42

10.6K 1.2K 145
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Felix dan Aeri sedang berada di dalam mobil Hyunjin. Mereka menumpang menuju tempat perbelanjaan karena mobil Felix sedang di service. Sebenarnya bisa saja Felix pergi dengan Aeri menggunakan mogenya tetapi, karena cuaca sedang mendung dan Felix tidak ingin dirinya dan Aeri nanti kehujanan, makanya ia memilih menumpang dengan Hyunjin.

"Kak, dua hari lagi aku cek up, bukan?" tanya Aeri.

"Hmm," balas Hyunjin dengan melirik Aeri lewat spion kaca pengemudi. Gadis itu duduk di kursi belakang, sedangkan Felix di sebelah pengemudi.

Aeri mengangguk. "Gimana perkembangan Aeri ?" tanya Felix pada Hyunjinm

"Sudah mulai kembali normal, walaupun tidak sempurna," balas Hyunjin.

Beberapa menit perjalanan, mereka tiba di sebuah pusat perbelanjaan dan langsung melangkah menuju toko buku.

Tiba di toko buku, mata Aeri berbinar. Apalagi melihat tumpukan buku yang tertata dengan rapi.

"Kak, aku ke sana ya!" ucap Aeri menunjukan ke tempat buku novel berada.

Felix mengangguk. Sedangkan Hyunjin, pergi menuju tempat buku ilmu pengetahuan.

Aeri mencari dengan teliti buku yang ia inginkan. "Gotcha!" serunya saat mendapatkan buku yang diinginkannya.

"Akhirnya dapat juga. Tinggal satu lagi," lanjutnya bergumam dan kembali mencari buku yang lainnya.

Bruk!

Tiba-tiba seseorang menabrak Aeri, membuatnya terjatuh terduduk.

Aeri berdecak dan mengambil bukunya yang jatuh tidak jauh darinya.

"Sorry, gue nggak sengaja," ucap seseorang yang telah menabrak Aeri.

"Hmm," balas Aeri singkat dan berdiri kemudian, menatap orang itu. Saat tahu siapa yang menabraknya, raut wajah Aeri berubah datar.

"Aeri!" terkejut Jeno.

Aeri menghela napas dan ingin meninggalkan Jeno namun, cowok itu menahan lengan Aeri.

Aeri menoleh dengan tatapan dingin. "Apalagi?"

"Kemarin saat acara pertunangan. kamu kemana? Kamu nggak datang?" tanya Jeno serius.

Aeri kembali menghela napas. "Gue datang kok tapi, keburu capek jadi pulang lebih dulu," balasnya dengan kalimat 'gue-lo'.

Jeno terdiam dengan bicara Aeri yang terlihat cuek. "Ae—"

"Jeno! Aku cariin kamu tahunya sama dia," ucap Sihyeon yang datang tiba-tiba dan langsung menggandeng lengan Jeno.

Aeri memutar bola mata malas. "Permisi," pamitnya yang ingin meninggalkan Jeno dan Sihyeon namun, ucapan Shiyeon membuat Aeri menghentikan langkahnya.

"Lo bisa jauhkan tunangan gue," seru Sihyeon dengan penekanan.  

Aeri menoleh dan menatap dingin Sihyeon. "Tanpa lo suruh. Gue juga bakal menjauh darinya," balasnya serius dengan melirik Jeno sekilas.

Jeno menatap Aeri dalam diam. "Baguslah!" ucap Sihyeon. "Gue juga peringatkan ke lo, jangan pernah lagi deket-deket sama Jeno!" lanjutnya membuat Aeri mengepalkan kedua tangannya.

Menghela napas panjang, Aeri tersenyum miring dan maju selangkah mendekati Sihyeon. "Lo tenang aja. Gue nggak akan lagi dekat-dekat tunangan lo. Kalaupun lo lihat gue dekat sama dia, lo bisa tanya sendiri sama tunangan lo," serunya tenang dan ada nada penekanan di setiap kalimatnya.

Sihyeon menggerang dan mendorong bahu Aeri agak kencang, membuat Aeri terhuyung ke belakang dan ingin jatuh. Tetapi, untungnya seseorang lebih dulu menangkap tubuh Aeri dengan menahan pinggangnya agar tidak jatuh.

Aeri menoleh dan seketika matanya mengerjap. "Kak Hyunjin," ucapnya dalam hati.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya pria itu dengan nada khawatir.

Aeri berdehem dan berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya dibantu juga oleh Hyunjin. "Nggak apa-apa kak," balasnya gugup.

Hyunjin mengangguk dan menatap Jeno, Sihyeon dengan tajam secara bergantian. "Ada masalah? Sampai kamu mendorong Aeri?" tanya Hyunjin dengan nada rendahnya.

"Hmm, ada. Dia ganggu tunangan gue," balas Sihyeon dengan nada tidak santai. Raut wajahnya juga terlihat marah.

Aeri mengepalkan kedua tangannya kembali. "Gu—" ucapan Aeri terhenti saat Hyunjin menggenggam tangan kanannya dengan lembut.

"Sorry, kalau...." jeda Hyunjin menatap Aeri sekilas kemudian, tersenyum. "Kamu merasa Aeri mengganggu tunangan kamu."

"Tetapi, nyatanya Aeri sudah tidak suka lagi sama tunangan kamu," lanjut Hyunjin dengan mengeratkan genggaman tangannya pada Aeri agar gadis itu mau mengikuti permainannya.

"I-iya, gue udah nggak suka lagi sama Jeno," sambung Aeri.

Hyunjin tersenyum miring dan menatap Jeno, Sihyeon dengan tatapan mengejek. "Jadi tolong jangan bersikap kasar dengan Aeri," ucap Hyunjin.

"Karena...." jeda Aeri yang kali ini menatap Hyunjin. "Gue cintanya sama kak Hyunjin," lanjut Aeri, berbeda dengan Hyunjin yang langsung menoleh pada Aeri dengan tatapan terkejut namun, Hyunjin buru-buru menetralkan nya agar sandiwara mereka tidak ketahuan.

Jeno yang mendengar ucapan Aeri berubah sendu. Tatapan terlihat jelas kecewa dan sedih.

Tangan Hyunjin yang tadi menggenggam tangan Aeri, beralih pada pucuk kepala Aeri dan mengelusnya dengan lembut. "Jadi kamu jangan salah paham," sambung Hyunjin.

Sihyeon mengeraskan rahangnya dan berdecak kemudian, meninggalkan Aeri dan Hyunjin dengan kesal.

"Aeri...aku permisi," pamit Jeno juga.

Setelah Sihyeon dan Jeno pergi,  buru-buru Hyunjin melepaskan tangannya dari Aeri.

Aeri tersenyum dan menautkan jari tangannya. "Terima kasih, kak," ucapnya dengan menunduk.

"Hmm," balas Hyunjin singkat.

Keadaan hening sesaat. Keduanya hanya terdiam dengan posisinya masing-masing.

"Eum, ucapan aku yang tadi ke Sihyeon...jujur kak," ucap Aeri pelan dan langsung pergi tetapi, Hyunjin masih bisa mendengarnya. Pria itu mengerjapkan mata dengan menatap punggung Aeri yang sudah mulai menjauh.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ

Vote and comments
Thanks

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Where stories live. Discover now