02

16.6K 1.6K 62
                                    

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Setelah membeli barang yang ingin di beli oleh Jeno. Kini cowok itu ingin mengajak Aeri makan bersama, setelahnya mengantarkan Aeri  untuk pulang.

Satu jam lamanya. Kini Aeri telah tiba di rumahnya. Gadis itu turun dari motor Jeno.

"Terima kasih, sudah mau menemani aku beli hadiah untuk Sihyeon," ucap Jeno terlihat senang.

Aeri tersenyum kecut. "Hm, sama-sama. Hati-hati pulangnya," ucapnya berusaha terlihat biasa saja.

"Bye! Sampai bertemu di sekolah," pamit Jeno dan melajukan motornya keluar kawasan rumah Aeri.

Aeri menghela napas panjang dan berjalan masuk ke rumah. Wajahnya terlihat tidak semangat setelah tahu akan satu fakta.

Memasuki rumah, kedatangan Aeri sudah di sambut oleh kedua orang tuanya.

"Ayah bunda!" teriak Aeri bahagia saat melihat kedua orangtuanya. Kedua orang tua Aeri baru saja pulang dari California selama seminggu karena ada urusan pekerjaan.

Lee Suzy tersenyum dan mencium kedua pipi sang putri. "Halo, sayang. Bunda kangen banget sama kamu," peluknya dengan erat.

Aeri tidak mau kalah. Gadis itu mencium setiap jengkal wajah Suzy. "Aeri juga kangen bunda!"

"Ayah nggak di peluk nih?" celetuk Lee Minho. Ayah dari Lee Aeri.

Aeri tertawa. "Aeri juga kangen ayah kok!" jawabnya yang juga memeluk tubuh sang ayah.

"Kamu dari mana sayang?" tanya Suzy dengan merapihkan kedua sisi rambut sang putri.

"Aku habis mengantarkan Jeno ke belanja," jawab Aeri yang sekarang duduk di antara mereka.

"Belanja? Beli apa ?" tanya Suzy penasaran.

Raut wajah Aeri berubah sendu. "Kalung," singkatnya kemudian, menundukkan kepala.

Suzy yang tahu akan perubahan sang putri semata wayangnya menatap serius. "Ada apa, hm?" tanyanya lembut.

Aeri mengigit bibirnya. "Jeno...Jeno belikan kalung buat Sihyeon," jawabnya lirih. Bahkan kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Suzy langsung terdiam saat mendengar jawaban dari Aeri. Wanita itu sangat tahu kalau putrinya ini sangat menyukai sosok cowok bernama Lee Jeno.

"Sayang, kamu nggak apa-apa?" tanya Suzy yang sekarang memeluk Aeri sambil mengelus punggungnya lembut.

Aeri menggeleng. Suzy menghela napas dengan respon putrinya. Karena tak ingin putrinya bersedih, Minho yang sedari tadi hanya memperhatikan langsung mencari cara untuk menghiburnya.

"Sayang," panggil Minho dengan senyuman.

"Iya, yah?" tanya Aeri melepaskan pelukan sang bunda dan menatap sang ayah.

"Papah bawa oleh-oleh nih, kamu pasti suka, " ucap Minho menghibur.

Raut wajah Aeri berubah sedikit ceria. "Apa tuh?" tanyanya penasaran.

Minho tersenyum, akhirnya membuahkan hasil. "Kamu buka aja nanti di kamar. Sekarang kamu mandi. Ayah sama bunda mau mengajak kamu makan malam di luar. Sudah lama kita tidak makan bersama," jawab Minho lembut.

Aeri mengangguk patuh. "Siap yah! Ya sudah Aeri ke kamar dulu," pamitnya dan bergegas menuju lantai dua menuju kamar tidurnya.

Suzy dan Minho mengangguk. Menatap kepergian sang putri. Kedua orang dewasa itu menghela napas pelan.

"Sayang, " panggil Suzy pada sang suami. "Apa tidak apa-apa kalau Aeri tetap di sekolah Angkasa bersama Jeno" lanjut tanyanya khawatir. Suzy sangat menyayangi Aeri. Ia akan melakukan apapun asalkan sang anak hidup dengan bahagia.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now