45

10.2K 1.1K 71
                                    




ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ




"Pasien kamu, Jin?" tanya Kyra heran.

Hyunjin terdiam dengan menatap Aeri di depan pintu ruangannya. Ia terkejut dengan kehadiran gadis itu yang tiba-tiba.

"A-ku permisi, maaf menganggu," ucap Aeri dan langsung meninggalkan ruangan.

Aeri keluar ruangan, ia harus pergi dari rumah sakit ini. Hatinya begitu sakit, luka yang lama belum sembuh dan sekarang hatinya kembali terluka oleh seorang pria.

"Jahat," ucap Aeri dalam hati dengan tangan terkepal. Kenapa mereka selalu menyakiti hatinya.

Bruk!

Aeri terjatuh saat seseorang menabrak bahunya.

"Maaf, saya tidak sengaja," ucap seseorang yang telah menabrak Aeri.

Aeri menunduk dengan kedua mata berkaca-kaca. Ia tidak berani untuk menatap lawan bicaranya. "Maaf...saya benar-benar tidak se--Aeri!" ucapnya terkejut saat tahu siapa yang ditabraknya.

"Hiks..." Isakan terdengar. Kali ini Aeri tidak bisa menahannya. Tangan kanannya menepuk dada untuk menahan rasa sesak.

"Aeri, kamu kenapa?" tanya seseorang itu dengan menyingkirkan rambut Aeri yang menghalangi wajahnya.

Aeri menggeleng dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan berusaha berdiri walaupun kakinya sangat lemas. Setelahnya meninggalkan orang yang sudah menabraknya.

"Aeri!" panggilnya. "Kamu mau kemana?" lanjutnya dan tubuh Aeri menghilang saat dibelokkan koridor.

"Ehh, bang Carel," sapa Felix tiba-tiba muncul saat melihat Carel sedang terdiam di koridor rumah sakit.

Carel menoleh dan melangkah mendekati Felix.

"Aeri kenapa?" tanya Carel khawatir.

"Hah? Kenapa?" tanya balik Felix yang tidak mengerti.

Carel mendengus. "Aeri menangis tadi," ucapnya.

Felix membulatkan matanya. "Nangis! Lo bohong kan bang?!" seru Felix tidak percaya.

Carel berdecak. "Tadi gue nggak sengaja tabrak Aeri, terus gue dengar Aeri nangis gitu. Gue kira karena jatuh tapi tangannya pukul dadanya, kaya nahan sakit gitu," ucapnya menjelaskan.

Felix langsung berlari menuju pintu keluar rumah sakit. Meninggalkan Carel yang dilanda kebingungan.

Felix berlari keluar rumah sakit, mencari keberadaan Aeri. Ia berharap Aeri masih berada di sekitar rumah sakit. "Dek, kamu dimana, sih?" gumam Felix khawatir.

Keluar dari rumah sakit, Aeri berhenti di halte bus. Duduk disana dengan sisa air mata di kedua pipinya. "Semua cowok sama aja. Selalu menyakiti," ucapnya dalam hati dengan menghapus sisa air matanya dengan kasar.

Tidak lama bus tujuan Aeri tiba, segera Aeri masuk bus dan duduk di kursi paling belakang. Ia menatap keluar jendela. "Jangan pernah jatuh cinta lagi, Aeri," gumamnya dalam hati.

Saat bus tujuannya tiba di halte dekat rumahnya, Aeri turun dan menuju rumahnya. Tiba di rumah, Aeri langsung menuju kamarnya. Ia mengunci pintu kamar dan tanpa menyalakan lampu. Aeri ingin sendiri, menenangkan dirinya dengan keadaan sepi dan gelap.

Aeri membaringkan tubuhnya di atas kasur dan menyelimuti dirinya sampai tubuhnya tertutup semua. Terlalu sesak melihat pria itu dengan wanita lain.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now