61

9.2K 959 110
                                    

Karena sudah malam Hyunjin ingin mengantarkan Aeri pulang ke rumahnya, tadinya ingin mengantarkan ke rumah Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena sudah malam Hyunjin ingin mengantarkan Aeri pulang ke rumahnya, tadinya ingin mengantarkan ke rumah Felix. Tapi, Aeri menolaknya karena memang Felix sedang praktek malam, percuma ia di rumah Felix kalau orang yang punya rumah tidak ada.

"Bunda, terima kasih makanannya, Aeri suka dan maaf merepotkan," ucap Aeri saat ingin pamit pulang.

Riana tersenyum dan mengelus surai hitam Aeri. "Sama-sama sayang," balasnya.

"Hyunjin, kamu antar Aeri sampai rumahnya. Jangan kemana-mana lagi,"  Pesan Riana pada Hyunjin.

"Iya, bun."

"Tuh! Dengerin bunda, jangan bawa Aeri kemana-mana lagi," sambung Carel dengan tangannya yang di lipat di depan dadanya.

Hyunjin memutar bola mata malas, "Ya sudah, Hyunjin antar Aeri pulang dulu, m" pamitnya juga.

Riana, Minhyun dan Carel mengangguk dan menatap kepergian mereka dengan senyuman.

Suasana di dalam mobil hening, karena memang keadaan sudah malam dan jalanan terlihat lenggang.

"Ae," panggil Hyunjin saat tiba di rumah Aeri namun, dirinya tak dapat balasan dari gadis itu.

Hyunjin menoleh dan seketika tersenyum. "Pantas aku panggil nggak jawab," gumamnya dengan senyuman dan menyingkirkan rambut Aeri yang menutupi wajahnya. Ternyata Aeri tertidur.

Hyunjin yang tidak tega melihat Aeri tertidur dengan keadaan tidak nyaman, segera menggendong Aeri ala bridal style dan membawanya masuk ke rumah untuk menuju kamar gadisnya.

Hyunjin masuk, tentu dengan bibi yang membukakan pintu rumah dan kamar Aeri.

"Terima kasih den, sudah mau membawa non Aeri ke kamarnya," ucap bibi.

"Sama-sama bi," balas Hyunjin dengan membaringkan Aeri pelan, bagaikan barang miliknya yang sangat berharga.

Bibi yang tidak mau menganggu sepasang kekasih di depan nya ini, memilih keluar kamar dan membiarkan Hyunjin di dalam. Ia percaya dengan Hyunjin yang tidak akan berbuat apa-apa pada majikannya.

"Kalau gitu, bibi tinggal ya den," pamit bibi.

"Iya bi," balas Hyunjin.

Sepeninggalnya bibi, Hyunjin memilih duduk di pinggir kasur dan menatap Aeri dengan lekat.

"Cantik," gumam Hyunjin dengan menelusuri setiap inci wajah Aeri dengan jari telunjuknya. Mulai dari kening, alis, matanya yang tertutup, hidung dan terakhir bibir ranum gadis itu.

Hyunjin tersenyum tipis dan selanjutnya mengecup kening Aeri.

"Good night, baby," bisik Hyunjin tepat di telinga Aeri membuat Aeri mengerang namun, kembali terlelap dalam mimpinya.

Hyunjin tertawa kecil. Ia begitu gemas. "Lucu," gumamnya lagi dan bangun dari duduknya dengan mengelus pipi Aeri lembut. "Aku pulang ya," lanjutnya pamit dan meninggalkan kamar Aeri.

ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang