ᴅᴏᴋᴛᴇʀ ʜᴡᴀɴɢ [End]✔

75

"Mau yang mana lagi?" tanya Hyunjin dengan merangkul pinggang Aeri posesif.

Aeri mendesis. "Kak, jangan seperti ini. Aku malu tau di lihatin terus," ucapnya berbisik sambil berusaha melepaskan tangan Hyunjin dari pinggangnya.

Semua mata langsung tertuju pada Aeri dan Hyunjin. Terutama mata kaum hawa. Mereka merasa iri dengan sikap Hyunjin pada Aeri.

"Nggak apa-apa, sayang," balas Hyunjin membuat Aeri menghela napas pasrah.

Karena sudah kepalang malu. Aeri memilih merangkul balik pinggang Hyunjin. "Oiya! Habis ini beli ice cream, ya, kak," ucapnya dengan menarik-narik pelan ujung jari telunjuk Hyunjin yang berada di pinggangnya.

Hyunjin tersenyum. "Apapun yang kamu mau aku belikan," balasny dengan mencubit pelan hidung Aeri.

Aeri tersenyum senang. "Aku sayang kamu!" semangatnya.

Beberapa jam berlalu. Satu persatu keinginan Aeri sudah terkabulkan. Mulai dari membeli buku dan kini menuju kedai ice cream tempat favorit gadis itu.

"Kamu mau yang mana?" tanya Hyunjin dengan menatap display macam-macam rasa ice cream.

"Ini, ini, ini, sama ini!" jawab Aeri menunjuk empat macam rasa ice cream dengan semangat.

Hyunjin menatap Aeri gemas. "Nggak kebanyakan. Nanti kamu sakit," ucapnya lembut agar Aeri tidak marah padanya.

"Ih! Katanya mau belikan aku apa aja?" dengus Aeri cemberut.

Hyunjin menghela napas panjang. "Tapi —" ucapannya terhenti saat melihat raut wajah Aeri yang memelas. "Ya sudah. Iya boleh," lanjutnya mengalah.

Aeri langsung menampilkan senyum lebarnya. "Yeaaa! Mbak yang tadi saya tunjuk pesanan saya, ya!" seru Aeri pada penjaga kedai.

"Siap nona," balasnya dan menyiapkan pesanan Aeri.

Hyunjin telah membayar pesanan Aeri. "Nanti akan kami antar pesanan anda ke meja," ucap pelayan kedai.

"Hmm," balas Hyunjin dan sekarang mendekati keberadaan Aeri yang sudah lebih dulu duduk di kursi dekat jendela besar.