51. SALTING TERUS

2.2K 305 23
                                    

Sebuah hubungan butuh komitmen. Komitmen pelengkap sebuah hubungan.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

51. SALTING TERUS

Setelah bazar SMA Mahanta selesai digelar langsung diadakan acara pembubaran panitia. Azkira yang tidak menjadi bagian dari panitia acara menunggu Gentar di parkiran.

Cewek berjaket denim abu-abu itu sesekali melempar senyum dan melambaikan tangan pada siswa-siswi Mahanta yang menyapanya.

Mungkin jika tidak memiliki hubungan dengan Gentar, Azkira hanya siswi biasa yang tidak banyak dikenal orang. Tetapi sekarang Azkira sudah mulai terbiasa. Ini sudah menjadi konsekuensi memiliki pacar seorang pentolan Perganta, ia harus menerima kenyataan jika hidupnya menjadi pusat perhatian semua orang.

Saat mengedarkan pandangannya, Azkira melihat Zio berjalan menuju parkiran bersama seorang cewek. Azkira tahu cewek itu siapa, Zio sering bercerita tentang cewek itu padanya dan Arin.

"Udah selesai rapatnya?" tanya Azkira pada Zio.

"Udah selesai. Lo kenapa nggak nunggu di dalem aja tadi?" Zio bertanya sembari menyodorkan helm kepada cewek yang bersamanya tadi.

"Gue nggak enak sama yang lain, makanya gue nunggu di sini."

"Santai aja, Ra. Perlu gue temenin nggak?"

Azkira langsung menggelengkan kepalanya. Ia menjawab, "Enggak usah, makasih ya. Paling Gentar juga bentar lagi ke sini. Kalian pulang duluan aja nggak pa-pa."

"Beneran?"

"Iya, Zio." Azkira mengulum senyumnya saat cewek yang bersama Zio tadi melempar senyum padanya.

Selang beberapa menit Zio dan cewek itu pergi, Gentar datang bersama Fiki dan Adi. Mereka bertiga berjalan menuju ke arah Azkira sembari bercanda.

"Lah lo nunggu di sini sendirian dari tadi, Ra?" tanya Adi pada Azkira. "Wah parah Si Gentar mah, anak orang ditinggal sendirian. Mana cantik banget begini nanti kalo diculik orang gimana?"

"Kompor banget lo jadi cowok," cibir Fiki sembari menjewer pelan telinga Adi

"Lama banget ya? Maaf," ucap Gentar saat Azkira mendekat dan memeluk lengannya.

"Enggak kok. Kita jadi ke apartemen abang kamu?"

"Jadi, tapi aku anterin kamu pulang dulu ya ganti baju." Azkira menganggukkan kepalanya setuju.

"Gue sama Fiki boleh ikut nggak?" Adi menatap Gentar dan Azkira dengan mata yang berbinar.

"Boleh kan, Gen?" Azkira mendongak sedikit untuk menatap mata Gentar, meminta persetujuan. Sementara Gentar menunduk, mengulum senyum lalu mengangguk.

"Boleh, Adi. Nanti ketemu di apartemen bang Tegar yaaa!" Azkira berkata seperti itu sembari menepuk bahu Adi dua kali.

"Siap, Ratu!" Adi melayangkan hormat pada Azkira.

"Ratu gue!" sahut Gentar cepat dan menepis tangan Adi yang masih terangkat untuk berhormat.

Fiki hanya tertawa pelan melihat kelakuan kedua sahabatnya. Gentar cemburuan, Adi suka mancing keributan. Cocok banget.

"Ya elah, iya-iya Ratu lo." Adi memutar bola matanya malas lalu mengajak Fiki pergi untuk mengambil motor.

"Apa sih kok jadi gemes banget mukanya kalo lagi kesel," ungkap Azkira sembari menepuk kedua pipi Gentar. "Keselnya dilanjut nanti yaa, kita pulang dulu."

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang