Chapter 87 : Teleported Again.

59 11 4
                                    

Red akhirnya menguasai kemampuan materialisasi yang diajarkan oleh Alter, hanya perlu memakan waktu 3 jam, ternyata tidak begitu sulit daripada apa yang dia kira.

Setelah me-materialisasi seluruh pakaian yang dia beli tadi, akhirnya dia bisa tidur, adiknya sudah kembali 2 jam yang lalu dan langsung masuk ke kamarnya sendiri.

Sebelum tidur Red berjalan keluar dari kamarnya untuk menyikat giginya, saat dia masuk kedalam kamar mandi secara tiba-tiba udara di ruangan itu menjadi aneh, seperti ada retakan yang semakin membesar dan menelan dirinya.

Saat dia membuka mata, dia kini berada di sebuah tempat yang tampak seperti sebuah lapangan, tidak terlihat ujung dari tempat itu.

Sekitar 50 meter dihadapannya ada 3 buah portal berwarna biru gelap, dari balik portal itu keluar sekelompok monster yang bervariasi dari penampilan hingga ukuran.

Penampilannya ada yang tampak bertubuh seperti manusia dengan otot-otot yang besar, tapi kepalanya tampak seperti sebuah batu yang berbentuk seperti wajah yang diukir secara kasar, matanya bersinar merah dari mulutnya keluar asap tipis.

Kebanyakan dari monster ini membawa senjata seperti kapak dan palu yang berukuran besar.

Ada juga yang berukuran kecil, kulitnya berwarna hijau gelap dengan tato-tato yang terukir di tubuh mereka, mereka ada yang berdiri dengan kedua kaki mereka, ada yang berdiri dengan keempat kaki mereka, kepala mereka seperti dilapisi tengkorak.

Ada beberapa monster yang sudah pernah dia lihat di game Continents world sebelumnya, yaitu Lich dan pasukan undeadnya, serta pasukan death knight lengkap dengan armor mereka yang memancarkan aura gelap.

Mereka semua keluar dan tampak bersiap untuk menyerangnya.

"Apa-apaan?."

Red dengan cepat berubah ke wujud wanita, kini dia mengenakan pakaian berupa sebuah jaket hoodie hitam dengan celana jeans berwarna biru ketat, rambutnya juga terikat kebelakang.

Dia membentuk sebuah sabit besar menggunakan kelelawar merah yang sering keluar dari tubuhnya.

Dia menyebut mereka Blood Bat, merupakan bentuk lain dari darahnya.

Dia menggenggam sabit itu di tangan kanan, di tangan kirinya sudah siap sihir es yang pernah ia latih sebelumnya.

"Red." Alter tiba-tiba muncul.

"Aku baru saja mau memanggil mu." Ucap Red.

Red menatap pasukan monster yang berjalan menuju kearah mereka itu.

"Kurasa aku tidak perlu menjelaskan lebih jauh ya."

"Jika kau mau keluar dari tempat aneh ini, bunuh mereka semua, pancing pencipta dimensi ini keluar dan habisi dia!." Seru Alter.

Red mengangguk paham, dia bersiap untuk menerjang maju, sayap merah mulai terbentuk di punggungnya.

Pasukan monster yang ada dihadapannya juga tampak bersiap untuk menerjang maju, Lich yang berada di bagian paling belakang pasukan monster itu juga sudah menyiapkan sihirnya.

Red menerjang maju, dia mengayunkan sabitnya menebas monster-monster itu, Lich yang berada di bagian belakang merapalkan mantra, setelah komat kamit tidak jelas, kristal yang dia pegang bersinar hijau gelap, kilatan petir keluar dari bola kristal itu menyerang Red.

Dengan sigap Red menghindari kilat-kilat itu, beberapa kilat itu mengenai beberapa monster, dalam seketika saja monster yang terkena kilat itu langsung gosong dan terbunuh.

"Mau bermain sihir?." Gumam Red, dia mengarahkan tangan kirinya ke Lich itu.

"Coba tahan yang satu ini!." Red membentuk sebuah tombak dari es.

The Continents WorldsWhere stories live. Discover now