik Jeno, bangun dari kursinya dan menepuk-nepuk punggung Aeri pelan agar batuknya mereda.

Mata Aeri mengerjap. "Ma-maaf, a-aku kaget," ucapnya berusaha menetralkan batuk dan sesak di dadanya karena mendengar ucapan cowok itu.

Jeno kembali duduk di kursinya dan menatap Aeri saat batuk gadis itu mereda. "Liat tuh! Sampai keluar air mata," ucapnya khawatir dengan menghapus air mata yang keluar dari sudut mata Aeri.

Aeri menghapus cepat air matanya dan tersenyum palsu. "Ma-maaf," balasnya. "Jangan sekarang Aeri. Kamu harus kuat," lanjutnya dalam hati. Aeri berusaha memberikan semangat agar dirinya tidak menangis.

Mengigit bibirnya, Aeri berusaha untuk tersenyum kembali. "Kayanya aku nggak bisa lama-lama di sini. Aku mau pulang. Aku dapat SMS dari bunda nih, di suruh pulang," ucapnya asal, ia ingin segera pergi dari hadapannya Jeno untuk sekarang ini.

"Yahhh, baru sebentar loh," ucap Jeno lesu. Padahal ada banyak yang ingin ia ceritakan pada sahabatnya ini.

Aeri tersenyum kecut. "Ma-maaf. Aku pulang, ya," Pamit Aeri segera bergegas meninggalkan kafe. Tidak peduli dengan Jeno yang merasa heran dengan kepergian Aeri yang tergesa-gesa.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora