43

10.2K 1.1K 115
                                    

Aeri langsung buru-buru pergi meninggalkan Hyunjin yang diam di tempat setelah mendengarkan ucapan Aeri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aeri langsung buru-buru pergi meninggalkan Hyunjin yang diam di tempat setelah mendengarkan ucapan Aeri.

"Kak, ayoo kita pulang!" ajak Aeri, dentan menarik lengan Felix agar segera membayar dan meninggalkan toko buku.

Felix mengikuti Aeri karena tangannya di tarik gadis itu. "Kenapa minta pulang, tumbenan banget biasanya sampai berjam-jam?" tanyanya heran.

"Nggak apa-apa. Aku ada tugas sekolah banyak," jawabnya asal.

Felix mengangguk saja.

Setelah membayar buku, Felix dan Aeri langsung keluar toko buku tanpa sadar mereka telah meninggalkan Hyunjin disana sendirian.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ




Setelah tiba di rumah, Aeri langsung menuju kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di kasur dan menghela napas panjang. "Bodohnya! Kenapa bilang ke kak Hyunjin, sih!" gumam Aeri memarahi dirinya sendiri. "Kalau kak Hyunjin menjauh gimana, Aeri?!" lanjutnya semaki frustasi.

Aeri jadi kepikiran tentang ucapannya tadi di toko buku. "Au ah!" Aeri tidak mau memikirkannya lagi dan memilih untuk membersihkan diri.

Hari telah berganti. Suara kicauan burung membangunkan tidur nyenyak seorang Aeri.

"Eunghh..." Lenguh Aeri dengan merenggangkan tubuhnya. "Selamat pagi dunia," lanjutnya bergumam kemudian, turun dari kasur dan menuju kamar mandi untuk bersiap berangkat sekolah.

Setelah dua puluh menit berlalu, Aeri turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

"Pagi bunda, ayah!" sapa Aeri ceria.

"Pagi sayang," balas Suzy dan Minho bersamaan.

Suzy menarik kursi sebelahnya untuk Aeri duduk. "Wajahnya ceria banget nih ?Ada apa, nih?" tanya Suzy yang melihat perbedaan raut wajah Aeri pagi ini.

"Nggak apa-apa bun. Pagi hari itu harus selalu ceria," balas Aeri dan langsung melahap sarapan paginya.

Suzy dan Minho tersenyum. "Oiya, bunda sama ayah ada urusan lagi di California," ucap Suzy ragu.

Seketika raut wajah Aeri berubah murung. "Kamu nggak apa-apa, kan, di tinggal lagi?" lanjut Suzy yang sebenarnya tidak ingin meninggalkan Aeri lagi.

Aeri menghela napas pelan. "Sebenarnya nggak mau. Tapi apa boleh buat. Ayah sama bunda kerja juga untuk Aeri."

Suzy mengelus surai hitam Aeri lembut. "Maafkan bunda sama ayah yang harus meninggalkan kamu terus," ucapnya sedih.

Aeri tersenyum. "Nggak apa-apa bun. Nanti Aeri bisa ke rumahnya kak Felix kalau merasa kesepian," balasnya.

Setelah sarapan pagi selesai. Aeri berangkat sekolah diantar oleh Suzy.

Lima belas menit berlalu. Aeri tiba di sekolah. Ia berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelasnya.

"Pagi!" sapa Aeri semangat.

"Pagi Aeri," balas Hana. "Ada apa nih, kelihatan senang banget?" lanjut Hana.

"Nggak apa-apa," balas Aeri langsung duduk di kursi sebelah Hana dan mengeluarkan buku novel yang ia beli kemarin. Tetapi, saat menatap buku novel miliknya, eri jadi teringat kembali ucapannya pada Hyunjin kemarin.

"Bodo amat!" gumam Aeri kemudian, membuka buku novel dan membaca halaman pertama.

Hana yang melihat aneh pada Aeri hari ini merasa heran. "Kamu kenapa, Ri?" tanya Hana.

"Kenapa?" tanya balik Aeri.

