GENTARIO DEWANGGARA

26.5K 1.3K 138
                                    

Tongkrongan Perganta—Perkumpulan Cogan Mahanta. Menjadi tujuan Gentar untuk mengalihkan pikirannya tentang kejadian beberapa jam lalu. Ia baru saja dikhianati pacar pertamanya. Hubungan yang berjalan satu tahun hari ini hancur begitu saja.

"Ada yang lagi suntuk nih kayaknya," ucap Adi, melihat kedatangan Gentar dengan raut wajah yang tidak enak dilihat.

"Sini, Gen, kita hepi-hepi bareng jangan kayak orang hilang semangat hidup kayak gitu!" Fiki menarik Gentar agar duduk di sebelah Ganang.

"Lo lagi ada masalah sama Jella?"

Mendengar nama itu disebut oleh Ganang, mood Gentar semakin berantakan. Apa keputusannya datang ke tempat ini salah? Kalau begitu ia pergi saja.

"Baru dateng udah mau cabut lagi." Ganang berkata sembari menarik tudung hoodie yang Gentar pakai sampai Gentar kembali duduk anteng di sebelahnya.

"Jadi bener lo ada masalah sama Jella?" tanya Fiki memastikan. Menelisik wajah Gentar yang terlihat seperti orang frustrasi.

"Ada saatnya kita pendem masalah kita sendiri. Tapi ada saatnya juga kita berbagi sama orang lain," ujar Adi menyadari situasi karena Gentar tidak kunjung bersuara.

"Jangan dipendem sendiri, Gen. Gue tau lo paling nggak mau nambahin beban pikiran temen-temen lo. Tapi seenggaknya sedikit banyak masalah yang lo hadepin, bagi juga ke kami. Kita bukan cuma temen, tapi kita ini sahabat." Adi menambahkan.

"Jangan dipaksa kalo Gentar nggak mau cerita. Biar dia pendem sendiri sampai jadi penyakit hati," ujar Ganang melirik sekilas ke arah Gentar.

Fiki dan Adi pun diam mendengar ucapan Ganang. Suasana Tongkrongan Perganta yang tadinya ramai dengan canda tawa anak-anak SMA Mahanta pun menjadi senyap karena kehadiran pemimpin mereka yang sedang tidak terlihat baik-baik saja.

"Lo bener, Nang," ucap Gentar memecah keheningan. Membuatnya sekarang menjadi pusat perhatian.

"Jella nggak sebaik yang gue kira," sambungnya disusul tawa hambar. Kepalanya tertunduk, melihat gelang couple yang Jella berikan padanya beberapa bulan lalu. Ia menarik paksa gelang itu dan membuangnya sembarang.

"Dia kalem, baik, tutur katanya sopan. Bahkan sifat dan sikap dia manis banget ke gue," ujar Gentar dengan senyum getirnya.

"Lo semua," Gentar mengedarkan pandangannya. Melihat ke arah teman-temannya—anggota Perganta—dengan seksama.

"Udah nggak bakalan uwuphobia lagi lihat gue sama Jella. Gue putus sama Jella, secara baik-baik."

Semua orang yang berada di tongkrongan jelas terkejut mendengar pernyataan Gentar. Hubungan Gentar dan Jella terlihat baik-baik saja satu tahun ke belakang. Gentar dan Jella saling melengkapi, menebar kebahagiaan, dan menjadi panutan gaya pacaran yang sehat bagi mereka. Khususnya para anggota Perganta yang setiap hari melihat bagaimana manisnya hubungan Gentar dan Jella.

"Lo serius udahan sama Jella?" Adi masih tidak percaya.

"Lo hari ini setahun kan sama dia? Yakin nggak nyesel putus begini?" cecar Fiki sama dengan Adi. Tidak percaya.

"Lo pasti lagi ngeprank ini," kekeh Adi menggelengkan kepalanya pelan.

"Nggak lucu sumpah, Gen. Ayolah muka lo nggak usah sok menjiwai peran gitu. Lo pasti becanda. Gue tau lo sama Jella nggak bakalan bisa putus," sambung cowok itu mengangkat dagu Gentar kasar agar sahabatnya itu tidak menunduk dan menatap kosong ke bawah.

"Gue serius. Gue sama Jella sekarang sebatas masa lalu yang cuma bisa gue kenang doang. Nggak bakal bisa diulang lagi, persis kayak waktu," ujar Gentar disusul desahan kecewa dari teman-temannya, kecuali Ganang yang tersenyum senang di atas penderitaan sahabatnya sendiri karena ini yang Ganang mau sejak dulu.

"Nggak pa-pa, Gen. Yang penting sekarang lo udah sadar. Apa yang tampak diluar enggak selamanya dalamnya juga bagus. Inget tuh kata-kata gue," ujar Ganang sembari merangkul Gentar.

