Chapter 81 : Strongest Mage?!.

82 17 23
                                    

Red, Narga dan Silvy berjalan keluar dari area elit, ketiganya tidak ada yang berkata apa-apa sepanjang perjalanan itu.

Silvy yang berjalan di samping Red dapat merasakan bahwa Narga yang berjalan dibelakang mereka berdua sedang dalam keadaan marah, beberapa Player dan Npc yang melihat itu bahkan tidak berani dekat-dekat.

Red sendiri juga dapat merasakan aura gelap yang dikeluarkan oleh Narga, awalnya dia tidak terlalu peduli, tetapi setelah berpikir kemungkinan yang bisa saja terjadi jika dia biarkan lebih lama lagi membuatnya menghentikan langkahnya, menghela nafas dan berbalik menatap Narga.

"Bisa kau hentikan itu?." Tanya Red.

"Master, kau seharusnya tidak menerima dipermalukan begitu saja oleh wanita itu!." Balas Narga dengan tegas, aura gelap yang dia keluarkan dari sela-sela armornya semakin kuat.

Silvy yang takut hanya bisa bersembunyi dibelakang Red.

Red tersenyum mendengar itu.

"Master, ini bukan sesuatu yang bisa kau tertawakan dan biarkan begitu saja!." Seru Narga, beberapa Player berhenti dan memperhatikan dari jarak yang aman.

"Dengar Narga, itu hanya masalah sepele, tidak perlu dijadikan perkara besar."

"Tapi-." Belum sempat Narga berucap, Red sudah menyentuh pipi kiri Narga, mengusapnya dengan lembut.

"Aku sudah bilang, tidak perlu khawatir." Ucap Red sambil tersenyum.

Aura gelap Narga mulai memudar walau hanya sedikit.

Narga hendak membuka mulut untuk mengucapkan sesuatu, tapi Red lebih dulu berkata.

Dengan wajah santai tapi serius, dia berkata "Bukankah sudah kubilang jangan bertindak sembarangan sebelumnya, apakah kau yang berkata soal kesetiaan tidak bisa memenuhi perintah semudah itu?." Perkataan ini terdengar biasa saja, tapi entah kenapa ini membuat Narga dan Silvy bergidik ngeri, Fiize yang sedang berada disisi lain kota juga merasakan ada yang salah, Cinder yang sedang bersantai bersama Kara di sisi lain kota juga ikut merasakan ada yang salah.

"Apa ada yang membuat Master kesal?." Tanya Cinder dan Narga bersamaan.

"Tapi perasaan ini sama seperti saat Rosaria dulu..." Pikir Cinder pula sembari mengelus Kara yang bertengger di pundaknya, sang gagak hitam yang awalnya adalah peliharaan milik Red kini sepenuhnya mengakui Cinder sebagai tuan keduanya.

Setelah mendengar perkataan itu, Narga langsung berlutut dihadapan Red, dia menundukkan kepalanya, keringat mengucur dari dahinya.

Silvy yang berada dibelakang Red juga sedikit berkeringat dingin.

"Master aku..." Narga tidak tahu harus berkata apa-apa, dia hanya bisa berpikir bahwa ia akan di hukum oleh Red. Mungkin dicambuk atau semacamnya, walau kenyataannya bisa saja sebaliknya, kita berbicara MC yang tidak sadar bahwa dia adalah 'M'. Or is he?.

Red menggaruk kepalanya, setelah menghela nafas dia membuka mulut.

"Sudahlah lupakan saja, berdirilah kita pergi bersantai sedikit." Perintah Red.

"Eh!." Narga mendongak menatap Red yang sudah beranjak pergi diikuti Silvy.

"Apa yang kau tunggu? Ayo!." Ajak Red sambil tersenyum kecil menatap Narga yang masih berlutut.

Setelah menenangkan diri, Narga akhirnya berdiri dan beranjak menyusul Red yang sudah berjalan lebih dulu diikuti dengan Silvy.

"Master, aku akan belajar dari kesalahanku kali ini, kuharap dengan ini aku bisa menjadi lebih baik untuk 'melayani'mu kedepannya." Pikir Narga dengan mantap.

The Continents WorldsWhere stories live. Discover now