"Hm, tadi ngomel-ngomel sendiri?"

Aeri menghela napas dan menghadapkan tubuhnya pada Hana. "Janji jangan bilang ke siapa-siapa?" seru Aeri tegas.

"Janji!" ucap Hana semakin penasaran.

Aeri menarik napasnya dan menghembuskan perlahan. "Aku, aku..." Jedanya mengigit bibir. Aeri merasa malu untuk bicara jujur.

"Aku apa?!" tanya Hana yang tidak sabaran.

Aeri mendengus. "Aku...mengungkapkan perasaan ke kak Hyunjin," ucapnya pelan dengan  menunduk malu.

Hana membulatkan mata. "Hah! Serius? Kapan? Terus dia jawab apa?!" tanyanya penasaran.

Aeri menghela napas dan berubah lesu. "Nah...karena itu aku jadi kesal sendiri," jawabnya.

Kening Hana mengkerut. "Hah? Maksudnya?"

"Setelah mengungkapkan perasaan pada kak Hyunjin, aku langsung pergi gitu aja," balas Aeri menunduk.

Hana menghela napas kasar. "Kenapa langsung pergi?!" Kesalnya.

"Aku malu Hana!" balas Aeri tidak santai.

Hana menghela napas untuk kedua kalinya. Hana sangat mengenal Aeri. Aeri akan memilih menghindari setelah melakukan sesuatu yang ia rasa memalukan.

"Terus respon kak Hyunjin gimana ?" tanya Hana.

"Kak Hyunjin cuma diam aja setelah aku ungkapkan," jawab Aeri cemberut.

Hana diam, ia juga bingung harus memberi saran apa pada sahabatnya ini.

"Eum, kalau misalkan! Ini misalkan, ya," ucap Hana berubah serius. "Dia menolak kamu gimana?" lanjut tanyanya.

Aeri langsung terdiam, kata-kata Hana langsung menusuk hatinya walaupun belum tentu benar.

"Ri?"

Aeri berubah sendu."Ya, ya aku harus terima dengan lapang dada," balasnya pelan yang sebenarnya ada rasa sakit di hatinya.

Hana menatap Aeri iba. "Semoga aja kak Hyunjin suka sama kamu juga," balasnya memberikan semangat. "Semoga, kak Hyunjin nggak buat kamu sakit lagi" ucap Hana dalam hati.

"Hmm, semoga aja," balas Aeri sendu.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Sudah dua hari Aeri tidak bertemu dengan Hyunjin semenjak Aeri mengungkapkan perasaannya pada pria itu.

Sekarang Aeri sedang membereskan barang-barang untuk di masukkan ke dalam tas.

"Ri, aku duluan ya. Udah di jemput," pamit Hana sebelum keluar kelas.

"Iya, hati-hati kamu!" balas Aeri.

Setelah Aeri sudah selesai membereskan barang-barangnya, ia keluar kelas dan menuju halte bus dekat sekolah karena ingin melakukan cek up di rumah sakit.

Aeri tiba di rumah sakit. Ia berjalan dengan gugup menuju ruangan dokter Hwang Hyunjin. Ia masih malu dengan ungkapan perasaannya beberapa hari yang lalu.

Menarik napasnya dan menghembuskan perlahan. Aeri sudah berada di depan ruangan Hyunjin. Kata perawat, dokter Hyunjin sedang sendiri di dalam dan itu sukses membuat detak jantung Aeri berdetak kencang.

Aeri membuka pintu perlahan dan saat pintu terbuka, kedua mata Aeri tiba-tiba memanas. Dadanya terasa sesak.

"Ma-maaf, aku lu-pa ketuk pintu," ucap Aeri terbata-bata dan sedikit menunduk, ia tidak mau menatap Hyunjin. "A-aku ke sini hanya mau cek up," lanjut Aeri dan masih diam berdiri di ambang pintu.

Hyunjin diam, bahkan dirinya tidak bicara sepatah kata pun.














































"Pasien kamu, Jin?" ucap seorang perempuan.


ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ


Vote, share and comments
Thanks

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now