"Gue dari dulu emang nggak sreg sama cewek itu. Tapi lo nggak pernah dengerin apa kata gue. Yaudah gue bisa apa selain bersikap sewajarnya sama lo dan Jella? Nggak mungkin kan dulu gue harus jelek-jelekin Jella biar lo nggak pacaran sama dia?" ujarnya lagi.

"Sekarang lo udah tau sendiri gimana sifat asli dia, bukan dari mulut orang lain." Ganang menepuk bahu Gentar.

"Ayo dong bersyukur. Tanpa dia lo masih bisa bahagia. Bahkan jauh lebih bahagia," ujar Ganang lagi.

"Alhamdulillah," ucap Gentar menganggukkan kepalanya pelan. "Tapi gue masih sakit hati sama dia. Jella pacar sekaligus mantan pertama gue."

"Nggak pa-pa. Pelan-pelan lo bisa move on," ujar Fiki memotivasi.

"Emang Jella ngapain? Apa yang bikin lo putus sama dia? Lo yang mutusin?" cecar Adi masih saja kepo dengan kejadian yang membuat kapal Gentar Jella karam tepat di satu tahun hubungan mereka.

"Gue nggak mau jelek-jelekin Jella. Biar lo dan yang lain tau sendiri gimana Jella yang sebenarnya," ujar Gentar menutup topik itu. Semakin membahas masalahnya dengan Jella, hatinya semakin terasa sakit. Seperti ada belati yang menorehkan luka baru di hatinya.

Fiki menepukkan telapak tangannya berulang kali sembari berseru, "Yok malam ini kita hibur Gentar. Gagal bercinta bukan berarti kita berhenti buat bahagia!"

"Semangat, Gen!" ucapnya pada Gentar dan dibalas senyuman singkat oleh cowok itu.

"Inget tiga slogan Perganta?" Fiki berseru.

"Ganteng beraksi, pantang patah hati!"

"Pantang tumbang sebelum berjuang!"

"Salam ganteng!"

Para anggota Perganta bergantian menghampiri Gentar untuk melakanan handshake ala mereka. Suara mereka menyatu kala menyanyikan lagu Hivi Siapkah Kau Untuk Jatuh Cinta Lagi didukung dengan genjrengan gitar dari Adi.

Bagi Gentar, Perganta adalah rumah di segala keadaan yang ia hadapi. Keceriaan dan solidaritas mereka tidak ia ragukan lagi. Perganta bukan hanya perkumpulan biasa, mereka keluarga kedua bagi Gentar. Mungkin bagi seluruh anggotanya. Seluruh kaum adam di SMA Mahanta yang mengklaim dirinya tampan.

"Hilang satu tumbuh seribu," ujar Ganang mengundang tolehan dari Gentar.

"Siap-siap diuber sama cewek-cewek Mahanta kalo kabar lo putus sama Jella sampai ke mereka," katanya disusul dengan kekehan kecil.

"Buat sekarang nggak dulu, Nang. Gue butuh waktu," sahut Gentar.

"Gue pikir-pikir, lo butuh seseorang buat bantu lo move on. Minta dijodohin gih sama keluarga lo. Kakek lo kan getol banget tuh jodohin cucu-cucunya," ujar Ganang disusul kekehan kecilnya.

Gentar menggeleng. "Itu sama aja gue lampiasin sakit hati gue ke orang lain. Gue nggak mau nyakitin cewek. Hati cewek nggak setegar yang kita kira," katanya menolak.

Ganang mengangguk. Begitulah Gentar. Sahabatnya itu paling tidak bisa menyakiti hati perempuan. Bahkan ia tidak pernah melihat Jella menangis karenanya. Siapapun perempuan yang dekat dengannya, selalu dia perlakukan layaknya princess. Secara langsung maupun tidak langsung. Sangat pantas untuk dijadikan panutan.

"God bless u, Gen," ujar Ganang menepuk bahu Gentar dua kali.

"Thanks, Nang."

Gentario Dewanggara, cowok paling istimewa di antara yang lainnya. Sifatnya perpaduan dari sifat teman-temannya. Cowok yang selalu berada di garis terdepan agar teman-temannya bahagia. Gentar juga selalu mengedepankan logika dari pada hati. Mendahulukan kebahagiaan orang lain daripada dirinya sendiri. Semua orang pun bisa merasakan vibe postive dari cowok itu.

Dan malam ini, izinkan teman-teman Gentar untuk membahagiakannya. Mengajak cowok itu untuk bangkit dari titik terendahnya dalam bercinta.

To Be Continue

I hope u like it💘
Makasih yang udah baca

All member PERGANTA said "Salam Ganteng!"

Follow Tiktok & Instagram : @perganta_ofc

Twitter Gentar : @gentariodewa

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang