Chapter 45 : Underground City

115 22 6
                                    

Red sedang menuju kelokasi dimana Risa dan Vee menunggunya di Game Continents, mereka kini menunggu Red di ibukota kerajaan Taragan yang berada di balik barisan pegunungan Herth.

Ibukota kerajaan Taragan sendiri sebetulnya merupakan kota yang berada di dalam pegunungan Herth, karena sebagian besar penduduk di kerajaan Taragan adalah Dwarf dan merupakan kerajaan yang bisa membuat senjata tempaan terbaik di seluruh daratan First Continents.

Alasan kenapa kerajaan ini berada di dalam tanah ada dua, pertama karena pendapatan mereka yang paling besar berasal dari mineral yang mereka tambang dari dalam pegunungan Herth. Untuk alasan kedua adalah hujan, kerajaan Taragan selalu diguyur hujan tanpa pernah berhenti, jika saja mereka membuat kerajaan di atas tanah, hanya ada satu kemungkinan yang terjadi, yaitu banjir.

Walaupun bisa membuat sistem irigasi, siapa yang tahu sistem itu akan bertahan lama atau tidak.

Game ini sendiri dinamai Continents (Benua), karena memang akan ada sangat banyak benua nantinya, tapi sejauh ini baru satu benua yang bisa di jelajahi, sementara untuk benua yang lain masih belum dirilis oleh developer.

Red dengan kudanya sudah melewati lembah pegunungan Herth, dia banyak berpapasan dengan orang lain, baik player lain maupun Npc yang melewati lembah itu, memang lembah itu sendiri merupakan jalan satu - satunya untuk melewati barisan pegunungan Herth yang menjadi pagar pembatas kerajaan Taragan dengan kerajaan Lirna.

Saat mengetahui bahwa mayoritas kerajaan Taragan adalah Dwarf, Red sebetulnya tidak begitu tertarik untuk datang kekerajaan tersebut. Karena dia pernah membaca bahwa Dwarf itu baik laki - laki maupun perempuannya semua berjenggot.

Entah dimana Red pernah membaca itu, tapi dia berharap itu tidak di masukkan kedalam game ini.

Dia melewati guyuran hujan yang terus turun tanla henti, dia kini sudah dapat melihat kilasan cahaya tidak jauh dari tempatnya.

Karena kabut yang dihasilkan oleh air hujan yang terus turun membuat cukup sulit untuk melihat, maka sebagai penanda kerajaan Taragan membuat mercusuar di depan gerbang kerajaannya.

Red dengan segera menuju ketempat itu, walau dia kini mengenakan jas hujan yang dia beli di desa Arsian, dia masih merasa kedinginan.

Setelah sampai di sumber cahaya itu, Red dapat melihat gerbang kokoh yang besar tinggi dan terbuat dari besi, terlihat besi tersebut sedikit berkarat karena terkena hujan.

Red turun dari kudanya dan berjalan kearah sebuah pos kecil yang berada di samping gerbang, dia melihat ada seorang Dwarf yang sedang duduk santai didalamnya.

Dia mengetuk jendela pos kotak kecil itu, membuat sang kurcaci itu tersentak kaget.

Dia dengan cepat beranjak dari kursinya, terlihat dari wajahnya yang berjenggot itu bahwa dia sedikit kesal.

"Apa yang kau mau?." tanya Dwarf itu dengan kasar.

"Aku ingin masuk ke ibukota." ucap Red.

"Biaya masuknya 5000 gold." ucap si Dwarf.

Sebuah jendela sistem muncul dihadapan Red.

[Bayar biaya masuk?. Gold anda akan dikurangi 5000 secara otomatis jika memilih Ya. Y/N.]

Red menekan tombol Ya, Dwarf itu menghembuskan nafas secara kasar dan menekan sebuah tombol yang ada dimejanya.

Secara perlahan gerbang itu terbuka, setidaknya cukup untuk dilewati oleh Red dan kudanya.

Saat Red hendak masuk, seorang player wanita dengan senjata 2 dagger di pinggangnya terlihat berlari terburu - buru kearahnya.

Dia terlihat hendak langsung masuk tanpa membayar, tapi sebuah dinding sistem menghentikannya, membuatnya menghantam dinding tersebut.

The Continents WorldsWhere stories live. Discover now