Chapter 43 : Cross Over.

136 20 21
                                    

Red menghabisi para goblin yang menyerangnya itu dengan mudah menggunakan tongkat besinya, dia juga membantu beberapa penduduk desa.

Setelah memasuki desa lebih dalam lagi, dia melihat ada sosok monster yang berlapis magma, monster tersebut cukup besar dan sedang melawan dua orang wanita yang terbungkus oleh api.

Keduanya terlihat sangat lincah dalam melawan dan menghindari monster bermagma itu.

Selagi Red memperhatikan mereka melawan monster itu, beberapa monster yang juga sama tapi lebih kecil dari pada yang kedua wanita itu lawan muncul dan menyerangnya dengan melemparkan bola api kearahnya.

Red menghindari itu dengan melompat kesamping, membuat bola api itu mengenai sebuah pohon dan membakar pohon tersebut.

Karena sosok bermagma itu tidak berada ditanah, melainkan terbang, Red jadi agak kesulitan untuk melawan mereka.

Dia terus menghindari api - api yang monster - monster itu lempar kearahnya, hingga akhirnya dia melihat ada bow gun beserta anak panahnya tergeletak didekatnya.

Dia dengan cepat mengambil bow gun tersebut dan mengisinya dengan anak panah.

"Bow gun ini bentuknya aneh, agak kotak - kotak." gumamnya sambil membidik kearah salah satu monster itu.

Saat anak panahnya melesat dan mengenai salah satu monster itu, terlihat bahwa itu cukup efektif.

Karena sosok berapi itu menghilang hanya dengan sekali tembakan saja.

"Oke, tinggal 3 lagi." gumamnya sambil mengisi Bow gun tersebut.

Dengan mudah dia menghabisi ketiga monster berapi itu menggunakan bow gun yang dia temukan, karena sosok tersebut tidaklah gesit.

Kemudian dia melihat ada sosok yang dibungkus api terlempar kearahnya.

Karena tiba - tiba, maka Red tidak bisa menghindar, sehingga dia dan sosok itu saling bertabrakan dan membuat dia dan sosok itu terseret beberapa meter kebelakang.

"Ling!." seru seseorang dan menghampiri Red dan sosok itu.

Red yang tidak merasa kepanasan membuka matanya, dia merasa ada benda lembut yang dia genggam di tangan kanannya.

Saat Red membuka matanya dia dapat melihat benda lembut apa yang dia pegang itu.

"Ah, maaf!." ucap Red sambil melepaskan genggamannya, dia dapat melihat wajah dari wanita yang menabraknya itu.

Terlihat ekspresinya yang agak terlihat kaget dan malu.

Tapi dengan cepat wanita itu langsung berdiri.

"Kau tidak apa - apa?." tanya seorang wanita lagi yang menghampirinya.

Wanita yang dipanggil Ling itu mengangguk, sebelum akhirnya menatap Red yang masih mengenakan Helmnya.

Tapi perhatiannya teralihkan oleh sosok monster berlapis magma yang besar itu mulai menghampiri mereka.

"Alice, kita harus menyerang intinya." ucap Ling sambil menunjuk kearah dada kanan monster itu, terlihat ada benda berwarna merah menyala di situ.

Wanita yang dipanggil Alice itu mengangguk, dia dan Ling langsung menerjang maju meninggalkan Red yang masih kebingungan.

Keduanya terlihat kesusahan untuk menyerang inti dari monster tersebut hingga akhirnya Ling kembali terpental karena tinjuan dari sosok tersebut dan sekali lagi mendarat tepat menghantam Red yang sedang sibuk melawan monster - monster kecil.

Kejadian yang sama terulang kembali, dimana Red merasa menggenggam sesuatu yang lembut.

Dengan cepat Red langsung melepaskan genggamannya.

The Continents WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang