09

11.9K 1.2K 28
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


"Je-Jeno," ucap Aeri dalam hati. Tatapannya hanya tertuju pada cowok itu.

Felix yang menyadari, mengikuti arah tatapan Aeri. "Siapa?" tanyanya penasaran.

Jeno tersenyum ramah dengan membungkukkan tubuhnya sedikit. "Sahabat Aeri," jawabnya dan melangkah mendekati Aeri.

"Benar dia sahabat kamu?" tanya Felix pada Aeri.

Aeri mengerjap kemudian, menatap Felix. "Be-benar kak," jawabnya pelan.

Hyunjin yang berada di antara mereka, menaikan alisnya dengan respon gadis itu yang terkesan gugup. Sedangkan Felix mengangguk pelan dan menerima kedatangan Jeno.

"Maaf, saya periksa dulu," ucap Hyunjin agar tugasnya cepat selesai.

"Tunggu!" tahan Aeri dengan menahan tangan dokter Hyunjin. Tatapan Aeri berubah kesal. "Kenapa harus kamu? yang lain aja nggak bisa?" lanjutnya. "Aku nggak mau di periksa sama kamu."

Hyunjin memejamkan matanya, menahan kesal. Berbeda dengan Felix yang menghela napas. "Aeri, nurut aja, ya," ucapnya tegas.

"Tapi kak, Aeri nggak mau di periksa sama dia!" balas Aeri melirik Hyunjin tidak suka.

"Kamu mau cepat sembuh nggak?" tanya Felix serius.

Aeri mengangguk cepat dengan mata yang membulat lucu. Akibat respon lucu Aeri membuat Felix tertawa. Adiknya sungguh menggemaskan. "Makanya mau di periksa sama teman kakak. Dia ahli di bidang ortopedi," lanjut Felix.

Aeri melirik sebentar Hyunjin, setelahnya kembali pada Felix dan menghela napas pelan. "Mau, ya?" bujuk Felix.

"Ya, sudah cepetan." Terima pasrah Aeri membuat Felix tersenyum, sedangkan Hyunjin mendengus. Kalau bukan gadis di depannya adalah adiknya Felix, ia sudah langsung pergi meninggalkan kamar rawat ini.

Hyunjin mulai periksa keadaan Aeri dan saat menyentuh kaki gadis itu.

"Aduh! sakit tau!" jerit Aeri dengan menatap tajam Hyunjin.

Hyunjin meringis. Jeritan Aeri sangat melengking di telinganya.

"Jin, pelan-pelan," seru Felix. Telinganya juga sakit karena jeritan Aeri.

Hyunjin menghela napas dan kembali periksa keadaan Aeri. Lima menit berlalu, Hyunjin telah selesai periksa keadaan Aeri.

"Gimana keadaan adik gue ?" tanya Felix penasaran.

"Bakal gue jelasin di ruangan gue," jawab Hyunjin datar.

"Di sini aja. Aku mau tahu," sambung Aeri yang juga penasaran.

Hyunjin memutar bola mata malas. Berbeda dengan Felix yang membujuk Aeri. "Nanti kakak kasih tahu, ya. Kamu istirahat aja dulu," ucapnya.

Aeri cemberut, membuat Felix gemas.
"Lo, bisa tolong jagain Aeri sebentar. Gue ada urusan," ucap Felix pada Jeno.

"Bisa kok," balas cowok itu.

Felix mengangguk, sedangkan Aeri melebarkan matanya. Bagaimana bisa di biarkan berdua dengan Jeno. Hatinya masih sakit setelah mendengar kabar pacaran cowok itu. Aeri masih belum terima.

"Kak," tahan Aeri menggenggam tangan Felix.

Felix berhenti dan menatap Aeri. "Kenapa, hm?"

"Di sini aja," ucap Aeri dengan wajah memelas

Felix mengusak surai hitam Aeri gemas. "Sebentar aja. Nanti kakak ke sini lagi," balasnya.

Felix melepaskan genggaman tangan Aeri pelan dan pergi keluar ruangan bersama Hyunjin. Di ruangan menyisahkan Aeri dengan Jeno. Keadaan menjadi hening dan canggung.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now