Chapter 93 : Why Not Just Devour Everything?

56 11 21
                                    

Yuusha kini menyerang katedral, dia menghancurkan banyak hal di hadapannya, banyak prajurit katedral yang berusaha menghentikannya tetapi mereka tidak mampu.

Keributan yang dia buat berhasil menarik sang pendeta tertinggi keluar dan menemuinya bersama dengan keempat Holy Guardian di belakangnya.

Tidak sampai di situ, seolah menambahkan minyak ke api yang membara, dia membawa shadow bersama dengannya, tidak banyak yang berubah dari penampilan shadow, tapi yang paling mencolok adalah matanya yang kini berwarna hitam.

Yuusha berteriak marah dan melompat menyerang, tanpa di komando Shadow langsung menghalanginya. Kedua dagger shadow berbenturan dengan pedang milik Yuusha.

"Menyingkir dari hadapanku Shadow!." Teriak Yuusha sambil melompat mundur.

Shadow hanya menatapnya dengan tatapan datar, tidak ada emosi sama sekali.

"Tenang dulu Yuusha, kenapa kau melakukan hal ini?." Tanya Si High Priest.

"Diam!." Potong Yuusha.

"Yuusha, sepertinya kau sudah dipengaruhi oleh Yaldenaroth. Kau mulai berjalan di jalan kegelapan." Ucap High Priest itu.

"Kau berani juga mengucapkan hal itu, kaulah yang berjalan di jalan kegelapan!." Balas Yuusha.

"Kau perlu disucikan." Ucap High Priest itu, dia memberikan kode pada Holy Guardian di belakangnya untuk melawan Yuusha, keempatnya melangkah maju dengan senjata mereka.

"Hah, siapa sangka kita akan bertarung seperti ini." Ucap pria berambut merah yang bernama Royle itu.

"Sangat disayangkan sekali Yuusha, kupikir kau adalah wanita yang suci." Lanjut Kirie yang berdiri disamping Royle.

"Aku tidak dalam keadaan ingin bertarung saat ini, kuserahkan pada kalian saja." Ucap seorang wanita bertubuh pendek yang berdiri disamping Kirie.

"Kakak, ini perintah langsung, jangan seperti itu!." Ucap seorang wanita yang berwajah sama dengan wanita yang sebelumnya.

Dengan kata lain, kembar.

Loli kembar lebih tepatnya :v.

"Hm... Baiklah." Ucapnya mengeluarkan panah miliknya, keduanya mempunyai senjata yang sama.

Anak panah melesat dari panah mereka, melesat dengan cepat kearah Yuusha. Dia berhasil menebas panah-panah itu menggunakan pedangnya.

"Cih!." Yuusha bersiap dengan senjatanya, dia melompat maju diikuti dengan Royle dan Kirie.

Yuusha dapat menahan serangan Royle dan Kirie, tetapi itu saja sudah sangat membuatnya kesulitan.

Tendangan mendarat di perutnya, walau terlindungi oleh armor, itu tetap terasa sakit dan membuatnya terlempar jatuh menghantam tanah.

Dia bangkit kembali, tapi tepat di saat itu, Royle mengayunkan pedangnya dan menebas mata kanannya, membutakan Yuusha.

Diikuti dengan Kirie yang menebaskan pedangnya hingga menebas tembus armor Yuusha.

Tidak sampai di sana, ada banyak anak panah yang menghujani Yuusha. Dia berusaha menangkis sebisanya, tapi tetap saja ada banyak anak panah yang berhasil menembua pertahanannya.

Kini dia terduduk bersimbah darah.

Yuusha hendak bangkit tapi Royle dan Kirie sudah mengacungkan pedangnya tepat di depan wajah Yuusha.

"Menyerahlah, kau sudah kalah." Ucap Kirie dengan tenang dan santai.

"Kau-"

"!." Yuusha menyadari bahwa kini dia sudah dikepung oleh banyak prajurit katedral.

The Continents WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang